بسم الله الرّحمن الرّحيم
ثُمَّ اعْلَمْ أَنَّ
التَّصَوُّفَ لَهُ خَصْلَتَانِ : الْإِسْتِقَامَةُ مَعَ اللّٰهِ تَعَالٰى وَالسُّكُوْنُ
عَنِ الخَلْقِ، فَمَنْ اسْتَقَامَ مَعَ اللّٰهِ عَزَّ وَجَلَّ وَأَحْسَنَ خُلُقَهُ
مَعَ النَّاسِ وَعَامَلَهُمْ بِالْحِلْمِ فَهُوَ صُوْفِيٌّ، وَالْإِسْتِقَامَةُ أَنْ
يَفْدِيَ حَظَّ نَفْسِهِ عَلٰى أَمْرِ اللّٰهِ تَعَالٰى، وَحُسْنُ الْخُلُقِ مَعَ النَّاسِ
أَنْ لَا تَحْمِلَ النَّاسَ عَلٰى مُرَادِ نَفْسِكَ بَلْ تَحْمِلَ نَفْسَكَ عَلٰى مُرَادِهِمْ
مَا لَمْ يُخَالِفُوْا الشَّرْعَ
Kemudian ketahuilah bahwa tasawuf memiliki 2 karakter, yaitu istiqomah terhadap Allah Yang Maha Luhur dan tenang (tentram) dari makhluk. Lalu barang siapa yang beristiqomah terhadap Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung, memperbaiki akhlaqnya terhadap manusia, dan berinteraksi dengan mereka, maka dia adalah seorang sufi. Istiqomah adalah apabila seseorang menebus jatah dirinya sendiri (mengorbankan kepentingan diri sendiri) untuk melakukan perintah Allah Yang Maha Luhur. Berakhlaq yang baik terhadap manusia adalah apabila kamu tidak membawa (memaksa) manusia pada keinginan dirimu sendiri, tetapi membawa dirimu pada keinginan mereka selama mereka tidak bertentangan dengan syariat.
0 komentar:
Posting Komentar