Kamis, 10 Juni 2021 0 komentar

Kisah Gitar Gambus Habib Segaf bin Abu Bakar Assegaf

بسم الله الرّحمن الرّحيم

Hadratus Syeikh Arifin bin Ali bin Hasan & Habib Segaf bin Abu Bakar Assegaf


Pegambus ternama Tanah Air, Habib Segaf Assegaf adalah putra dari Al-Quthub Al-Imam Abu Bakar bin Muhammad Assegaf, Gresik. Menurut banyak sumber yang telah dikonfirmasi keabsahannya oleh banyak Habaib Indonesia, kisah Habib Segaf mencintai gambus bermula dari kisah ayahnya, Habib Abu Bakar Assegaf saat berada di Hadhramaut.

Saat itu beliau menegur seseorang yang terus memainkan gambus tanpa memperhatikan waktu. Pegambus tersebut (yang kemungkinan Madzdub) lantas berkata, "Engkau akan memiliki seorang anak yang seperti diriku." Dan benar beliau memiliki putra, yakni Habib Segaf yang amat menggemari gambus.

Makna tersirat dari kisah di atas adalah, bahwa tidak semua gambus melenakan seperti yang difahami orang kebanyakan, khususnya kaum Wahabi yang menyatakan bulat-bulat bahwa musik adalah haram.

Gambus dalam beberapa kasus, seperti Habib Segaf ini, merupakan satu sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Melalui gambus disampaikan pesan-pesan moral, nasehat agama dan sebagainya.

Di dunia kesufian, gambus juga banyak digunakan para wali untuk menutup pandangan kasyaf mereka terhadap dunia. Mereka yang diberi keistimewaan melihat hakikat bentuk manusia, umumnya merasa "tidak nyaman" dengan anugerah tersebut, sehingga menggunakan gambus untuk menutupi kasyafnya.

Di Indonesia, selain Habib Segaf, yang menggunakan gambus untuk metode ini adalah Habib Abdul Qadir bin Abdullah Bilfaqih (Sayyid Abu Abdillah Elkisa).

Melalui Habib Segaf, Habib Abu Bakar kemudian mengerti arti lain gambus yang ternyata memiliki hakikat khusus. Sebab ketika beliau melarang anaknya untuk bermain gambus lagi, gitar gambus putranya tersebut menangis dan mengutarakan kesedihannya karena tidak dimainkan lagi.

Maka semenjak itu Beliau Habib Abu Bakar tidak pernah lagi melarang putranya bermain Gambus.

Sumber: https://majelisalmunawwarah.blogspot.com/2021/06/kisah-gitar-gambus-habib-segaf-bin-abu.html

Sabtu, 05 Juni 2021 0 komentar

20 Musuh Iblis

بسم الله الرّحمن الرّحيم

Ibnu Abbas ra. berkata, "Pada suatu hari Rasulullah bertanya pada iblis (rajanya setan), berapa banyak musuhmu dari kalangan umatku?" Iblis menjawab, "Ada dua puluh golongan, yaitu:

  1. Engkau, Muhammad, karena aku sangat membencimu
  2. Orang 'alim (berilmu, cerdik cendikia) yang mengamalkan (mengajarkan, menyebarluaskan) ilmunya.
  3. Orang yang hafal Alquran dan mengamalkan isinya.
  4. Mu'adzin yang mengumandangkan adzan sholat lima waktu dengan niat yang ikhlas karena Allah
  5. Orang yang mencintai fakir miskin dan anak yatim
  6. Orang yang berhati kasih sayang
  7. Orang yang menerima penuh kebenaran
  8. Remaja yang giat beribadah
  9. Orang yang hanya memakan barang halal
  10. Dua orang yang saling mencintai karena Allah
  11. Orang yang selalu sholat berjamaah
  12. Orang yang mau sholat Tahajud, saat kebanyakan orang terlelap tidur
  13. Orang yang mampu memelihara dirinya dari perbuatan dan ucapan haram
  14. Orang yang mampu menasehati saudaranya sementara di hatinya tidak ada maksud atau tendensi apapun (ikhlas)
  15. Orang yang selalu menjaga wudhunya
  16. Orang yang dermawan
  17. Orang yang berakhlaq mulia
  18. Orang yang meyakini bahwa rejeki itu sudah dijamin oleh Allah SWT
  19. Orang yang menyantuni janda miskin
  20. Orang yang menyiapkan bekal untuk menyambut kematiannya.

Disadur dari kitab Syarh Al-Munabbihaat 'Alal Isti'daad Li Yaumil Ma'aad, karya Syeikh Ibnu Hajar Asqalani.

Sumber: https://majelisalmunawwarah.blogspot.com/2014/06/20-musuh-iblis.html
0 komentar

Nasehat Habib Anis Al-Habsyi Tentang Empat Pilar Utama Kehidupan

بسم الله الرّحمن الرّحيم

Habib Anis bin Alwi Al-Habsyi (Solo)

KALAM AL HABIB ANIS AL HABSYI CUCU AL HABIB ALI BIN MUHAMMAD AL HABSYI (SHOHIBUL MAULID SIMTHUD DHUROR)

Ada empat hal yang selalu disampaikan oleh Habib Anis kepada jama’ah yang hadir di majlis beliau, 

“Pertama, Kalau engkau ingin mengetahui diriku, lihatlah rumahku dan masjidku. Masjid ini tempat aku beribadah mengabdi kepada Allah.

Kedua, zawiyah, di situlah aku menggembleng akhlak jama’ah sesuai akhlak Nabi Muhammad SAW.

Ketiga, kusediakan buku-buku lengkap di perpustakaan, tempat untuk menuntut ilmu.

Dan keempat, aku bangun bangunan megah. Di situ ada pertokoan, karena setiap muslim hendaknya bekerja. Hendaklah ia berusaha untuk mengembangkan dakwah Nabi Muhammad SAW”

Ibadah, akhlaq, ilmu dan pekerjaan adalah empat pilar kesuksesan dalam kehidupan manusia. Jangan sampai kita kehilangan salah satunya apalagi kehilangan semua. Alangkah indahnya hidup apabila memiliki bekal ilmu, akhlaq yang mulia, semangat mengabdi kepada Allah dalam berbagai macam bentuk ibadah, dan pekerjaan yang layak sehingga kita jadi orang terhormat dan tidak membutuhkan uluran tangan orang lain.

Allahuma Shalli ‘Alaa Sayyidina Muhammad Wa ‘Alaa Aali Sayyidina Muhammad

Sumber: https://majelisalmunawwarah.blogspot.com/2021/06/nasehat-habib-anis-al-habsyi-tentang.html

 
;