Sabtu, 25 April 2020 0 komentar

2 Ramadhan 1441 H (24 April 2020)

بسم الله الرّحمن الرّحيم

  1. Sesungguhnya ilmu dhohir itu tidak akan bisa bersama dengan ilmu batin. 
  2. Ketakwaan itu letaknya pada hati, namun apabila hati sudah dikotori dengan hawa nafsu maka rusaklah ketakwaan itu, maka fungsi akal untuk menekannya agar menjadi nafsu mutmainah, dan mustahil akal mampu bekerja tanpa memiliki ilmu, dan ilmu itu cahaya (Nur).
  3. Banyak manusia mengerti hukum tetapi tidak mengetahui hukum itu sendiri.
  4. Sesungguhnya orang yang bertakwa itu memiliki bukti apa yang dikerjakannya selalu selesai dan mudah, banyak manusia apa yang dikerjakannya berantakan tetapi dia mengaku takwa sungguh ketakwaannya adalah sebuah pengakuan tanpa bukti. 
  5. Tolak ukur dirimu sudah takwa atau tidak maka lihatlah apa yang menjadi urusanmu itu mudah atau tidak.
  6. Banyaknya urusan yang tidak beres dan selesai disebabkan tidak takwa, karena didasari dengan kemauan bukan dengan keyakinan pada Tuhannya. 
  7. Pisahkanlah setiap urusanmu mana keinginan Tuhanmu, dan mana keinginan dirimu, dan keinginan yang didasarkan atas Allah SWT itulah yang disebut ma'rifat.
  8. Tidak disebut orang yang takwa yang dia tidak memiliki ketaatan kepada Tuhannya.
  9. Tidak disebut orang yang takwa yang dia tidak memililki sifat qonaah, dan tidak disebut qonaah orang yang menerima sesuatu dengan tidak suka. Disebut qonaah adalah apa yang menimpamu itu kamu bahagia karena menyadari itu semua berasal dari Allah SWT.
  10. Menerima segala keputusan Allah SWT dengan gembira disebut qonaah, walaupun hal itu pahit dan banyak manusia yang tidak menyukainya.
  11. Tidak disebut orang yang takwa yang dia tidak Wara'.
  12. Huruf ya' terakhir dalam ketakwaan bisa diartikan juga huruf alif, dimana huruf itu berarti ma'rifat dan dikhususkan bagi orang-orang yang khusus, orang yang tasawuf.
  13. Mustahil manusia itu dapat bertakwa apabila dia tidak berma'rifat kepada Allah SWT.
  14. Puncak dari ketakwaan adalah ma'rifat kepada Allah SWT.
  15. Mudahnya urusan karena manusia itu bertakwa, sehingga dia mengenal Tuhannya, maka petunjuk-petunjuk mengalir kepada dirinya. 
  16. Mustahil sesuatu itu dapat dikerjakan dengan mudah tanpa memiliki petunjuk.
  17. Sesungguhnya rejeki itu luas maknanya, rejeki yang disebut materi dunia setiap manusia pasti mendapatkannya, tetapi rejeki khusus yaitu rejeki iman hanya diberikan kepada manusia yang bertakwa kepada Tuhannya. 
  18. Orang yang tawakal dia tidak akan pernah membebani dirinya dan akalnya untuk memikirkan suatu hal, dia selalu mengandalkan dan mengembalikan segala urusannya kepada Allah SWT. 
  19. Apabila hambaKu mendapatkan tambahan satu hikmah, maka Aku akan menambahkannya lagi hikmah-hikmahnya.
  20. Banyaknya manusia yang baik kepadamu bukan berarti dirimu adalah baik, tetapi ketahuilah itu adalah kebaikan yang Allah SWT anugerahkan kepada dirimu. 
  21. Orang yang kuat emosionalnya ini bukanlah tanda-tanda seorang hamba, dia lebih kuat bergantung kepada dirinya bukan kepada Allah SWT, dia telah syirik kepada dirinya sendiri. 
  22. Sesungguhnya manusia itu diberikan oleh Allah SWT itu hanya sebatas mengolah saja, tidak untuk memiliki, kelak semua akan dikembalikan dan dimintai pertanggung jawabannya.
  23. Ajaran yang bisa dipelajari itu hanyalah sebatas syariat dan tarikat, dan hakikat itu tidak bisa dipelajari karena dia adalah bentuk hasil, begitu juga dengan ma'rifat adalah menjadikan hasil itu sebuah pembentukan dari hasil yang didapat.
  24. Manusia yang bersedekah tetapi tidak mengetahui ilmunya, dia seperti halnya orang yang sedang berjudi, mereka mengeluarkan sesuatu dan berharap kembali dengan jumlah yang lebih. 
  25. Orang yang berjalan di jalan syariat hendaknya dia sibuk bagaiman menyucikan, bagaimana dia menyucikan dhahir, menyucikan batin, menyucikan lisan dan lain sebagainya.
  26. Tarikat itu adalah tahap dimana manusia hendaknya banyak bersyukur kepada Allah SWT, baik senang maupun tidak senang.
  27. Segala apa yang menimpamu itu janganlah kamu berontak, syukurilah apa yang telah ditakdirkan Allah SWT kepadamu.
  28. Manusia belajar mengenal ilmu Allah SWT agar mengetahui kebesaran Allah SWT agar dia juga mengetahui betapa tidak mampu dirinya. 
  29. Sesungguhnya bentuk pengakuan seorang hamba atas ketidak mampuannya atau kelemahannya adalah puncak dari segala perjalanan spiritualnya.
  30. Segala bentuk ibadah yang menuju kepada Allah SWT itu semuanya adalah dalam rangka kita mengetuk pintu Allah SWT.
  31. Janganlah kamu merasa amalmu itu diterima Allah SWT, tetapi selalu tekankan dirimu itu masih lemah dalam beramal sehingga kamu terus untuk beramal, dan janganlah kamu berpikir akan penerimaan melainkan hanya menuju kepadaNya semata.
  32. Diharuskan ucapan orang yang mengenal Allah SWT kepada orang awam yang beriman tidak keluar dari 3 hal yaitu: mengingat nikmat, terus menerus dalam berbuat taat, menjauhi perbuatan maksiat.
  33. Kuatkanlah syukur dengan banyak mengingat nikmat, dan kuatkanlah sabar dengan taat. 
  34. Jadikanlah hatimu selalu bersyukur dan badanmu selalu bersabar. 
  35. Banyak manusia yang tidak mampu bersyukur dan bersabar disebabkan dia tidak mengenali penyakit yang ada pada dirinya.
  36. Sesungguhnya hati yang lemah akan meminta dan berharap pertolongan kepada Allah SWT mustahil manusia akan dapat berdzikir. 
  37. Sadarilah kita itu berasal dari keturunan Nabi Adam yang pernah berbuat dosa, sehingga diwajibkan bagi kita untuk mengaku dhalim agar manusia itu terbebas dari segala dosa-dosa.
  38. Apabila manusia itu sudah mengaku dhalim, sekotor apapun dosa yang menempel pada dirimu pasti Allah SWT akan kembalikan dalam kebersihan.
  39. Orang yang sudah meyakini, segala amal kebaikan yang tidak dijalankan ini akan diketahui kerugiannya, sedangkan mereka yang ragu-ragu dalam mengerjakannya dia pasti tidak akan keberatan dalam meninggalkan amal-amalnya. 
  40. Bentuk dari orang yang cerdas adalah dia selalu menambahkan segala aspek yang ada pada kehidupannya.
  41. Ilmu ada yang bisa di uraikan dan diterjemahkan namun ada pula ilmu yang tidak bisa di uraikan dan diterjemahkan, dan mustahil akal manusia akan mampu menjangkaunya. Dan itu semua murni bentuk isyarah dari Allah SWT.
  42. Maka berusahalah maksimal dalam beramal baik, dan jangan menunggu penilaian dari siapapun.
  43. Sesungguhnya manusia itu setiap waktu dia menghasilkan amal, tetapi diketahui ada kecacatan dalam amalnya yang akan membebani dan membuatnya menderita karena kesedihan.
  44. Banyak manusia mampu beramal tetapi tidak mampu menjaga amalnya itu sebaik mungkin. 
  45. Sesungguhnya seorang Guru itu akan memaksa sang murid untuk terus berbuat kebaikan yang tidak disadari dan diketahui oleh muridnya.
  46. Orang yang banyak dosa itu selalu diliputi kegelisahan, dan dia selalu bingung akan dirinya sendiri, dan kebanyakan dosa yang manusia perbuat akibat dosa-dosa kedua orang tuanya.
  47. Letakkan ilmu dan pengetahuan itu nomer satu didepanmu, dan utamakanlah niat itu terlebih dahulu daripada amal.
  48. Peganglah 3 nasehat: Pahitlah dulu untuk menuntut ilmu, sabarkan dalam ketaatan dan tinggalkan maksiat, kerjakan setiap apa yang sudah di amalkan.
  49. Syeikh KH. Zainuddin Syahbana: "Apabila kamu hendak menuntut ilmu kepadaku, maka seperti Nabi Khidir, Jangan tanya apa yang aku lakukan, jangan bantah apa yang aku perintahkan, dan terakhir tunggu sampai aku menjelaskan segalanya kepadamu." maka saat Guru melaksanakan 3 hal tersebut tanpa dijelaskan Allah SWT memberikan hidayah maksud-maksud yang tidak diketahui itu.
  50. Sampai kapanpun kamu memikirkan ilmu Allah SWT tidak akan muat dalam pikiranmu, karena letak ilmu itu dihati, dan hati adalah lambang arsy, maka hati yang gelap disebabkan kamu kotori dengan dunia. 
  51. Haram membicarakan ilmu yang dapat didengar oleh orang yang awam, dan janganlah kamu membuat kebingungan orang awam yang mendengar.
  52. Sambungkanlah dirimu senantiasa kepada Guru-gurumu, sibukkanlah hati dan dirimu mengingat nasehat-nasehatnya.
  53. Orang yang hidup hatinya dia akan bisa mendengar nasehat-nasehat Gurunya dan ilmu-ilmu yang rahasia, namun hati yang mati dia tidak akan mendengar apa-apa dan dia terbunuh oleh hawa nafsu.
  54. Tanda-tanda kamu sudah khusyuk dihati adalah makanan apapun yang kamu makan akan menjadi pahit sekalipun itu makanan yang sangat lezat.
  55. Di ulang-ulangnya sebuah doa ibarat seperti halnya orang yang mengayuh sepeda, tidak disadari dia telah sampai kepada tujuan.
  56. Padamkanlah hatimu dari segala keinginan niscaya akan padam hawa nafsu pada dirimu.
  57. Musuhmu yang terbesar bukanlah orang yang paling kuat, yaitu musuhmu adalah dirimu sendiri yang setiap hari berhasil mengalahkan dirimu.
 
;