Tampilkan postingan dengan label Sirah Nabawiyah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sirah Nabawiyah. Tampilkan semua postingan
Selasa, 05 September 2023 0 komentar

Kisah Pengemis Buta Dan Nabi Muhammad SAW

بسم الله الرّحمن الرّحيم

Di suatu tempat yaitu pasar di Kawasan Madinah Al Munawarah, ada seorang pengemis Yahudi buta yang selalu meminta-minta.

Setiap kali ada orang lewat di hadapannya, pengemis itu selalu mengatakan hal-hal buruk terhadap sosok Nabi Muhammad.

"Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad. Dia itu orang gila, pembohong, tukang sihir, apabila kalian mendekatinya akan dipengaruhinya," kata pengemis itu.

Dari hari ke hari, pengemis itu selalu mengucapkan kalimat sama secara berulang agar siapa saja berhati-hati pada Muhammad yang menurutnya punya pengaruh buruk.

Nabi Muhammad yang mengetahui perbuatan si pengemis itu sama sekali tidak merasa marah atau kesal. Beliau justru memberi makanan dan menyuapi pengemis itu dengan penuh kasih sayang.

Selama memberi pengemis makanan, Nabi Muhammad tidak pernah berkata apa pun dan cukup diam mendengarkan setiap perkataan si pengemis.

Nabi juga rela meluangkan waktu setiap pagi untuk menyuapkan makanan kepada pengemis buta tersebut.

Kebiasaan tersebut terus berlanjut setiap hari, bahkan si pengemis itu tak tahu bahwa yang menyuapinya makan adalah Nabi Muhammad yang ia benci.

Hingga suatu hari Rasulullah wafat. Lalu Aisyah RA berpesan pada Abu Bakar tentang kebiasaan Nabi Muhammad yang selalu memberi pengemis makan. Abu Bakar segera datang menemui pengemis di pasar sambil membawa makanan.

Ketika diberi makanan oleh Abu Bakar, pengemis itu menolak karena ia tahu bahwa orang yang memberinya makanan kali ini bukanlah seperti orang yang biasanya.

Pengemis yang menolak makanan dari Abu Bakar berkata bahwa orang yang biasa mendatanginya selalu menyuapi, bahkan terlebih dahulu menghaluskan makanannya sebelum diberikan kepada si pengemis.

Mendengar cerita dari pengemis buta itu, Abu Bakar hanya bisa menangis karena ia tahu betapa mulianya Muhammad kepada semua orang, sekalipun pada orang yang telah menghinanya.

Abu Bakar berkata, "Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW."

Setelah mendengar penjelasan dari Abu Bakar, pengemis buta itu terkejut. Ia ikut menangis dan berkata, "Benarkah demikian?"

"Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, dan ia tidak pernah marah sedikit pun, ia datang kepadaku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia," ucap pengemis itu.

Usai kejadian tersebut, si pengemis buta yang menghina Nabi Muhammad itu langsung mengucapkan syahadat di hadapan Abu Bakar.

Hal ini menjadi bukti bahwa kasih sayang, kelembutan, dan kebaikan Nabi dapat menggerakkan hati seseorang dan membuatnya memeluk Islam.
Minggu, 04 Juli 2021 0 komentar

Ular Yang Rindu Melihat Wajah Baginda Rasulullah

بسم الله الرّحمن الرّحيم

Pada saat Rasulullah Hijrah bersama Sayyidina Abu Bakr, Ketika itu Rasulullah dan sayyidina Abu Bakr masuk ke dalam salah satu goa untuk beristirahat dimana di dalam goa itu terdapat banyak lubang ular dan sarang-sarang kalajengking, maka Sayyidina Abu Bakr As Shiddiq membuka sorbannya untuk menutupi lubang-lubang itu, supaya tidak ada ular yang keluar dari lubang-lubang itu. Maka semua lubang tertutup kecuali satu lubang, dan disaat itu Rasulullah sedang tertidur di pangkuan sayyidina Abu Bakr.

Abu Bakr pun selalu melihat lubang yang belum tertutup itu khawatir kalau ada ular atau kalajengking yang keluar dari lubang itu, dan ternyata ada ular yang mengeluarkan kepalanya di lubang itu, maka sayyidina Abu Bakr segera menutup lubang itu dengan telapak tangannva sehingga ular itu terus menggigitnya dan beliau hanya menahan sakit tanpa bergeming sedikit pun karena khawatir rasulullah akan terbangun dari tidurnya, maka Abu Bakr terus menahan sakit sampai air matanya menetes karena pedihnya gigitan ular itu dan tetesan air mata beliau mengenai wajah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Akhirnya Rasulullah pun terbangun dari tidurnya dan berkata: apa yang terjadi wahai Abu Bakr ? maka Abu Bakr menjawab : ular telah menggigitku wahai Rasulullah, maka diraih lah tangan Abu Bakr yang dipenuhi dengan darah karena gigitan ular dan Rasulullah meludahinya kemudian sembuhlah luka itu. Diriwayatkan dalam riwayat yang tsiqah (oleh Guru Mulia Alhabib Umar) bahwa ular itu datang bukan ingin mengganggu tetapi hanya ingin melihat wajah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, namun ketika dihalangi oleh Abu Bakr As Shiddiq maka ular itu pun marah dan menggigit tangan Abu Bakr.

Sabtu, 05 Juni 2021 0 komentar

20 Musuh Iblis

بسم الله الرّحمن الرّحيم

Ibnu Abbas ra. berkata, "Pada suatu hari Rasulullah bertanya pada iblis (rajanya setan), berapa banyak musuhmu dari kalangan umatku?" Iblis menjawab, "Ada dua puluh golongan, yaitu:

  1. Engkau, Muhammad, karena aku sangat membencimu
  2. Orang 'alim (berilmu, cerdik cendikia) yang mengamalkan (mengajarkan, menyebarluaskan) ilmunya.
  3. Orang yang hafal Alquran dan mengamalkan isinya.
  4. Mu'adzin yang mengumandangkan adzan sholat lima waktu dengan niat yang ikhlas karena Allah
  5. Orang yang mencintai fakir miskin dan anak yatim
  6. Orang yang berhati kasih sayang
  7. Orang yang menerima penuh kebenaran
  8. Remaja yang giat beribadah
  9. Orang yang hanya memakan barang halal
  10. Dua orang yang saling mencintai karena Allah
  11. Orang yang selalu sholat berjamaah
  12. Orang yang mau sholat Tahajud, saat kebanyakan orang terlelap tidur
  13. Orang yang mampu memelihara dirinya dari perbuatan dan ucapan haram
  14. Orang yang mampu menasehati saudaranya sementara di hatinya tidak ada maksud atau tendensi apapun (ikhlas)
  15. Orang yang selalu menjaga wudhunya
  16. Orang yang dermawan
  17. Orang yang berakhlaq mulia
  18. Orang yang meyakini bahwa rejeki itu sudah dijamin oleh Allah SWT
  19. Orang yang menyantuni janda miskin
  20. Orang yang menyiapkan bekal untuk menyambut kematiannya.

Disadur dari kitab Syarh Al-Munabbihaat 'Alal Isti'daad Li Yaumil Ma'aad, karya Syeikh Ibnu Hajar Asqalani.

Sumber: https://majelisalmunawwarah.blogspot.com/2014/06/20-musuh-iblis.html
Rabu, 12 Agustus 2020 0 komentar

Ketika Darah Rasulullah Menetes

بسم الله الرّحمن الرّحيم

Saat Rasulullahﷺ terluka

Gigi geraham beliau patah, bibir bawahnya sobek, dahi dan keningnya yang mulia juga bercucuran darah

Rasulullah malah tak henti menadahi tetesan darah itu dan mengusapkan ke dadanya agar jangan menetes ke tanah meski dalam keadaan genting sekalipun

Setelah perang mereda seorang Sahabat memberanikan diri bertanya perihal perilaku beliau tersebut;⠀

Dengan lemah lembut Rasulullah pun menjawab

Aku mendengar apa yang tidak kalian dengar

Malaikat penjaga gunung berkata: kalau ada setetes darahku menyentuh bumi, maka Allah akan menurunkan adzab dari langit kepada mereka yang memerangiku

Mendengar jawaban itu para Sahabat kembali bertanya, "Mengapa engkau tidak mendoakan para musuh Allah itu supaya celaka?" ⠀

Rasulullah kembali menjawab:

Sungguh aku tidak diutus untuk melaknat, tetapi berdakwah dan menyebarkan rahmat kepada semesta alam. ⠀

“Ya Raab berilah hidayah kepada mereka, karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui." ⠀

اللّهمّ صلّ على سيّدنا محمّد و على آل سيّدنا محمّد
Rabu, 04 Maret 2020 0 komentar

Kesukaan Para Sahabat Nabi Muhammad SAW

بسم الله الرّحمن الرّحيم


 عِنْدَمَا سُئِلَ أَبُو بَكر، مَاذَا تُحِبُّ يَا أَبَا بَكر؟
Indamaa su`ila Abu Bakar: "Maadzaa tuhibbu yaa Abaa Bakar?
Ketika Abu Bakar ditanya: "Apa yg engkau sukai ya Abu Bakar?


قَالَ: أُحِبُّ ثَلاَثاً يَا رَسُولَ اللَّه
Qoola: "Uhibbu tsalaatsan ya rasuulallaah"
Beliau menjawab: "Aku menyukai tiga hal, ya Rasulullah


قَالَ: مَا هِيَ؟
Qoola: "Maa Hiya?"
Nabi SAW bertanya: "Apa itu?


قَالَ: أُحِبُّ إِنْفَاقَ مَالِي عَلَيْكَ، وَالجُلُوْسَ بَيْنَ يَدَيْكَ، وَإِدَامَة النَّظَـر إِلَيْكَ
Qoola: "Uhibbu infaaq maalii 'alai-ka, wal-juluus bayna yadai-ka, 
wa idaamah an-nazhor ilai-ka"
Abu Bakar menjawab: "Aku suka menginfaqkan hartaku atasmu, duduk bersebelahan denganmu, dan senantiasa memandangmu


"وَأَنْتَ يَا عُمَر؟"
Wa anta, yaa 'Umar?
"Dan engkau, wahai Umar?", tanya Nabi SAW


قَالَ: وَأَنَا ثَلاَثاً يَا رَسُوْلَ اللَّه، أُحِبُّ الحَقّ، وَقَوْلَ الحَقّ، وَالنَّـهْي عَنِ المُنْكَر
Qoola: "Wa ana tsalaatsan, yaa rasuulallaah, uhibbul-haq, wa qowlal-haq, wa-naHya 'anil-munkar"
Umar berkata: "Aku juga menyukai tiga hal ya Rasulullah; Aku suka yg Haq, berkata yg Haq dan mencegah kemungkaran


"وَأَنْتَ يَا عُثْمَان؟"
Wa anta, yaa 'Utsman?
"Dan engkau, wahai Utsman?", tanya Nabi SAW


قَالَ: أُحِبُّ إِطْعَامَ الطَعَام، وَإِفْشَاء السَّلاَم، وَالصَّلاَة اللَّيْل وَالنَّاس نِيَام
Qoola: "Uhibbu ith'aamat-tho'aam, wa ifsyaa`a-ssalaam, was-sholaatal-layl wan-naasu niyaam"
Utsman menjawab: "Aku suka memberi makan kepada faqir miskin, menyebarkan salam, dan sholat malam di saat manusia sedang terlelap


"وَأَنْتَ يَا عَلِيّ؟"
Wa anta, yaa 'Ali?
"Dan engkau, wahai 'Ali?", tanya Nabi SAW


قَالَ: أُحِبُّ إِكْرَامَ الضَّيْف، وَالصَّوْمَ فِي الصَّيْف، وَقَتْـلَ العَدُوّ بِالسَّيْف

Qoola: "Uhibbu ikroomad-dhayf,was-shaum fis-shaif, wa qotlal-'aduww bis-saif"'
Ali menjawab: Aku suka menghormati tamu, puasa pada musim kemarau, dan memerangi musuh Islam dgn pedang!


"وَأَنْتَ يَا أَبَا ذَر؟"
Wa anta, yaa Abaa Dzar?
"Dan engkau, wahai Abu Dzar?", tanya Nabi SAW


قَالَ: أَنَا أُحِبُّ أَشْيَاءً غَرِيْبَة

Qoola: "Ana uhibbu asy-yaa`an ghoriibah"
Abu Dzar menjawab: "Aku menyukai sesuatu yg asing


قَالَ: مَا هِيَ؟
Qoola: "Maa Hiya?"
Nabi SAW bertanya: "Apa itu?"


قَالَ: أُحِبُّ الجُوْعَ، وَأُحِبُّ الْمَرَض، وَأُحِبُّ الْمَوْتَ
Qoola: "Uhibbul-juu', wa uhibbul-marodh,wa uhibbul-maut"
Abu Dzar menjawab: "Aku menyukai lapar, aku menyukai sakit, dan aku menyukai kematian"


قَالَ: لاَ أَحَد يُحِبُّ هَذَا يَا أَبَا ذَر!؟
Qoola: "La ahad yuhibbu Haadzaa yaa Abaa Dzar!?"
Nabi SAW berkata: "Tidak ada seorangpun yang menyukai hal ini, wahai Abu Dzar!?


قَالَ: يَا رَسُوْلَ اللَّه، أَنَا إِنْ جُعْتُ رَقَّ قَلْبِي، وَإِذَا مَرِضْتُ خَفَّ ذَنْـبِي، وَإِذَا مُتُّ لَقِيْتُ رَبِّـي 
Qoola: "Ya Rasuulallaah, ana in ju'tu roqqo qolbii, wa idzaa maridh-tu khoffa dzanbii, wa idzaa muttu laqiitu Robbii"
Abu Dzar pun menjawab: "Ya Rasulullah.. Jika aku lapar, hatiku menjadi lembut,jika aku sakit, dosaku berkurang, dan jika aku mati, aku berjumpa dengan Tuhanku"


رَضِىَ اللَّهُ عَنْـهُمْ جَمِيْعًا
Rodhiya-Llaahu 'an-Hum jamii'an..
Semoga Allah SWT meridhoi mereka semua.._________

0 komentar

Kisah Pernikahan Sayyidatina Khadijah RA.

بسم الله الرّحمن الرّحيم

Sayyidatina Khadijah RA. adalah istri pertama Nabi Muhammad SAW yang paling dicintainya, beliau adalah sosok wanita karir yang sukses, memiliki harta dan pengaruh yang kuat pada zamannya, maka tidaklah heran jika beliau bergelar Sayyidatina Khadijatal Kubra yang artinya besar, seorang wanita pembesar yang memiliki kedudukan.

Khadijah adalah seorang janda yang pernah menikah dua kali, pada pernikahan pertamanya dengan 'Atiq bin 'Aidz beliau tidak memiliki anak, sedangkan di pernikahan keduanya dengan Abu Halah beliau dikarunia seorang anak namun tidak berumur panjang.

Kisah ini berawal dari paman Nabi Muhammad yakni Abu Thalib yang sangat menyayangi keponakkannya ini seperti anaknya sendiri, namun kemiskinan cukup menyulitkan kondisi Abu Thalib, maka untuk membantu menopang ekonomi Abu Thalib menawarkan kepada Muhammad untuk bekerja membantunya.

Maka berangkatlah Abu Thalib kepada Khadijah, karena beliau merasa bahwa Khadijah adalah orang yang mempunyai harta yang sangat banyak dan perdagangan yang cukup sukses, beliau menawarkan Muhammad untuk dijadikan karyawannya dan membantu berdagang ke negeri syam dengan upah dua ekor unta, dikarenakan reputasi Abu Thalib dimata Khadijah sangat baik, dan juga Nabi Muhammad dikenal sebagai orang yang rajin, cerdas, dan jujur, maka Khadijah tidak keberatan memberikannya upah lebih dari dua unta.

Waktu berjalan lambat laun mebuat Khadijah sangat gembira dengan dengannya dan perlahan kemudian mulai menyukai sosok pemuda bernama Muhammad ini, kejujurannya, manis dalam bertutur, membuatnya banyak disukai orang dan membawa keuntungan yang melimpah karena banyak orang yang suka berdagang dengan dirinya, bahkan rekannya Maisarah yang ikut berdagang dengan beliau merasakan keajaiban yang dibawa Muhammad seperti jarak yang terasa dekat waktu melakukan perjalanan, kemudian awan mendung yang selalu memayungi, sampai sebuah ramalan seorang rahib bernama Buhaira yang meramalkan akan datangnya seorang nabi yang telah dijelaskan dalam kitab injil dan taurat, dan ciri-ciri itu sangat cocok dengan Muhammad.

Hingga suatu hari kedukaan menghampiri Khadijah dengan meninggalnya Ayah tercinta, kemudian anak pamannya yang bernama Waraqah bin Naufal datang melipur laranya dan dia berkata bahwa hidup ini bukan akhir segalanya, Allah memberikan pahala atau hukuman menurut amal masing-masing umat. Dan Ayah Khadijah menurut Waraqah termasuk orang yang beruntung sebab dia adalah orang yang baik.

Mendengar itu Khadijah berkata "kenapa kau tidak sampaikan hal ini kepada orang-orang agar hanya berharap kepada Allah dan berhenti menyembah berhala", lalu Waraqah menjawab "Ini bukanlah tugasku, akan datang nanti seorang Nabi akhir zaman yang telah diceritakan dalam kitab-kitab sebelumnya, dialah yang kelak akan menyampaikan petunjuk ini."

Kemudian Khadijah teringat akan perkataan Maisarah mengenai Muhammad, kemudian Waraqah meyakinkan jika memang itu benar maka kelak dialah Nabi umat kita. Semakin menjadi-jadi perasaan cinta Khadijah kepada Muhammad, sosok yang rajin, cerdas, shalih, dan membuatnya tidak mampu membendung perasaan ini, kemudian menceritakan perihal ini kepada saudaranya, yang kemudian saudaranya ini menyampaikan perihal tersebut kepada Muhammad.

Banyak pembesar suku Quraisy yang ingin melamar Khadijah, tetapi ditolak semua lamaran itu, sedangkan Nabi Muhammad pada saat itu hanyalah seorang pemuda yang tidak mempunyai apa-apa untuk bekal pernikahan. Akhirnya Khadijah membicarakan niatnya kepada paman-pamannya sebagai wakil ayahnya mengenai maksud tersebut, dan membicarakan kepada Muhammad mengenai kesediaannya. Dan Muhammad sendiri berkenan dengan maksud Khadijah walaupun sebenarnya dia belum memikirkan hal pernikahan.

Hari pernikahan telah ditentukan, dengan 20 ekor unta sebagai mas kawinnya, sepulang dari berdagang ke syam pesta pernikahan diselenggarakan di rumah Khadijah, pintu dibuka lebar-lebar, makananpun disediakan, semua orang di undang mulai dari para pembesar quraisy sampai fakir miskin. Pada saat menikah umur Muhammad 25 sedangkan Khadijah berumur 40.

Dari pernikahan tersebut dikaruniai anak sebanyak 6 orang, dua diantaranya laki-laki yaitu Al-Qasim dan Abdullah Ath-Thahir yang wafat saat berusia belia. Sedangkan empat lainnya adalah seorang perempuan yaitu, Zainab, Ummu Kultsum, Ruqayyah, dan seorang wanita yang mewarisi kebesaran ibunya, wanita yang akan melahirkan keturunan yang banyak menjadi Alim Ulama yakni Sayyidatina Fatimah.

Nabi Muhammad mencintai sosok Khadijah melebihi hasrat jasmani, dan keistimewaan beliau dalam hati baginda tidak tergantikan, beliaulah wanita pertama yang dinikahinya, wanita yang menyelimutinya disaat Nabi menggigil setelah bertemu dengan jibril menerima wahyu yang pertama, dan beliau adalah wanita yang masuk islam dan membenarkan apa yang dikatakan suaminya disaat banyak orang yang mendustainya, beliau juga yang membela Nabi Muhammad dengan kedudukannya melawan pembesar quraisy yang menentangnya.

Banyak yang berpendapat buruk mengenai Nabi Muhammad yang mempunyai banyak istri, padahal semasa Khadijah hidup beliau tidak pernah menikah, beliau menikah lagi sepeninggal Khadijah dengan motif politik, kepentingan agama, seperti menikahi wanita pembesar suku lain yang berniat memerangi islam, sehingga demi terhindarnya perang dan pertumpahan darah beliau menikahinya, kemudian menikahi janda yang ditinggal mati suaminya dalam peperangan demi membela agama, bahkan Sayyidatina Aisyah mengetahui betapa cintanya Nabi Muhammad terhadap Khadijah sehingga terkadang membuatnya cemburu.

Sumber: https://majelisalmunawwarah.blogspot.com/2015/03/kisah-pernikahan-sayyidatina-khadijah-ra.html
Kamis, 07 Maret 2019 0 komentar

Kedermawanan Rasulullah SAW

بسم الله الرّحمن الرّحيم


Mendahulukan orang lain dari pada diri sendiri dan keluarga beliau

Ketika seorang datang kepada beliau disaat beliau tidak memiliki apapun, maka beliau SAW berkata :
"Belilah sesuatu yang kau ingin dengan namaku, jika aku sudah memiliki sesuatu, aku yang akan membayarnya" (HR. Tirmidzi)"

Ketika Shofwan bin Umayyah melihat Rasulullah SAW sedang menggembala kambing yang banyaknya hingga memenuhi satu lembah lalu Rasulullah SAW bertanya :

"Apakah semua ini membuatmu takjub ?"

Shofwan menjawab "Iya" , maka Rasulullah SAW berkata :

"Ini semua untuk mu"

Shofwan pun terkejut dan mengatakan :

"Aku bersaksi sesungguhnya engkau adalah utusan Allah tidak ada jiwa yg mulia seperti ini kecuali jiwa seorang Nabi", maka kembalilah ia ke ke kaum nya dan berkata :

"Wahai kaum ku masuk Islam lah kalian karena sesungguhnya Muhammad telah memberikan sesuatu yang besar kepadaku seperti orang yang tidak takut akan kemiskinan"

Beberapa rombongan kaum Anshor datang kepada Rasulullah SAW mereka meminta sesuatu kepada Rasulullah lalu beliau memberikannya, kemudian mereka meminta sesuatu yang lain dan Rasulullah memberikannya sampai tiga kali permintaan hingga beliau SAW tidak memiliki apapun dan besabda "Apa yang aku miliki tidak akan aku simpan dari kalian" (HR.Tirmidzi)

Dan meriwayatkan Ibnu Sa'ad "Dua hal yang Rasulullah SAW tidak pernah minta diwakilkan oleh seorang pun : pertama berwudhu ketika bangun malam dan kedua memberikan orang yang meminta dengan tangan beliau sendiri"
.
Beliau SAW apabila mendapatkan harta di pagi hari langsung dibagikan sampai habis tidak sampai siang hari, apabila datang di sore hari beliau langsung bagikan hingga tidak tersisa sedikitpun di malam hari

Sumber: https://majelisalmunawwarah.blogspot.com/2019/03/kedermawanan-rasulullah-saw.html
Kamis, 11 Oktober 2018 0 komentar

Ketika Perut Rasulullah Berbunyi

بسم الله الرّحمن الرّحيم


Suatu ketika Rasulullah SAW menjadi imam shalat. Para sahabat yang menjadi makmum di belakangnya mendengar bunyi menggerutup seolah-olah sendi-sendi pada tubuh Rasulullah bergeser antara satu sama lain.

Sayidina Umar yang tidak tahan melihat keadaan baginda itu langsung bertanya setelah selesai sholat, ”Ya Rasulullah, kami melihat seolah-olah tuan menanggung penderitaan yang amat berat, apakah Anda sakit?” Namun Rasulullah menjawab, ”Tidak. Alhamdulillah, aku sehat dan segar.” Mendengar jawaban ini Sahabat Umar melanjutkan pertanyaannya, ”Lalu mengapa setiap kali Anda menggerakkan tubuh, kami mendengar seolah-olah sendi bergesekan di tubuh tuan? Kami yakin engkau sedang sakit…” Melihat kecemasan di wajah para sahabatnya, Rasulullah pun mengangkat jubahnya. Para sahabat amat terkejut. Ternyata perut Rasulullah yang kempis, kelihatan dililiti sehelai kain yang berisi batu kerikil untuk menahan rasa lapar. Batu-batu kecil itulah yang menimbulkan bunyi-bunyi halus setiap kali tubuh Rasulullah bergerak

Umar memberanikan diri berkata, ”Ya Rasulullah! Adakah bila Anda menyatakan lapar dan tidak punya makanan, lalu kami hanya akan tinggal diam?” Rasulullah menjawab dengan lembut, ”Tidak para sahabatku. Aku tahu, apa pun akan engkau korbankan demi Rasulmu ini. Tetapi apakah yang akan aku jawab di hadapan Allah nanti, apabila aku sebagai pemimpin, menjadi beban bagi umatnya?” Para sahabat hanya tertegun. Rasulullah melanjutkan, ”Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah Allah buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia ini lebih-lebih lagi tiada yang kelaparan di Akhirat kelak.” Wallahu a'lam

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
 
;