Selasa, 20 Juli 2021 0 komentar

Tentang Wali Jadzab Atau Majdzub

بسم الله الرّحمن الرّحيم

ﺗﻜﻮ ﺣﺎﻟﻪ ﻟﻤﺠﺬﻭﺏ ﺑﺤﺴﺐ ﻟﺤﺎﻟﻪ ﻟﺘﻲ ﺟُﺬ ﻓﻲ ﺛﻨﺎﺋﻬﺎ ﻓﺈ ﺟُﺬ ﻓﻲ ﺣﺎ ﻗﺒﺾ ﺍﻱ ﻛﺘﺌﺎ ﻓﻌﻤﺮ ﻛﻠﻪ ﻗﺒﺾ ﻭﺇن جذب ﻓﻲ ﺣﺎ ﺑﺴﻂ ﻓﻌُﻤﺮ كله ﺑﺴﻂ ﺿﺤﻚ ﻫﺬ ﺗﺼﺮﻳﺢ ﻟﻠﻤﺠﺬﻭﺏ ﺑﺄ ﻳﻔﻌﻞ ﻣﺎ ﻳﺮﻳﺪ ﻭﺃﻭﺻﻰ ﻟﺸﻌﺮﻧﻲ ﺑﻌﺪ ﻣﺨﺎﻟﻄﺔ ﻟﻤﺠﺎﻳﺐ ﻷﻧﻬﻢ ﻳﻌﻠﻤﻮ ﻟﺴﺮﺋﺮ ﻭﺍﻟﺨﻮﻃﺮ ﻟﻤﺬﻣﻮﻣﺔ

Imam Assya'rani dalam Al Yawaqit wal Jawahirnya berkata : keadaan majdzub itu tergantung dengan kondisi saat dia di tarik oleh ALLAH jika ditarik dalam keadaan qabdhun atau sedih maka kesehariannya selalu sedih (sedih karena ALLAH bukan sedih urusan duniawi), jika ditarik saat dia dalam keadaan basthun atau lapang maka kesehariannya selalu senang dan tertawa, dan ini menjelaskan bahwa orang majdzub itu melakukan apa yang ia mau. Imam Sya'rani berwasiat agar tidak membaur dengan mereka karena mereka mengetahui rahasia-rahasia dan pikiran-pikiran yang kotor.

ﺳﺎ ﻻﻋﺘﻘﺎ ﺑﺄﻧﻬﻢ ﻳﻌﻴﺸﻮ ﻓﻲ ﻋﺎﻟﻢ ﺧﺮ ﻳﻘﻮ ﺑﻦ ﻋﻨﺎ ﺇﻥ ﻣﻦ ﺷﺄ ﻟﻤﺠﺎﻳﺐ ﻧﻚ ﺗﺮ ﺣﺪﻫﻢ ﻣﺎﺷﻴﺎ ﻫﻮ ﺭﺍﻛﺐ ﺗﺮﺍﻩ ﻳﺄﻛﻞ ﻓﻲ ﻣﻀﺎ ﻫﻮ ﺻﺎﺋﻢ ﻟﻢ ﻳُﻔﻄﺮ ﺗﺮﺍﻩ ﻋﺎﻳﺎ ﻫﻮ ﻣﺮﺗﺪ ﻟﺜﻴﺎﺑﻪ

Mereka wali majdzub itu hidup di alam lain, sebagaimana ucapan Ibnu Inan : diantara tingkah majdzub adalah kamu melihat dia sedang berjalan padahal dia sedang menaiki kendaraan, kamu melihat dia telanjang padahal dia berpakaian, kamu lihat dia sedang makan disaat puasa Ramadhan padahal dia puasa.

ﻓﻀﻞ ﺑﻦ ﻋﻄﺎ ﻟﻤﺠﺬﻭﺏ ﻋﻠﻰ ﻟﺴﺎﻟﻚ ﻷ ﻭﻝ ﻃﻮﻳﺖ ﻟﻪ ﻟﻄﺮﻳﻖ ﻟﻢ ﺗﻄﻮ ﻋﻨﻪ ﺃﻱ ﺃﻥ ﻟﻤﺠﺬﻭﺏ ﺧﺘﺎﺭﻩ ﻟﻠﻪ ﻭﺍﺧﺘﺼﺮ ﻋﻠﻴﻪ ﻟﻄﺮﻳﻖ ﻣﺎ ﻟﺴﺎﻟﻚ ﻓﻘﺪ ﺗﺮﻛﻪ ﻟﻠﻪ ﻳﻘﻄﻊ ﻟﻄﺮﻳﻖ ﻳﺴﻠﻜﻬﺎ ﺑﻨﻔﺴﻪ

Imam Ibnu Athaillah dalam Lathoiful Minan nya ;mengunggulkan majdzub daripada salik, karena majdzub dilipat baginya jalan menuju ALLAH (suluk) dan tidak dilipat bagi salik. Majdzub langsung ALLAH yang memilih sehingga ALLAH ringkas suluknya tanpa harus bersusah payah(instan). Sedang salik, ALLAH membiarkan dia menempuh jalan suluknya dengan sendirinya.

0 komentar

Do'a Istikharah

بسم الله الرّحمن الرّحيم

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلَّامُ الغُيُوْبِ، اَللَّهُمَّ فَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ هَذَا الْأَمْرَ ( ) خَيْرًا لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ فَاقْدُرْهُ لِيْ وَيَسِّرْهُ لِيْ، ثُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْهِ، اَللَّهُمَّ وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّهُ شَرٌّ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ فَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ، وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ رَضِّنِيْ بِهِ

ALLAHUMMA INNII ASTAKHIIRUKA BI 'ILMIKA, WA ASTAQDIRUKA BI QUDRATIKA, WA AS-ALUKA MIN FADHLIKA, FA INNAKA TAQDIRU WA LAA AQDIRU, WA TA'LAMU WA LAA A'LAMU, WA ANTA 'ALLAAMUL GHUYUUB, ALLAHUMMA FA-IN KUNTA TA'LAMU HADZAL AMRO (sebut nama urusan tersebut) KHOIRON LII FII DIINII WA MA'AASYI WA AAQIBATI AMRII FAQDURHU LII, WA YASSIRHU LII, TSUMMA BAARIK LII FIIHI. ALLAHUMMA WA-IN KUNTA TA'LAMU ANNAHU SYARRUN LII FII DIINI WA MA'AASYI WA 'AAQIBATI AMRII FASH-RIFNII 'ANHU WAQDUR LIIYAL KHOIRO HAITSU KAANA TSUMMA RODH-DHINII BIH.

Ya Allah, sesungguhnya aku beristikharah pada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon kepada-Mu kekuatan dengan kekuatan-Mu, aku meminta kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu. Sesungguhnya Engkau yang menakdirkan dan aku tidaklah mampu melakukannya. Engkau yang Maha Tahu, sedangkan aku tidak tahu. Engkaulah yang mengetahui perkara yang gaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini (..sebut nama urusan tersebut..) baik bagiku dalam urusan agamaku, duniaku dan akhiratku, maka takdirkanlah hal tersebut untukku, mudahkanlah untukku dan berkahilah ia untukku. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara tersebut jelek bagi agamaku, duniaku, dan akhiratku, maka palingkanlah ia dariku, dan palingkanlah aku darinya, dan takdirkanlah yang terbaik untukku apapun keadaannya dan jadikanlah aku ridha dengannya.”


Minggu, 18 Juli 2021 0 komentar

Gallery Foto Habib Ahmad Bin Abubakar bin Smith

بسم الله الرّحمن الرّحيم

Habib Ahmad Bin Abubakar bin Smith

Al Imam Al Alim Al Allamah Al Arifbillah Al Habib Ahmad Bin Abubakar bin Sumaith, beliau adalah ayah dari waliyullah Habib Umar bin Ahmad Sumaith, dan bersama Al Habib Ahmad Masyhur bin Taha Al Haddad mereka bertiga adalah ulama yang paling sukses dan paling banyak mengislamkan penduduk di sekitar afrika timur..
0 komentar

Kisah Basahnya Tempat Shalat Al-Imam Hasan Al-Bashri

بسم الله الرّحمن الرّحيم

Suatu hari seorang ulama sedang berkunjung di kediaman Al-Imam Hasan Al-Bashri, lalu dia dipersilahkan menunggu di musholla yang ada didalam rumahnya, sebuah musholla kecil yang biasa digunakannya untuk ibadah.

Lalu tidak sengaja ulama itu menyentuh sajadah Imam Hasan Al-Bashri yang dilihatnya tampak basah, lalu dilihatnya atap ternyata tidak ada yang bocor.

Dan ketika salah satu keluarga Imam Hasan datang untuk memberikan suguhan, ditegurnya keluarga itu.

"Wahai fulan kenapa kamu biarkan sajadah Imam Hasan ini tampak basah, tidak ada atap yang bocor, apakah ini ompol seorang anak-anak, hendaknya kamu bisa mensterilkan tempat ibadah ini dari anak-anak agar tidak seperti ini." katanya dengan nada menasehati

Dijawablah "Itu bukan ompol ataupun air tumpah, melainkan ketahuilah bahwa setiap kali Imam Hasan Al-Bashri shalat di situ, ia tak kuasa membendung air matanya. Setiap kali sujud, ia menangis dan berderailah air matanya. Hingga tempat itu hampir selalu basah dan tak pernah kering."

Mendengar penuturan itu, sang ulama tampak malu, kaget sekaligus kagum kepada Imam Hasan Al-Bashri.

Sumber: https://majelisalmunawwarah.blogspot.com/2021/07/kisah-basahnya-tempat-shalat-imam-hasan.html

Minggu, 04 Juli 2021 0 komentar

Ular Yang Rindu Melihat Wajah Baginda Rasulullah

بسم الله الرّحمن الرّحيم

Pada saat Rasulullah Hijrah bersama Sayyidina Abu Bakr, Ketika itu Rasulullah dan sayyidina Abu Bakr masuk ke dalam salah satu goa untuk beristirahat dimana di dalam goa itu terdapat banyak lubang ular dan sarang-sarang kalajengking, maka Sayyidina Abu Bakr As Shiddiq membuka sorbannya untuk menutupi lubang-lubang itu, supaya tidak ada ular yang keluar dari lubang-lubang itu. Maka semua lubang tertutup kecuali satu lubang, dan disaat itu Rasulullah sedang tertidur di pangkuan sayyidina Abu Bakr.

Abu Bakr pun selalu melihat lubang yang belum tertutup itu khawatir kalau ada ular atau kalajengking yang keluar dari lubang itu, dan ternyata ada ular yang mengeluarkan kepalanya di lubang itu, maka sayyidina Abu Bakr segera menutup lubang itu dengan telapak tangannva sehingga ular itu terus menggigitnya dan beliau hanya menahan sakit tanpa bergeming sedikit pun karena khawatir rasulullah akan terbangun dari tidurnya, maka Abu Bakr terus menahan sakit sampai air matanya menetes karena pedihnya gigitan ular itu dan tetesan air mata beliau mengenai wajah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Akhirnya Rasulullah pun terbangun dari tidurnya dan berkata: apa yang terjadi wahai Abu Bakr ? maka Abu Bakr menjawab : ular telah menggigitku wahai Rasulullah, maka diraih lah tangan Abu Bakr yang dipenuhi dengan darah karena gigitan ular dan Rasulullah meludahinya kemudian sembuhlah luka itu. Diriwayatkan dalam riwayat yang tsiqah (oleh Guru Mulia Alhabib Umar) bahwa ular itu datang bukan ingin mengganggu tetapi hanya ingin melihat wajah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, namun ketika dihalangi oleh Abu Bakr As Shiddiq maka ular itu pun marah dan menggigit tangan Abu Bakr.

Sabtu, 03 Juli 2021 0 komentar

Do'a Panjang Umur Dalam Ketaatan

بسم الله الرّحمن الرّحيم

اَللهم طَوِّلْ عُمُورَنَا وَصَحِّحْ أَجْسَادَنَا وَنَوِّرْ قُلُوْبَنَا وَثَبِّتْ إِيْمَانَنَا وَأَحْسِنْ أَعْمَالَنَا وَوَسِّعْ أَرْزَقَنَا وَإِلَى الْخَيْرِ قَرِّبْنَا وَعَنِ الشَّرِّ اَبْعِدْنَا وَاقْضِ حَوَائِجَنَا فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالآخِرَةِ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيْرٌ

Allahumma Thawwil 'Umuuranaa, Wa Shahhih Ajsaadanaa, Wa Nawwir Quluubanaa, Wa Tsabbit Iimaananaa Wa Ahsin A'maalanaa, Wa Wassi' Arzaqanaa, Wa Ilal Khairi Qarribnaa Wa 'Anisy-Syarri Ab'idnaa, Waqdli Hawaa-ijanaa Fiddini Wad-dunyaa Wal Aakhirati Innaka 'Alaa Kulli Syai-in Qadiirun.

Ya Allah, panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad kami, terangilah hati kami, tetapkanlah iman kami, baikkanlah amalan kami, luaskanlah rezeki kami, dekatkanlah kami pada kebaikan dan jauhkanlah kami dari kejahatan, kabulkanlah segala kebutuhan kami dalam agama, dunia, dan akhirat. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Jumat, 02 Juli 2021 0 komentar

Do'a Memakai Siwak

بسم الله الرّحمن الرّحيم

اَللهم بَيِّضْ بِهِ أَسْنَانِيْ وَشُدَّ بِهِ لِثَّتِيْ وَثَبِّتْ بِهِ لَهَـاتِي وَأَفْصِحْ بِهِ لِسَـانِي وَبَــارِكْ لِـيْ فِيْـهِ وَأَثِبْنِيْ عَلَيْهِ يَـــآأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

ALLAHUMMA BAYYIDH BIHI 'ASNAANI WASYUDDA BIHI LITS-TSATI WA TSABBIT BIHI LAHAATI WA 'AFSIH BIHI LISAANI WA BAARIKLI FIHI WA 'A-TSIBNI 'ALAIHI YAA ARHAMAR RAAHIMIN
Ya Allah putihkan gigiku dan kuatkan gusiku, serta kuatkan lahatku dan fasihkan lidahku dengan siwak itu serta berkatilah siwak tersebut dan berilah pahala aku karenanya wahai Dzat paling mengasihi diantara para pengasih.


0 komentar

Makam Habib Muhammad bin Husein Al-Idrus | Habib Neon (Ampel, Surabaya)

بسم الله الرّحمن الرّحيم

Makam Habib Muhammad bin Husein Al-Idrus / Habib Neon
Alamat: Pemakaman Umum Pegirian Sidotopo / Makam Arab.
Jalan Sidorame, Kel. Sidotopo, Kec. Semampir, Kota Surabaya, Jawa Timur. 60152

Makam Habib Muhammad bin Husein Al-Idrus

Makam Habib Neon Pegirian, Ampel


0 komentar

Manaqib Habib Muhammad bin Husein Al-Idrus (Habib Neon)

بسم الله الرّحمن الرّحيم


Al-Habib Muhammad bin Husein Alaydrus (Habib Neon)

Ulama yang berjuluk Habib Neon, Beliau adalah seorang ulama yang menjadi penerang umat di zamannya. Cahaya keilmuan dan akhlaqnya menjadi teladan bagi mereka yang mengikuti jejak ulama salaf.

Suatu malam, beberapa tahun lalu, ketika ribuan jamaah tengah mengikuti ta'lim di sebuah masjid di Surabaya, tiba-tiba listrik padam. Tentu saja kontan mereka risau, heboh.

Mereka satu persatu keluar, apalagi malam itu bulan tengah purnama. Ketika itulah dari kejauhan tanpak seseorang berjalan menuju masjid, Ia menggunakan gamis dan sorban putih, berselempang kain rida warna hijau. Dia adalah Habib Muhammad bin Husein bin Zainal Abidin bin Ahmad Al-Idrus yang ketika lahir ia diberi nama Muhammad Masyhur.

Begitu masuk ke dalam masjid, aneh bin ajaib, mendadak masjid terang benderang seolah ada lampu neon yang menyala. Padahal, Habib Muhammad tidak membawa obor atau lampu. Para jamaah terheran-heran. Apa yang terjadi?

Setelah diperhatikan, ternyata cahaya terang benderang itu keluar dari tubuh sang Habib. Bukan main! Maka, sejak itu sang Habib mendapat julukan Habib Neon.

Habib Muhammad lahir di Tarim, Hadramaut, pada 1888 M. Meski dia adalah seorang waliyullah, karamahnya tidak begitu nampak di kalangan orang awam. Hanya para ulama atau wali yang arif sajalah yang dapat mengetahui karamah Habib Neon. Sejak kecil ia mendapat pendidikan agama dari ayahandanya, Habib Husein bin Zainal Abidin Alaydrus. Menjelang dewasa ia merantau ke Singapura selama beberapa bulan kemudian hijrah ke ke Palembang, Sumatra Selatan, berguru kepada pamannya, Habib Musthafa Alaydrus, kemudian menikah dengan sepupunya, Aisyah binti Musthafa Alaydrus. Dari pernikahan itu ia dikaruniai Allah tiga anak lelaki dan seorang anak perempuan.

Tak lama kemudian ia hijrah bersama keluarganya ke Pekalongan, Jawa Tengah, mendampingi dakwah Habib Ahmad bin Tholib Al-Atthas. Beberapa waktu kemudian ia hijrah lagi, kali ini ke Surabaya. Ketika itu Surabaya terkenal sebagai tempat berkumpulnya para ulama dan awliya, seperti Habib Muhammad bin Ahmad al-Muhdhor, Habib Muhammad bin Idrus al-Habsyi, Habib Abu Bakar bin Umar bin Yahya.

Selama mukim di Surabaya, Habib Muhammad suka berziarah, antara lain ke makam para wali dan ulama di Kudus, Jawa Tengah, dan Tuban, Jawa Timur. Dalam ziarah itulah, ia konon pernah bertemu secara ruhaniah dengan seorang wali kharismatik, (Alm) Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf, Gresik.

Seperti halnya para wali yang lain, Habib Muhammad juga kuat dalam beribadah. Setiap waktu ia selalu gunakan untuk berdzikir dan bershalawat.

Dan yang paling mengagumkan, ia tak pernah menolak untuk menghadiri undangan dari kaum fakir miskin. Segala hal yang ia bicarakan dan pikirkan selalu mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kebenaran agama, dan tak pernah berbicara mengenai masalah yang tak berguna.

Ia juga sangat memperhatikan persoalan yang dihadapi oleh orang lain. Itu sebabnya, setiap jam 10 pagi hingga waktu Dhuhur, ia selalu menggelar open house untuk menemui dan menjamu para tamu dari segala penjuru, bahkan dari mancanegara. Beberapa tamunya mengaku, berbincang-bincang dengan dia sangat menyenangkan dan nyaman karena wajahnya senantiasa ceria dan jernih.

Sedangkan waktu antara Maghrib sampai Isya ia pergunakan untuk menelaah kitab-kitab mengenai amal ibadah dan akhlaq kaum salaf. Dan setiap Jumat ia mengelar pembacaan Burdah bersama jamaahnya.

Ia memang sering diminta nasihat oleh warga di sekitar rumahnya, terutama dalam masalah kehidupan sehari-hari, masalah rumah tangga, dan problem-problem masyarakat lainnya. Itu semua dia terima dengan senang hati dan tangan terbuka. Dan konon, ia sudah tahu apa yang akan dikemukakan, sehingga si tamu manggut-manggut, antara heran dan puas. Apalagi jika kemudian mendapat jalan keluarnya. “Itu pula yang saya ketahui secara langsung. Beliau adalah guru saya,” tutur Habib Mustafa bin Abdullah Alaydrus, keponakan dan menantunya, yang juga pimpinan Majelis Ta'lim Syamsi Syumus, Tebet Timur Dalam Raya, Jakarta Selatan.

Di antara mujahadah (tarekat) yang dilakukannya ialah berpuasa selama tujuh tahun, dan hanya berbuka dan bersantap sahur dengan tujuh butir korma. Bahkan pernah selama setahun ia berpuasa, dan hanya berbuka dan sahur dengan gandum yang sangat sedikit.

Untuk jatah buka puasa dan sahur selama setahun itu ia hanya menyediakan gandum sebanyak lima mud saja. Dan itu pulalah yang dilakukan oleh Imam Ghazali. Satu mud ialah 675gram.

"Aku gemar menelaah kitab-kitab tasawuf. ketika itu aku juga menguji nafsuku dengan meniru ibadah kaum salaf yang diceritakan dalam kitab-kitab salaf tersebut."

Habib Neon wafat pada 30 Jumadil Awwal 1389H / 22 Juni 1969M dalam usia 71 tahun, dan jenazahnya dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Pegirian, Surabaya, di samping makam paman dan mertuanya, Habib Mustafa Alaydrus, sesuai dengan wasiatnya.

Setelah beliau wafat, aktivitas dakwahnya dilanjutkan oleh putranya yang ketiga, Habib Syaikh bin Muhammad Alaydrus dengan membuka Majelis Burdah di ketapang kecil, Surabaya.

Haul Habib Neon diselenggarakan setiap hari Kamis pada akhir bulan Jumadil Awal.

Pewaris Rahasia Imam Ali Zainal Abidin



Al-Habib Muhammad bin Husein Al-Idrus lahir di kota Tarim Hadramaut. Kewalian dan sir beliau tidak begitu tampak di kalangan orang awam. Namun di kalangan kaum ‘arifin billah derajat dan karomah beliau sudah bukan hal yang asing lagi, karena memang beliau sendiri lebih sering bermuamalah dan berinteraksi dengan mereka.

Sejak kecil habib Muhammad dididik dan diasuh secara langsung oleh ayah beliau sendiri al-’Arifbillah Habib Husein bin Zainal Abidin Al-Idrus. Setelah usianya dianggap cukup matang oleh ayahnya, beliau al-Habib Muhammad dengan keyakinan yang kuat kepada Allah SWT merantau ke Singapura.

أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوا فِيهَا

Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu? (Q.S An-Nisa’:97)

Setelah merantau ke Singapura, beliau pindah ke Palembang, Sumatera Selatan. Di kota ini beliau menikah dan dikaruniai seorang putri. Dari Palembang, beliau melanjutkan perantauannya ke Pekalongan, Jawa Tengah, sebuah kota yang menjadi saksi bisu pertemuan beliau untuk pertama kalinya dengan al-Imam Quthb al-Habib Abu Bakar bin Muhammad as-Seggaf, Gresik. Di Pekalongan jugalah beliau seringkali mendampingi Habib Ahmad bin Tholib al-Atthos.

Dari Pekalongan beliau pidah ke Surabaya tempat Habib Musthafa al-Aydrus yang tidak lain adalah pamannya tinggal. Seorang penyair, al-Hariri pernah mengatakan:

وَحُبِّ البِلَادَ فَأَيُّهَا أَرْضَاكَ فَاخْتَرْهُ وَطَنْ

Cintailah negeri-negeri mana saja yang menyenangkan bagimu dan jadikanlah (negeri itu) tempat tinggalmu

Akhirnya beliau memutuskan untuk tinggal bersama pamannya di Surabaya, yang waktu itu terkenal di kalangan masyarakat Hadramaut sebagai tempat berkumpulnya para Awliya' Allah. Di antaranya adalah Habib Muhammad bin Ahmad al-Muhdor, Habib Muhammad bin Idrus al-Habsyi, Habib Abu Bakar bin Umar bin Yahya dan masih banyak lagi para habaib yang mengharumkan nama kota Surabaya waktu itu. Selama menetap di Surabaya pun Habib Muhammad al-Aydrus masih suka berziarah, terutama ke kota Tuban dan Kudus selama 1-2 bulan.

Dikatakan bahwa para sayyid dari keluarga Zainal Abidin (keluarga ayah Habib Muhammad) adalah para sayyid dari Bani ‘Alawy yang terpilih dan terbaik karena mereka mewarisi asrar (rahasia-rahasia). Mulai dari ayah, kakek sampai kakek-kakek buyut beliau tampak jelas bahwa mereka mempunyai maqam di sisi Allah SWT. Mereka adalah pakar-pakar ilmu tashawuf dan adab yang telah menyelami ilmu ma’rifatullah, sehingga patut bagi kita untuk menjadikan beliau-beliau sebagai figur teladan.

Diriwayatkan dari sebuah kitab manaqib keluarga al-Habib Zainal Abidin mempunyai beberapa karangan yang kandungan isinya mampu memenuhi 10 gudang kitab-kitab ilmu ma’qul/manqul sekaligus ilmu-ilmu furu’ (cabang) maupun ushul (inti) yang ditulis berdasarkan dalil-dalil jelas yang hasilnya dapat dipertanggungjawabkan sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh para pakar dan ahli (para ashlafuna ash-sholihin).

Habib Muhammad al-Aydrus adalah tipe orang yang pendiam, sedikit makan dan tidur. Setiap orang yang berziarah kepada beliau pasti merasa nyaman dan senang karena memandang wajah beliau yang ceria dengan pancaran nur (cahaya). Setiap waktu beliau gunakan untuk selalu berdzikir dan bersholawat kepada datuk beliau Rasulullah SAW.

Beliau al-Habib Muhammad al-Aydrus adalah pewaris karateristik Imam Ali Zainal Abidin yang haliyah-nya agung dan sangat mulia. Beliau juga memiliki maqam tinggi yang jarang diwariskan kepada generasi-generasi penerusnya. Dalam hal ini al-Imam Abdullah bin Alwi al-Haddad telah menyifati mereka dalam untaian syairnya:

ثبتوا على قـدم النبى والصحب # والتـابعين لهم فسل وتتبع

ومضو على قصد السبيل الى العلى# قدما على قدم بجد أوزع


Mereka tetap dalam jejak Nabi dan sahabat-sahabatnya
Juga para tabi’in. Maka tanyakan kepadanya dan ikutilah jejaknya

Mereka menelusuri jalan menuju kemulyaan dan ketinggian
Setapak demi setapak (mereka telusuri) dengan kegigihan dan kesungguhan

Makam Habib Muhammad bin Husein Al-Idrus (Surabaya)

Makam Habib Neon di Pegirian Ampel, Surabaya


0 komentar

Tanda-tanda Kita Sudah Menjadi Budak Dunia

بسم الله الرّحمن الرّحيم

  1. Kita tidak bersiap-siap saat waktu shalat akan tiba.
  2. Kita melalui hari ini tanpa sedikitpun membuka lembaran Al Qur’an lantaran Kita terlalu sibuk.
  3. Kita sangat perhatian dengan omongan orang lain tentang diri Kita
  4. Kita selalu berpikir setiap waktu bagaimana caranya agar harta Kita semakin bertambah.
  5. Kita marah ketika ada orang yang memberikan nasihat bahwa perbuatan yang Kita lakukan adalah haram.
  6. Kita terus menerus menunda untuk berbuat baik. “Aku akan mengerjakannya besok, nanti, dan seterusnya.”
  7. Kita selalu mengikuti perkembangan gadget terbaru dan selalu berusaha memilikinya.
  8. Kita sangat tertarik dengan kehidupan para selebriti.
  9. Kita sangat kagum dengan gaya hidup orang-orang kaya.
  10. Kita ingin selalu menjadi pusat perhatian orang.
  11. Kita selalu bersaing dengan orang lain untuk meraih cita-cita duniawi.
  12. Kita selalu merasa haus akan kekuasaan dan kedigdayaan dalam hidup, dan perasaan itu tidak dapat dibendung.
  13. Kita merasa tertekan manakala Kita gagal meraih sesuatu.
  14. Kita tidak merasa bersalah saat melakukan dosa-dosa kecil
  15. Kita tidak mampu untuk segera berhenti berbuat yang haram, dan selalu menunda bertaubat kepada Allah.
  16. Kita tidak kuasa berbuat sesuatu yang diridhai Allah hanya karena perbuatan itu bisa mengecewakan orang lain
  17. Kita sangat perhatian terhadap harta benda yang sangat ingin Kita miliki.
  18. Kita merencanakan kehidupan hingga jauh ke depan.
  19. Kita menjadikan aktivitas belajar agama sebagai aktivitas pengisi waktu luang saja, setelah sibuk berkarir.
  20. Kita memiliki teman-teman yang kebanyakannya tidak bisa mengingatkan Kita kepada Allah.
  21. Kita menilai orang lain berdasarkan status sosialnya di dunia.
  22. Kita melalui hari ini tanpa sedikitpun terbersit memikirkan kematian.
  23. Kita meluangkan banyak waktu sia-sia melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat bagi kehidupan akhirat.
  24. Kita merasa sangat malas dan berat untuk mengerjakan suatu ibadah.
  25. Kita tidak kuasa mengubah gaya hidup Kita yang suka berfoya-foya, walaupun Kita tahu bahwa Allah tidak menyukai gaya hidup seperti itu.
  26. Kita senang berkunjung / berwisata ke negeri-negeri kafir.
  27. Kita diberi nasihat tentang bahaya memakan harta riba, akan tetapi Kita beralasan bahwa beginilah satu-satunya cara agar tetap bertahan di tengah kesulitan ekonomi.
  28. Kita ingin menikmati hidup ini sepuasnya.
  29. Kita sangat perhatian dengan penampilan fisik Kita.
  30. Kita meyakini bahwa hari kiamat masih lama datangnya.
  31. Kita melihat orang lain meraih sesuatu dan Kita selalu berpikir agar dapat meraihnya juga.
  32. Kita ikut menguburkan orang lain yang meninggal, tapi Kita sama sekali tidak memetik pelajaran dari kematiannya.
  33. Kita ingin semua yang Kita harapkan di dunia ini terkabul.
  34. Kita mengerjakan shalat dengan tergesa-gesa agar bisa segera melanjutkan pekerjaan.
  35. Kita tidak pernah berpikir bahwa hari ini bisa jadi adalah hari terakhir Kita hidup di dunia.
  36. Kita merasa mendapatkan ketenangan hidup dari berbagai kemewahan yang Kita miliki, bukan merasa tenang dengan mengingat Allah.
  37. Kita berdoa agar bisa masuk surga namun tidak sepenuh hati seperti halnya saat Kita meminta kenikmatan dunia.
 
;