Senin, 27 September 2021 0 komentar

27 September 2021

بسم الله الرّحمن الرّحيم

Kitab Risalah Al-Amin

Bab I

"Aku bermimpi dengan dua orang sahabatku, sedangkan matahari terasa panas diatas kami, seperti tengah terjadi gerhana, tiba-tiba ada seorang datang kepadaku dan berkata, jika terjadi gerhana matahari maka sucikanlah anggota tubuhmu, lepaslah bajumu, dan bersimbahlah didepan Tuhandmu dengan penuh keta;dhiman, tasbih, dan sujud rukuk kepada raja yang patut disembah, teruslah seperti itu sampai Gerhana matahari selesai, maka dengan demikian kamu akan dapat melihat perihal yang Ghaib dengan mata batinmu" 

Ilmu adalah pokok dan dasar dari segala amal ibadah, ilmu adalah kekuatan batin (kekuatan hati) menguatkan jiwa, jasad ini hanyalah mengikuti. Namun ada yang lebih penting lagi yaitu akhlaq, dan akhlaq ini hasil karya daripada berbagai cabang ilmu. Jadi ilmu tinggi bagaimanapun tanpa ada akhlaq maka ilmu tadi akan menjadi gugur.

Sayyidina Hasan Al-Bashri: " Berapa tahun aku belajar ilmu, ternyata semuanya terkalahkan dengan akhlaq, andaikata aku mengetahui niscaya aku akan belajar akhlaq terlebih dahulu"

Sesungguhnya akhlaq ini adalah inti atau ruh dari ilmu, Ilmu dan akhlaq itu hendaknya digabungkan dan bersama-sama, dan hukum keduanya adalah wajib. Karena bisa jadi orang itu berilmu tetapi tidak memiliki akhlaq maka tidak bisa disebut orang berilmu, dan orang berakhlaq mustahil jika tidak memiliki ilmu. Namun di akhir zaman ini, manusia cenderung tidak memiliki keduanya, sedikit sekali orang yang mau menuntut ilmu, dan sedikit sekali orang yang memiliki akhlaq, karena hasil daripada akhlaq itu kembali lagi kepada hati, yaitu hati yang sifatnya lembut. Jika kamu tidak memiliki hati yang lembut maka tidak akan merasakan kelembutan Allah. Orang yang dapat merasakan kelembutan Allah adalah orang yang selalu menghidupkan hati, yaitu orang yang banyak berdzikir, makin kuat dia berdzikir maka semakin lembut hatinya. Kemudian kelembutan hatinya akan keluar dari hatinya, mulai dari ucapannya, perilakunya, sifatnya pasti Allah. 

Maka yang dia pandang adalah melihat kebesaran Allah, sementara yang tidak memiliki dasar sifat itu dia tidak akan tahu sifat kebesaran Allah, yang ada hanyalah melihat kenyataan, dia melihat maujudnya tetapi tidak melihat sifatnya.

Suatu contoh: orang yang tinggal di desa dia merasa dirinya melarat, ini disebabkan dia tidak memiliki sifat Allah, padahal jika dia memandang kebesaran Allah.

Maka lihatlah sesuatu itu dengan kebesaran Allah bukan melihat dengan pengaruh keadaan sekitar, lihatlah sifat Allah bukan dengan kacamata manusia.

Penyakit ini pun tidak lepas juga dari orang yang sudah Alim, dia merasa dirinya lebih baik, maka bentuk sifat meremehkan itu adalah bentuk tidak adanya sifat Allah pada dirinya. Maka dijadikanlah Nabi Muhammad itu sebagai teladan, diciptakan dengan akhlaq yang tinggi, dan Allah tidak berbicara bukan ilmu yang tinggi melainkan akhlaq yang tinggi. Ini adalah kuncian dari Allah bahwa utamakanlah akhlaq sebelum ilmu. Jika kita memahami maka akhlaq ini adalah kunci kesuksesan. Bahasa awamnya adalah orang yang tawadhu', rendah diri, dan tidak menonjolkan diri.

Tundukkanlah dirimu, seperti halnya padi semakin menunduk semakin berisi, begitu pula juga orang yang membaca maka dia pasti akan menundukkan kepalanya. Nabi diperintahkan untuk Iqro' namun hakikatnya adalah membaca alam semesta, siapa yang menciptakan matahari, siapa yang menciptakan bulan dan bintang, langit dan tanah, batu-batuan. Dan kita ini terbatas hanya membaca keadaan bukan pada sifatnya.

Allah memuji kepada Rasullullah disebabkan setiap kejadian yang terjadi Nabi selalu melihat sifat Allah didalamnya bukan sifat manusianya yang keluar. Orang awam saat melihat padi hanya akan melihat sifat manusia, yaitu siapa yang punya sawah ini. Sedangkan orang yang khawas dia akan melihat betapa Allah Maha Besar yang menumbuhkan yang memberikan manfaat dari apa yang tumbuh, dan sibuk dengan siapa yang menciptakan bukan sibuk dengan siapa manusia yang memilikinya.

Seperti halnya sebuah mobil, orang yang khawas dia akan berpikir ini adalah besi, bisa dinaiki, siapa yang membuat, siapa yang memberikan izin untuk mendapatkan ilham seperti itu, selalu melihat sifat Allah. Maka ketahuilah segala sesuatu yang terjadi berkat izin Allah.

Begitu halnya orang yang berangkat mengaji untuk menuntut ilmu bila tidak mendapatkn izin Allah mustahil dia akan datang. Maka tekankan kembali pada dirimu untuk selalu ingin tahu, karena jika ingin mengetahui pasti kamu akan mencari ilmu, pengetahuan ini adalah ilmu. Dan orang yang ingin tahu ini pasti akan belajar, dan membutuhkan waktu, biaya dan ongkos, tenaga dan pikiran. Maka disebut orang yang Alim, adalah orang yang mengetahui, dititipkan sifat Allah Yang Maha Mengetahui. Dan orang yang tahu itu baru bisa menyampaikan apa yang diketahuinya, bukan menyampaikan dengan dasar hawa nafsunya.

Bersungguh-sungguhlah kamu bertajalli kepada Allah dengan menguatkan Ilmu dan Akhlaq. Dan tidaklah dititipkan oleh semua Nabi kecuali Nabi Muhammad, yaitu semua Nabi tidak dititipkan ilmu Akhlaq seperti halnya Nabi Muhammad, sehingga Nabi Muhammad menjadi Imam Ambiya'.

Dengan akhlaq Nabi telah mencontohkan, walaupun anak yatim, tidak memiliki harta, namun semua orang arab segan kepadanya, bahkan raja persia pun ketakutan membaca surat Nabi Muhammad. Karena apa yang dikerjakannya adalah sifat Allah, tulisan kertasnya memiliki sirr, ucapannya bisa menggetarkan hati orang kafir, sehingga dia gemetar menangis dan masuk islam. 

Kekuatan yang demikian itu berasal dari akhlaq, dia seperti halnya air yang memadamkan api, maka segala kebuasan, kemungkaran, yang ada di muka bumi ini dia dapat dikalahkan dengan Akhlaq, para raja itu tidaklah dikalahkan oleh para Nabi dengan ilmu, melainkan dengan akhlaq, maka barangsiapa yang mampu menjaga akhlaq, dengan ketentuan dalam kitab yang sudah ada maka kita sudah termasuk orang yang mengambil warisan dari Nabi.

Maka pelajarilah kitab-kitab salaf, sehingga kamu mengetahui apa itu akhlaq, apa itu dasar-dasar hukum yang berlaku, apabila tidak memiliki ilmu maka sudah dipastikan dia akan keluar dari jalur, dan tidak bisa juga disebut orang yang akhlaq apabila tidak berilmu. Sehingga dipastikan pula orang yang bodoh itu pasti tertimpa musibah.

Qs Saba': 13

Orang yang tidak sempurna ketaqwaannya pasti susah untuk bersyukur, karena sudah dituliskan dalam ayat Al-Qur'an lainnya bahwasanya manusia ini diciptakan selalu suka mengeluh, diberi sakit mengeluh, rejeki kurang mengeluh, urusan belum selesai mengeluh. 

Penyakit batin ini banyak sekali salah satunya yaitu tidak bersyukur, maka jika kita berbicara mengenai mata batin, itu bukanlah apa yang harus dilakukan dan apa kelebihan yang kamu miliki, tetapi lebih kepada apa penyakit batinnya, dan bagaimana mengobatinya, karena kita ini banyak luka dan cacat, sayangnya cacat dan lukanya rohani ini tidak kelihatan. Dan untuk diketahui penyakit ini banyak sekali, cinta dunia ini sakit, suka bersenang-senang penyakit, sungguh mudah penyakit badan apabila terasa tidak enak langsung bisa diobati, sedangkan penyakit rohani ini tidaklah tampak. Dan sesungguhnya sumber segala penyakit manusia ini berasal dari penyakit rohani.

Terlalu banyak pikiran itu penyakit, merasa cukup dengan amal ibadah penyakit, malas penyakit, terlalu memikirkan anak penyakit, setiap orang yang tidak membutuhkan Allah dan Rasul, dan tidak punya keinginan untuk mendapatkan sesuatu nilai tambah dari hal itu maka itu adalah penyakit, apalagi dia orang sukses, harta banyak, punya jebatan dan merasa doanya sudah terkabul. Maka itulah penyakit yang berbahaya harusnya dia takut, karena terhamparnya kemudahan, karena kemudahan itu akan mendatangkan penyakit yang disebut khianat. Dan sifat khianat itu adalah salah satu dari sifat munafik, dan orang yang memiliki penyakit hati banyak ini adalah orang yang tidak memiliki akhlaq. Dan orang yang tidak mau bersyukur ini adalah orang yang sedikit akhlaq, dan banyak mengeluh.

Bahkan seorang yang sudah alim, guru sekalipun saat di hadapkan dengan perihal yang kurang menyenangkan saja sudah terbesit bagaimana ini terjadi kepada saya, dan merasa tidak nyaman, apalagi kita sebagai seorang murid. Padahal itu adalah ketentuan dari Allah, apa yang ada dibalik itu semua, bisa jadi itu menjadi pengampunan dosa, bisa jadi didahulukan siksanya di muka bumi ini, namun terkadang kita tidak mau menerimanya, dan tidak suka, kecewa, marah dengan adanya seperti itu. Maka inilah yang disebut sedikit sekali manusia yang bersyukur. Maka orang yang alim dan tidak ini seperti halnya matahari dan bulan. Apabila matahari muncul maka tidaklah tampak bulan silih berganti siang dan malam.

Selama kita masih mampu mendengar, maka wajiblah kita menuntut ilmu, namun apabila kita berpaling maka bersiaplah menerima dosa yang besar, yang belajar berhenti akan berdosa, yang mengajar berhenti juga dosa karena termasuk khianat tidak menyampaikan amanat Allah, yang belajar berhenti khianat karena dia berada dalam kebodohan.

Qs. An-Nahl: 53

Bersyukur itu hukumnya wajib, bukan sunnah, dan apapun yang wajib apabila ditinggalkan maka dosanya besar, maka Allah SWT marah terhadap orang yang tidak bersyukur. 

Maka apabila kita ditimpakan kesedihan seperti apapun, janganlah kita lari, dan hukumnya meminta pertolongan kepada Allah itu wajib, syukur itu wajib, meminta tolong itu juga wajib. Maka apabila kita tidak meminta pertolongan adalah orang yang kufur, sudah sengsara tidak meminta pertolongan maka ditambahkanlah kesengsaraannya, tidak minta lagi tambah lagi begitu seterusnya.

Maka segala kenikmatan dan kebaikan itu pasti dari Allah, sedangkan hal yang buruk menimpamu adalah karena perbuatanmu sendiri, dan apabila dari Allah itu hanyalah sebagai ujian apakah kamu akan kembali ruju' kepada Allah.

Sebaik-baik penolong adalah sholat, hanya orang yang bodoh meminta tolong itu dengan mengeluh dan sambat. Dengan sholat inilah manusia memperbaiki hubungan dengan Allah, mengembalikan kondisi nikmat yang telah tercabut dan tambahkanlah sholat-sholat sunnahmu. 

Apabila sholatmu tidak menambah, dan kebaikanmu tidak bertambah, maka bisa jadi kamu belum kembali sehingga Allah menambahkan ujiannya agar kamu bersungguh-sungguh kembali kepada Allah, hakikatnya Allah sedang memanggil kepadamu.

Dan apabila sholat kita sudah diperbaiki, maka Allah akan mengembalikan sesuatu yang telah hilang dari tangan kita, tepat waktulah dengan sholatmu, apabila kamu tidak disiplin dalam sholat sejatinya kamu tidak mau sembuh dari penyakit kesengsaraan.

Banyak manusia menyelesaikan masalah itu dengan pikirannya, padahal itu adalah hal yang salah, sujudlah kepada Allah dan baca Tasbih Nabi Yunus niscaya kegelapan yang menimpa dirimu, kesulitan, akan diganti dan dicabut dengan kemudahan, bisa dibaca 7x, atau dibaca sujud terakhir 40x, dalam setiap sholat baik wajib maupun subuh, apabila hal ini di istiqomahkan maka wajiblah dia menerima pangkat ahli dzikir walaupun belum berdzikir.

Syeikh Abu Hasa Syadzilir: Pandangan mata batin itu apabila terkena sesuatu walaupun tidak membutakan tetapi dapat menganggu pandangan.

Mata itu memiliki berjuta rahasia, maka mata itu dapat berbicara dan dibaca oleh yang berilmu atau mata batin, ada bermacam-macam, ada mata maksiat, mata pendusta, mata khianat, mata orang licik, walaupun dia banyak ngaji dan wirid tetapi jika matanya adalah pendusta maka mata itu tidaklah berdusta, padahal belum lagi hatinya, namun mata itu sudah memancarkan apa yang ada didalam hati, apakah itu hati yang dzikir atau tidak.

Hati orang yang berdzikir itu menutup pancaran mata dan pandangan terhadap yang dilarang oleh Allah, namun apabila hati ini kosong, maka mata itu selalu memandang terhadap dunia, dan memunculkan sifat yang tidak di ridhoi oleh Allah SWT.

Maka pandanglah apa yang ada dihadapanmu dengan sifat Allah SWT, apabila tidak ada maka termasuk orang yang khianat mata, maka khianat itu tidak selalu amanat, tetapi menginginkan sesuatu yang condong terjerumus kepada maksiat juga khianat, telinga pun juga begitu saat kita mendengarkan sesuatu yang tidak disertai sifat Allah.

Namun patut diketahui mata itu adalah sumber utama maksiat, karena dengan melihat manusia menginginkan sesuatu, orang terdahulu selalu menyibukkan matanya dengan membaca mushaf Al-Qur'an. Dengan mata manusia melihat orang menjadi sangka buruk, maka sesungguhnya setiap anggota tubuh kita ini senantiasa bermaksiat dan berkhianat, dan Allah menyuruh kita untuk banyak wudhu untuk menghapus anggota badan kita yang kotor, maka jagalah wudhu itu sehingga pandanganmu tidak liar kesana kemari.

Sebuah contoh banyak orang ingin berlibur keluar negeri sejatinya adalah untuk memuaskan mata, melihat sunset, padahal ini adalah ujian, apakah dia mampu berdzikir dan mengingat Allah SWT, maka orang yang terdahulu dia uzlah, karena takut salah dalam memandang, melihat, berbicara dan berbuat, melarikan diri dari keramaian.

Akal juga diberikan oleh Allah SWT untuk berpikir apa yang dijadikanNya bukan untuk berpikir tentang dirimu, hidupmu, isi perutmu, maka inilah kerugian-kerugian dan menjadi hukuman yang tidak disadari oleh manusia. Sadarilah amanat Allah SWT yang berat ini dan menjadi penjara bagi orang yang beriman, dan surga bagi yang kafir.

Menghidupkan hati adalah mengingat Allah, dan bentuknya adalah mengesampingkan segala hal tentang mahluk, segala yang ada di hati selain Allah itu adalah maksiat apalagi condong kepada kesenangan. Dan perbuatan apapun yang membuat maksiat itu kebanyakan dari mata, karena dia mengundang iblis, pancaran mata ini 70 panah iblis, belum lagi sifat kelalaian.

Bahkan Guru setiap nasehat itu bukan hanya untuk murid, melainkan juga untuk dirinya sendiri. Karena manusia itu pasti melakukan maksiat, tidak melakukan sunnah Nabi saja sudah maksiat, yang lebih gila lagi mereka tidak mengetahui, bahkan menambah karena tidak terasa dan merasa akan kesalahannya dan merasa aman.

Orang yang tidak tahu diri adalah orang yang menyia-nyiakan waktu, padahal contoh itu banyak namun kita selalu ragu dalam mengambil keputusan, orang yang menyiakan hidup ini adalah orang yang menyiakan waktu, karena waktu yang berjalan demikian tidak akan terulang lagi, dan yang jadi masalah adalah waktu yang hilang itu ada catatan dan perhitungan.

Cintailah apa yang kamu cintai tapi pasti kamu akan berpisah, berbuatlah sesuka hatimu tapi ingat kamu akan dibalas, hiduplah sesukamu pasti nanti kamu akan mati. Maka kebanyakan manusia menyia-nyiakan waktunya, hari-harinya dan plus ditambahi kelalaian.

Maka hukum membuka mata batin itu hukumnya wajib, karena harus menghilangkan penyakit-penyakit hati. 

Maksiat itu tidaklah harus nightclub dan dan jenis lainnya, namun kebodohan itu juga adalah maksiat, karena segala hal yang mengandung dosa adalah malaikat, kelalaian maksiat, menyia-nyiakan waktu juga maksiat.

Asror adalah berasal dari kata sirr atau rahasia, dan orang yang memiliki sirr adalah orang yang sangat teliti dan detail kepada sesuatu hal, orang yang mendapatkan hal ini adalah orang yang termasuk hati-hati wara'. Mustahil menguasai hal ini apabila terdapat noda-noda pada hati, maka bersihkanlah hatimu dengan banyak berdzikir, dengan banyaknya istighfar.

Orang yang sudah memiliki sirr dia mengetahui perihal ghaib, sedangkan orang awam hanya sebatas percaya kepada perihal ghaib. 

Segala perbuatan yang dilakukan tanpa didasari dengan niat, hukumnya adalah gugur, maka kuatkanlah niat, lalu perbaruilah niat itu. Lihatlah saddah terdahulu, mereka menulis buku dengan sungguh-sungguh, dengan letih, dengan susah payah dan lapar. Sedangkan kita hanya menikmati jasa saja, hanya membacanya saja kita mendapatkan do'a dari Beliau-beliau ini agar ilmu itu menjadi manfaat.


 
;