Jumat, 30 Agustus 2019 0 komentar

29 Dzulhijah 1440 H (30 Agustus 2019)

بسم الله الرّحمن الرّحيم


  1. Bebaskan hatimu seperti burung, niscaya Allah SWT akan berikan kamu petunjuk untuk terbang mengambil rezeki. (13:45 WIB)
  2. Berharap itu adalah bentuk memohon yaitu menunggu keputusan dari Allah, tetapi kebanyakan manusia memohon untuk memaksa keputusan tersebut. (13:51 WIB)
  3. Kebanyakan manusia itu selalu mengingat kebaikannya tetapi justru melupakan keburukannya, padahal dia tidak memiliki kebaikan, karena kebaikan itu sesungguhnya datang dari Allah. (13:53 WIB)
  4. Sesungguhnya Allah itu baik dan menyukai yang baik, maka pemberiannya juga baik, dan apabila ada keburukan itu bukan dari Allah melainkan dari dirimu sendiri. (13:54 WIB)
  5. Yang disebut khalifah itu adalah yang dipercaya oleh Allah, dan dia mendapatkan takdir azali dari Allah seperti halnya para Nabi dan Rasul. (14:04 WIB)
  6. Orang yang mengamalkan ayat kursi itu berbeda dengan orang yang mengamalkan ayat kursi, dan bagi yang mengamalkan mendapatkan 4 hal, yaitu dia bisa memperbaiki diri, memperbaiki keluarga, memperbaiki hubungan dengan Allah, memperbaiki hubungan dengan manusia. (14:05 WIB)
  7. Tidak disebut orang yang berma'rifat yang tidak memiliki kebaikan di sisi Allah, di sisi manusia, di sisi keluarganya. (14:05 WIB)
  8. Khalifah itu mendapatkan kepercayaan dari Allah, dan dia termasuk orang yang mampu memegang amanat Allah. (14:08 WIB)
  9. Banyaknya engkau berjumpa dengan Wali Quthub, bersalaman dengannya, tetapi masih ada najis dihatimu tentu tidaklah berguna hal tersebut.  Maka bersungguh-sungguhlah menuju Tuhanmu niscaya kamu akan merasakan manisnya dalam ibadah kepada Allah. (14:41 WIB)
  10. Barangsiapa tidak mau menelan pahitnya dalam menuntut ilmu maka bersiaplah merasakan pahitnya kebodohan. (14:15 WIB)
  11. Sesungguhnya Allah menjadikan Nabi Adam syariatnya dari tanah bumi, tapi hakikatnya dari Nur Nabi Muhammad. (14:21 WIB)
  12. Orang yang membaca sebuah shalawat dan bisa merasakan apa yang dibacanya, maka dia termasuk orang yang dititipkan Nur Nabi Muhammad. (14:22 WIB)
  13. Sesungguhnya orang yang shalawat itu seperti apapun tergelincirnya pasti akan kembali kepada jalan yang benar. (14:23 WIB)
  14. Mereka yang lalai dalam sholatnya pasti akan menghimpun sebuah perbuatan yang riya', dan amalnya sia-sia dihamburkan seperti debu yang berterbangan. (14:29 WIB)
  15. Tanda-tanda seseorang yang dilupakan oleh Allah, maka dia banyak mengerjakan sesuatu yang tidak bermanfaat. (14:30 WIB)
  16. Seseorang yang dapat pengawasan Allah maka dia tidak akan dikeluarkan dari lingkungan orang-orang yang taat. (14:31 WIB)
  17. Orang yang tidak mendapatkan pengawasan Allah maka dia pasti akan bergaul dengan orang-orang yang tidak taat, dan mengajak dalam kelalaian. (14:31 WIB)
  18. Orang yang selalu dalam kelalaian pasti matinya akan dalam kelalaian, karena semasa hidupnya melupakan Allah maka Allah pun juga akan melupakan dia. (14:32 WIB)
  19. Sesungguhnya kamu akan menyesal saat datang sakitmu dan kamu sadari masa sehatmu tidak beribadah kepada Allah, sedangkan dalam kesakitanmu tidak mampu lagi beribadah, maka dia adalah termasuk orang yang bangkrut di akhirat kelak. (14:33 WIB)
  20. Sembuhkanlah penyakit hatimu terlebih dahulu sebelum kamu menyembuhkan luarmu, karena sakitnya yang ada didalam pasti akan tampak kedalam permukaan. (14:34 WIB)
  21. Hiasilah dirimu dengan keimanan dan keyakinan, dan keyakinan yang sudah datang akan membuatmu tahu akan apa yang tidak menguntungkan dan apa yang menguntungkan. (14:35 WIB)
  22. Pada saat dia memiliki sebuah penyakit dia berusaha sebisa mungkin untuk sembuh dengan berobat, pergi ke dokter, biaya mahal, tetapi saat dia ditinggalkan oleh Tuhannya dia tidak merasa sedih, dan sakit padahal itu adalah seburuk-buruknya penyakit. (14:36 WIB)
  23. Barangsiapa yang tidak bisa mendekat kepada Allah, disebabkan dia terlalu banyak bermaksiat kepada Allah. (14:36 WIB)
  24. Manusia melihat karat di rumah atau mobilnya sudah kebingungan untuk menghilangkannya, tetapi karat dihatinya manusia tidak pernah merasa gelisah dan berusaha untuk menghilangkannya. (14:38 WIB)
  25. Segala sesuatu yang menyadari bahwa diri kita lemah, maka kita harus melawannya. Dan ketahuilah kemalasan itu disebabkan banyaknya maksiat kepada Allah. (14:39 WIB)
  26. Janganlah kamu mendekati orang yang tidak mendengar seruan Allah, karena bagi dia seruan Allah saja tidak didengarnya apalagi dirimu yang tidak mempunyai apa-apa. (14:41 WIB)
  27. Orang yang selalu mengingatkan kepada Tuhannya adalah orang yang bermanfaat dan termasuk orang yang beriman. (14:44 WIB)
  28. Sesungguhnya istrimu yang sesungguhnya adalah yang selalu mengingatkan perihal akhirat, dan seorang suami yang sholeh walaupun miskin hartanya pasti akan menjadikan istrinya soleha. (14:45 WIB)
  29. Banyak manusia yang pandai dalam urusan dunia, tetapi bodoh dalam urusan akhirat maka dia termasuk orang yang bangkrut. (14:47 WIB)
  30. Satu hikmah atau kalimat yang keluar dari mulut seorang mursyid sesungguhnya itu lebih baik dari satu dunia dan seisinya. (14:48 WIB)
  31. Dihindarkan dosa dari umatku pada perbuatan-perbuatan yang dilakukan berdasarkan kesalahan-kesalahan yang tidak diketahuinya, atau lupa dan dipaksa oleh orang lain untuk melakukannya. (14:50 WIB)
  32. Sesungguhnya orang yang sadar akan kesalahan itu adalah orang yang sudah bersih akan hatinya. (14:51 WIB)
  33. Dan orang yang banyak dosanya tentu tidak akan bisa merasakan dosa dan kesalahan yang telah diperbuatnya, disebabkan banyaknya dosa, dan makanan haram yang dikonsumsinya. (14:54 WIB)
  34. Janganlah kamu menunda sholat meskipun berjamaah karena disitulah letak kelalaian, kecuali kamu dalam keadaan menuntut ilmu. (14:56 WIB)
  35. Sesungguhnya orang yang tidak senang bershalawat hakikatnya adalah Allah tidak suka kepada hamba tersebut. (14:59 WIB)
  36. Banyak orang yang bershalawat tetapi tidak memiliki pengakuan, mereka asyik dengan lagunya, qasidahnya, hadrahnya tetapi tidak asik dengan Nabi Muhammad, maka hadirkanlah Nabi Muhammad disetiap shalawat yang kamu baca. (15:00 WIB)
  37. Apapun yang berdoa tanpa shalawat itu tidak akan terkabul, maka gabungkanlah bacaan shalawat itu dalam setiap doamu. (15:01 WIB)
  38. Sesungguhnya orang yang membaca shalawat didalam majelis beramai-ramai itu kelak akan dicari oleh Nabi Muhammad, sedangkan yang membaca sendiri akan mencari Nabi Muhammad. (15:03 WIB)
  39. Barangsiapa yang dirumahnya ada tikus, maka sesungguhnya dia banyak dosa dan termasuk orang yang tidak bersyukur sehingga Allah peringatkan dengan menghadirkan binatang tersebut didalam rumahmu, dan bukanlah sebuah perihal yang kebetulan. (15:04 WIB)
  40. Barangsiapa yang tidak mau belajar maka dia akan menerima musibah dari kebodohannya, dan jangan biarkan sesuatu hal yang tidak kamu ketahui, maka bertanyalah apa yang tidak kamu pahami. (15:07 WIB)
  41. Barangsiapa meninggalkan ilmu maka meninggalkan sholat, dan meninggalkan sholat berarti meninggalkan Allah SWT. (15:08 WIB)
  42. Ahli hikmah berkata: Andaikata setiap orang yang datang kesuatu lembah atau hutan adalah tukang kayu, niscaya tidak akan tersisa satu batang pohonpun di lembah tersebut. (15:09 WIB)
  43. Sesungguhnya manusia itu dititipkan sifat serakah, dan sifat serakah ada dua, ada yang serakah terhadap dunianya dan ada yang serakah dengan ilmu akhiratnya. (15:10 WIB)
  44. Selesaikanlah atau kalau perlu juallah asetmu untuk menyelesaikan utangmu, karena kelak di akhirat tidak akan ada penyelesaian dalam bentuk uang, melainkan amal ibadahmu yang akan dikuras habis sehingga kamu dalam kebangkrutan. (15:14 WIB)
  45. Segala bentuk hutang itu baik kecil dan banyak yang dapat merisaukan hatimu adalah bentuk penghalang dirimu dengan Tuhanmu. (15:16 WIB)
  46. Hidup boleh miskin tetapi hati harus lebih kaya dari orang yang paling kaya. (15:17 WIB)
  47. Baik ukuran Allah beda dengan baik ukuran manusia, karena baik ukuran Allah itu benar untuk Allah dan manusia, sedangkan baik ukuran manusia benar dimata manusia belum tentu benar dihadapan Allah. (15:27 WIB)
  48. Barangsiapa yang mendawamkan tasbih niscaya dia akan mudah untuk bermimi Syeikh Abu Hasan Asy-Syadzili. (15:39 WIB)
  49. Al-Hikmah: Orang tua dulu yang soleh mereka saling menolak didalam 3 hal karena takut kepada Allah disebabkan sifat kehati-hatiannya yaitu:
    1. Dijadikan hakim
    2. Dijadikan untuk pemberi fatwa
    3. Dijadikan imam sholat (15:44 WIB)
  50. Bagaimana manusia itu bisa yakin apabila dunia ini menjadi tujuannya, bagaimana manusia bisa takut kepada Tuhannya apabila takwa belum dimiliki. (15:50 WIB)
  51. Celakalah bagi orang yang banyak berdzikir kepada Allah dengan lisannya, dan durhaka kepada Allah dengan perbuatannya. (15:56 WIB)
  52. Tidak disebut orang yang berdzikir yang tidak merubah tabiat. (15:57 WIB)
  53. Sesungguhnya banyak dari penuntut ilmu itu gagal disebabkan tidak menghargai ilmu, mereka meremehkan ilmu sehingga apa yang didapatkannya tidak mendapatkan manfaat justru mendapatkan laknat dari Allah. (16:10 WIB)
  54. Kewajiban utama manusia adalah bertaubat, takut dan berharap, meninggalkan kecintaan pada dunia, sabar, syukur, ikhlas, tawakkal, ridho, mahabbah, dzikir mengingat mati, ziarah kubur. (16:16 WIB)
  55. Tidak akan sampai seorang murid kepada sebuah kedudukan apabila tidak mentaati perintah dari Gurunya. (16:17 WIB)
  56. Sepahit apapun perintah Guru itu janganlah membantah, cukup patuhi saja karena kamu pasti tidak akan mengetahui apa yang dimaksud, dan apabila kamu tidak mau maka siaplah untuk menampung dosa. (16:26 WIB)
  57. Kelalain adalah menomor duakan urusan dari Tuhannya. Dan tempatnya adalah neraka Sakho dan kekal didalamnya. (16:27 WIB)
  58. Janganlah kamu meremehkan perintah Allah, karena hanya orang yang tidak berakal yang meremehkan apa yang diperintahkan oleh Allah. (16:28 WIB)
  59. Sesungguhnya perintah Gurumu walau buruk bagimu tetapi bisa jadi kebaikan bagi dirimu, sedangkan kebaikan yang kamu anggap bisa jadi sebuah keburukan dipandang oleh Gurumu. (16:29 WIB)
  60. Tidak disebut orang yang berilmu yang tidak meneliti setiap apa yang diperbuatnya. (16:30 WIB)
  61. Selama manusia itu beribadah dengan penuh masalah, maka ibadahnya tertolak karena termasuk orang-orang didalam kelalaian. (16:34 WIB)
  62. Hakikat hidup manusia itu selalu penuh didalam kepura-puraan, apa yang tampak diluarnya tidak sama dengan apa yang ada didalamnya. (16:36 WIB)
  63. Selesaikanlah masalahmu terlebih dahulu sebelum kamu menghadap kepada Tuhanmu, janganlah kamu membawa masalahmu dihadapan Tuhanmu sehingga membebani ibadahmu kepada Tuhanmu. (16:37 WIB)
Kamis, 29 Agustus 2019 0 komentar

Durratun Nasihin

بسم الله الرّحمن الرّحيم


اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِى قَوْلُهُ دُرَّةْ، لَايُمْكِنُ اَنْ تُشْتَرَى مِنَ الْاَمْوَالِ بِالْكَثْرَةْ، فَاالْقُرْاٰنُ الْكَرِيْمُ فِيْهِ هِدَايَةٌ غُرَّةْ، وَعِظَةً مُوَفَّرَة. لِمَنْ كَانَ يَرْجُوْاللّٰهَ وَالْآخِرَةْ، صَلَاتُهُ تَعَالَى وَسَلَامُهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ذِى خِصَالٍ عَطِرَةْ، وَأُسْوَةٍ بَاهِرَةْ، وَعَلَى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ الْبَرَرَةْ

"ALHAMDU LILLAHIL LADZII QAULUHU DURRAH, LAA YUMKINU AN TUSYTARAA MINAL AMWAALI BIL KATSRAH, FAL QUR-AANUL KARIIMU FIIHI HIDAYATUN GHURRAH, WA 'IDZATUN MUWAFFARAH LIMAN KAANA YARJULLAAHA WAL AKHIRAH, SHALAATUHU TA'AALA WA SALAAMUHU 'ALAA SAYYIDINA MUHAMMADIN DZII KHISHAALIN 'ATHIRAH, WA USWATIN BAAHIRAH, WA 'ALAA AALIHI WA ASH-HAABIHIL BARARAH.

Syahdan, maka dengan petunjuk dan pertolongan Allah ta'aala telah bisa kami hidangkan terjemahan atau saduran kitab "DURRATUN NASSHIHIIN" sebuah kitab yang disusun oleh 'Utsman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syaakir Alkhaubawiyyi', seorang Ulama yang hidup pada abad ke XIII Hijriah.

Kitab ini terdiri dari tujuh puluh lima majelis (Bab/Pengajian).

Jilid 1:

  1. Pengajian Pertama: Keutamaan bulan Ramadhan
  2. Pengajian Ke Dua: Keutamaan Puasa
  3. Pengajian Ke Tiga: Keutamaan Ilmu
  4. Pengajian Ke Empat: Keutamaan bulan Ramadhan
  5. Pengajian Ke Lima: Ketenangan Hati Dengan Musyahadah Kekuasaan Allah SWT.
  6. Pengajian Ke Enam: Keutamaan Memberikan Shadaqah / Dan Di Jalan Allah SWT
  7. Pengajian Ke Tujuh: Celaan Bagi Orang Yang Makan Riba
  8. Pengajian Ke Delapan: Keutamaan Shalat Berjamaah
  9. Pengajian Ke Sembilan: Keutamaan Tauhid
  10. Pengajian Ke Sepuluh: Keutamaan Taubat
  11. Pengajian Ke Sebelas: Keutamaan Bulan Rajab Yang Dimuliakan
  12. Pengajian Ke Duabelas: Keutamaan Orang Laki-Laki dari Pada Orang Perempuan
  13. Pengajian Ke Tigabelas: Keutamaan Berbuat Baik Kepada Orang Tua
  14. Pengajian Ke Empatbelas: Keutamaan Cinta Kepada Allah dan Rasulullah
  15. Pengajian Ke Limabelas: Keutamaan Salam
  16. Pengajian Ke Enambelas: Wafat Nabi SAW
  17. Pengajian Ke Tujuhbelas: Peminum Arak Yang Tercela
  18. Pengajian Ke Delapanbelas: Sifat Dengki Yang Tercela
  19. Pengajian Ke Sembilanbelas: Turunnya Hidangan Dari Langit
  20. Pengajian Ke Duapuluh: Keutamaan Berpuasa Enam Hari di Bulan Syawal
  21. Pengajian Ke Duapuluh Satu: Keutamaan Berdo'a Dengan Suara Keras Dan Dengan Suara Pelan-pelan
  22. Pengajian Ke Duapuluh Dua: Menerangkan Iman
  23. Pengajian Ke Duapuluh Tiga: Menerangkan Perintah-Perintah Allah SWT.
  24. Pengajian Ke Duapuluh Empat: Firman Allah SWT 'WAL LADZIINA YAKNIZUUNADZ DZAHABA WAL FIDHDHATA
  25. Pengajian Ke Duapuluh Lima: Keutamaan Bulan Rajab
0 komentar

Pengajian Kedua Belas: Keutamaan Orang Laki-laki Dari Pada Perempuan (Jilid 1)

بسم الله الرّحمن الرّحيم


الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللهُ. . .

(Surat Al-Baqarah Ayat 185)

BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIMI
AR RIJAALU QAWWAAMUUNA 'ALAN NISAA-I BIMA FADHDHALALLAAHU BA'DHAHUM A'LAA BA'DHIN WA BIMAA ANFAQUU MIN AMWAALIHIM, FASH SHAALIHAATU QAANITATUN HAAFIZDAATUN LIL GHAIBI BIMAA HAFIDHALLAAHU. . .
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
Orang laki-laki itu bertanggung jawab terhadap orang perempuan, sebab Allah telah memberikan kelebihan kepada sementara mereka (laki-laki) dari pada yang lain (perempuan), dan karena kemampuan mereka (laki-laki) memberikan belanja dari sebagian harta mereka. Maka orang-orang perempuan yang shalih itu ialah mereka yang menjaga kehormatannya sewaktu ghaib (suaminya) sebagai mana Allah telah menjaganya. . .

Ayat ini turun sehubungan dengan kejadian Saad bin Rabi' Al-Anshaary yang memukul istrinya, yaitu anak perempuan Muhammad bin Maslamah. Ketika perempuan itu datang dan mengadu kepada Rasulullah, maka beliau memerintahkan qishash/balasan/siksaan kepadanya.

Kemudian Jibril turun dengan membawa ayat ini
الرِّجَالُ قَوَّامُوْنَ عَلَى النِّسَآءِ
AR RIJAALU QAWWAAMUUNA 'ALAN NISAA-I
Orang Laki-laki itu bertanggung jawab terhadap perempuan, artinya bahwa mereka orang laki-laki itu menguasai semua urusan orang-orang perempuan dan mendidiknya.
(Abul Laits)



Fudhail bin Ubaidah meriwayatkan; bahwa ada seorang laki-laki mengerjakan shalat dan membaca.
اللّٰهُمَّ اغْفِرْلِىْ وَارْحَمْنِىْ

ALLAHUMMAGH FIR LII WAR HAMNII
Yaa Allah, ampunilah aku dan kasianilah aku.
Maka Rasulullah bersabda: "Hai laki-laki yang shalat, engkau tergesa-gesa dalam mengerjakan shalat; bila engkau mengerjakan shalat maka duduklah dan bacalah hamdalah sebagaimana semestinya, dan bacalah shalawat untukku, kemudian berdo'alah kepadaNya."
Maka ada laki-laki yang mengerjakan shalat sesudah itu, dan dia memuji Allah dan membaca shalawat untuk Rasulullah Alaihis Sholatu Wasallam.
Rasulullah Alaihis Sholatu Wasallam bersabda kepadanya: "Berdo'alah tentu akan dikabulkan do'amu dan berdo'alah engkau tentu akan dikabulkan, dan demikian juga barang siapa mendengarkan namaku disebutkan kemudian dia membaca shalawat untukku, maka Allah akan mengabulkan semua do'anya."




خَيْرُ النِّسَاءِ اِمْرَأَ ةٌ اِنْ نَظَرْتَ اِلَيْهَا سَرَّتْكَ وَاِنْ أَمَرْتَهَا أَطَاعَتْكَ وَاِنْ غِبْتَ عَنْهَا حَفَظَتْكَ فِى مَالِكَ وَنَفْسِهَا
KHAIRUN NISAA-I IMRA-ATUN IN NAZDARTA ILAIHAA SARRATKA, WA IN AMARTAHAA ATHAA'ATKA, WA IN GHIBTA 'ANHAA HAFAZDATKA FII MAALIKA WA NAFSIHAA
Sebaik-baik orang perempuan ialah bila dia engkau lihat, maka dia menggembirakan, bila engkau perintah dia mentaati dan bila engkau tidak ada dia menjaga hartamu dan menjaga pula akan dirinya / kehormatannya.
Kemudian Nabi Alaihis Sholatu Wasallam, membaca: "AR RIJAALU QAWWAAMUUNA 'ALAN NISAA-I" = "Orang laki-laki itu bertanggung jawab terhadap para wanita" artinya bertanggung jawab dalam mendidik dan dalam segala urusan mereka.



Anas bin Malik meriwayatkan, bahwa Nabi Alaihis Sholatu Wasallam, bersabda:
الْمَرْأَةُ اِذَ اصَلَّتْ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفَظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا تَدْخُلُ مِنْ اَيِّ بَابٍ شَاءَتْ مِنْ اَبْوَابِ الْجَنَّةِ
AL MAR-ATU IDZAA SHALLAT KHAMSAHAA WA SHAAMAT SYAHRAHAA WA HAFAZDAT FARJAHAA WA ATHAA-'AT ZAUJAHA TADKHULU MIN AYYI BAABIN SYAA-AT MIN ABWAABIL JANNATI
Seorang perempuan apabila mengerjakan shalat lima waktu, berpuasa sebulan (bulan Ramadhan), memelihara farjinya (kemaluannya) dan mentaati suaminya, maka akan masuk surga dari pintu mana dia kehendaki
(Hadits diriwayatkan oleh Abu Na'im)



Abdurrahman bin Auf meriwayatkan, bahwa Nabi Alahish Sholatu Wasallam, bersabda:
الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ خَيْرٌ مِنْ اَلْفِ رَجُلٍ غَيْرِ صَالِحٍ وَاَ يُّمَا اِمْرَأَةٍ خَدَمَتْ زَوْجَهَا سَبْعَةَ اَيَّامٍ اُغْلِقَ عَنْهَا سَبْعَةُ اَبْوَابِ النَّارِ وَفُتِحَتْ لَهَا ثَمَانِيَةُ اَبْوَابِ الْجَنَّةِ تَدْخُلُ مِنْ اَيِّهَا شَاءَتْ بِغَيْرِ حِسَابٍ.
AL MAR-ATUSH SHAALIHATU KHAIRUN MIN ALFI RAJULIN GHAIRI SHAALIHIN, WA AYYUMAA IMRA-ATIN KHADAMAT ZAUJAHAA SAB'ATA AYYAAMIN UGHLIQA 'ANHAA SAB'ATU ABWAABIN NAARI WA FUTIHAT LAHAA TSAMAANIYATU ABWAABIL JANNATI TADKHULU MIN AYYIHAA SYAA-AT BIGHAIRI HISAABIN
Seseorang wanita yang shalih itu lebih baik dari pada seribu orang laki-laki yang tidak shalih, dan seorang perempuan yang berkhidmat / melayani suaminya selama seminggu, maka ditutuplah dari padanya tujuh pintu neraka dan dibukakan baginya delapan pintu surga, dari pintu mana dia mau masuk bebas tanpa hisab.



Siti Aisyah ra. meriwayatkan, bahwa Nabi Alaihish Sholatu Wasallam:
مَامِنْ اِمْرَأَةٍ تَحِيْضُ اِلَّا كَانَ حَيْضُهَا كَفَّارَةً لِمَا مَضَى مِنْ ذُنُوْبِهَا وَاِنْ قَالَتْ فِى اَوَّلِ الْيَوْمِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلٰى كُلِّ حَالٍ وَاَسْتَغْفِرُا اللّٰهَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ كَتَبَ اللّٰهُ لَهَا بَرَاءَةً مِنَ النَّارِ وَجَوَازًا عَلَى الصِّرَاطِ وَاَمَانًا مِنَ الْعَذَابِ، وَرَ فَعَ اللّٰهُ تَعَالٰى لَهَا بِكُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ دَرَجَةَ اَرْبَعِيْنَ شَهِيْدًا اِذَا كَانَتْ ذَاكِرَةَ اللّٰهِ تَعَالٰى فِى حَيْضِهَا
MAA MIN IMRA-ATIN TAHIIDHU ILLAA KAANA HAIDHUHAA KAFFAARATAN LIMAA MADHAA MIN DZUNUUBIHAA, WA IN QAALAT FII AWWALIL YAUMI: ALHAMDU LILLAAHI 'ALAA KULLI HAALIN, WA ASTAGHFIRULLAAHA MIN KULLI DZANBIN", KATABALLAHU LAHAA BARAA-ATAN MINAN NAARI WA JAWAAZAN 'ALASH SHIRAATHI WA AMAANAN MINAL 'ADZAABI, WA RAFA'ALLAHU TA'AALAA LAHAA BIKULLI YAUMIN WA LAILATIN DARAJATA ARBA'IINA SYAHIIDAN IDZAA KAANAT DZAAKIRATALLAAHI TA'AALAA FII HAIDHIHAA
Tidaklah seorang perempuan yang haidh itu kecuali haidhnynya / menstruasinya merupakan kafarat atau tebusan untuk dosa-dosanya yang telah lewat; dan bila pada hari pertama haidhnya dia membaca: "ALHAMDULILLAHI 'ALAA KULLI HAALIN WA ASTAGHFIRULLAAHA MIN KULLI DZANBIN" = "Segala puji bagi Allah dalam segala situasi dan saya mohon ampun kepada Allah dari segala dosa", maka Allah menetapkan dia bebas dari neraka dengan mudah melewati jembatan (shiraathal mustaqiim) serta aman dari siksa, bahkan Allah ta'aalaa mengangkat dia keatas derajat seperti derajatnya empat puluh orang mati syahid bila dia selalu berdzikir / ingat kepada Allah selama dalam haidhnya."

Hasan Bashri menerangkan; bahwa ini adalah bagi orang-orang perempuan yang shalih, yang taat kepada suaminya dalam masalah syari'at / agama.

Ada sebuah hikayat bahwa pada masa Nabi Alaihish Sholatu Wasallam ada seseorang laki-laki yang mau berangkat perang, maka berpesan kepada istrinya: "Hai istriku, jangan sekali-kali engkau keluar dari rumah ini sehingga aku datang".
Kebetulan Ayahnya menderita sakit, maka perempuan tadi mengutus seorang laki-laki kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Rasulullah bersabda kepada urusan itu: "Agar supaya dia mentaati suaminya". Demikian siperempuan itu menyuruh utusannya tidak hanya sekali, sehingga akhirnya dia mentaati suaminya dan tidak berani keluar dari rumahnya. 
Maka ayahnyapun meninggal dunia dan dia tetap tidak tahu mayat ayahnya serta dia tetap sabar sehingga suaminya datang kembali kepadanya. Maka Allah ta'aalaa memberi wahyu kepada Nabi Alaihis Sholatu Wasallam. yang artinya: "Bahwa sesungguhnya Allah telah mengampuni orang perempuan itu karena ketaatannya kepada suami."



Abdullah bin Mas'ud ra. menerangkan bahwa Nabi Alaihish Sholatu Wasallam bersabda:
اِذَغَسَلَتْ اِمْرَأَةٌ ثِيَابَ زَوْجِهَا كَتَبَ اللّٰهُ لَهَا اَلْفَ حَسَنَةٍ وَغَفَرَلَهَا اَلْفَى حَطِيْئَةٍ وَاسْتَغْفَرَ لَهَا كُالُّ شَيْئٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ وَرَفَعَ لَهَا اَلْفَدَرَجَةٍ
IDZAA GHASALAT IMRA-ATUN TSIYAABA ZAUJIHAA KATABALLAAHU LAHAA ALFA HASANATIN WA GHAFARA LAHAA ALFA KHATHII-ATIN WAS TAGHFARA LAHAA KULLU SYAI-IN THALA'AT ALAIHISY SYAMSU WA RAFA'A LAHAA ALFA DARAJATIN
Apabila seorang perempuan mencuci pakaian suaminya, maka Allah mencatat baginya seribu kebaikan dan mengampuni dua ribu kesalahannya / dosanya  bahkan segala sesuatu yang disinari oleh matahari memintakan ampunan baginya serta Allah mengangkat seribu derajat baginya.
(Hadits diriwayatkan oleh Abu Manshur di Musnadil Firdaus)


Ali bin Abi Thalib meriwayatkan sebagai berikut:
'Saya dan Fathimah bersama-sama masuk berkunjung kepada Rasulullah, maka kami dapatkan beliau sedang menangis. Kami bertanya kepada beliau: "Apakah yang menyebabkan engkau menangis, wahai Rasulullah?"
Beliau menjawab: "Pada malam aku di Isra' kan keatas langit, aku melihat orang-orang dalam keadaan yang sangat disiksa, maka ketika aku teringat keadaan mereka, aku menangis."
Saya bertanya pula: "Wahai Rasulullah, apakah yang engkau lihat?"
Beliau bersabda: "Aku melihat;
  1. Orang perempuan yang digantung dengan rambutnya dan otak di kepalanya mendidih,
  2. Orang perempuan yang digantung dengan lidahnya, dan tangannya dikeluarkan dari punggungnya sedang minyak air dari neraka dituangkan pada kerongkongannya,
  3. Orang perempuan yang digantung dengan buah dadanya dari arah punggungnya sedang air kayu zakum dituangkan pada kerongkongannya,
  4. Orang perempuan yang digantung diikat dua kakinya beserta dua tangannya sampai ubun-ubunnya dan dibelit dikuasai oleh beberapa ular dan kalajengking,
  5. Orang perempuan yang makan badannya sendiri sedang dibawahnya terdapat api yang menyala-nyala, 
  6. Orang perempuan yang memotong-motong badannya sendiri dengan gunting-gunting dari neraka,
  7. Orang perempuan yang berwajah hitam dan dia makan usus-ususnya sendiri,
  8. Orang perempuan yang tuli, buta, dan bisu didalam peti dari neraka sedang darahnya mengalir dari lubang bagian badannya (hidung, mulut, telinga) sedang badannya membusuk dari sebab penyakit kulit dan penyakit lepra.
  9. Orang perempuan yang kepalanya seperti kepala celeng / babi dan badannya seperti badan himar / keledai, yang mendapat siksa beribu-ribu macam siksa.
  10. Orang perempuan berbentuk anjing, sedang beberapa ular dan kalajengking masuk lewat kubulnya atau lewat mulutnya dan keluar lewat duburnya, sedang para Malaikat sama memukuli kepalanya dengan palu godam dari neraka. 
Maka berdirilah Fatimah seraya bertanya: "Wahai ayahkku, buah indah mataku, ceritakanlah kepadaku, apakah amal perbuatan para wanita itu!"

Rasullullah Alaihish Sholatu Wasallam: "Hai Fatimah, adapun 
  1. Orang perempuan yang digantung dengan rambutnya, karena dia tidak menyembunyikan / menjaga rambutnya dikalangan orang laki-laki.
  2. Orang perempuan yang digantung dengan lisannya, karena dia menyakiti hati suaminya dengan lisan / kata-kata.

    Kemudian Nabi Alaihish Sholatu Wasallam bersabda: "Tidak seorang perempuan sekalipun yang menyakiti hati suaminya dengan lisannya/dengan kata-kata, kecuali Allah akan melebarkan lisannya / mulutnya besok dihari kiamat selebar tujuh puluh dzira'. kemudian mengikatkannya dibelakang lehernya".

    Diriwayatkan bahwa Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu 'Anhu berkata: "Saya mendengar Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam, bersabda:
    اَيُّمَا اِمْرَأَةٍ عَذَّبَتْ زَوْجَهَا بِلِسَانِهَا فَهِيَ فِى لَعْنَةِ اللّٰهِ وَسُخْطِهِ وَلَعْنَةِ الْمَلَا ئِكَةِ وَالنَّاسِ اَجْمَعِيْنَ.
    AYYUMAA IMRA-ATIN 'ADZDZABAT ZAUJAHAA BILISAANIJAA FA HIYA FII LA'NATILLAAHI WA SUKHTHIHI WA LA'NATIL MALAA-IKATI WAN NAASI AJMA'IINA
    "Seorang perempuan yang menyiksa suaminya dengan kata-kata, maka dilaknati oleh Allah dan dimurkai olehNya dan dilaknati pula oleh para malaikat dan oleh semua manusia".

    Diriwayatkan pula bahwa Utsman Radhiyallahu 'Anhu berkata: "Saya mendengar Rasulullah Alaihish Sholatu Wasallam bersabda:
    مَا مِنْ اِمْرَأَةٍ قَالَتْ لِزَوْجِهَا: مَارَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا اِلَّا اَحْبَطَ اللّٰهُ عَمَلَهَا سَبْعِيْنَ سَنَةً وَلَوْ كَانَتْ تَصُوْمُ النَّهَارَ وَتَقُوْمُ اللَّيْلَ.
    MAA MIN IMRA-ATIN QAALAT LIZAUJIHAA: "MAA RA-AITU MINKA KHAIRAN" ILLAA AHBATHALLAAHU 'AMALAAHA SAB'IINA SANATAN, WA LAU KAANAT TASHUUMUN NNAHAARA WA TAQUUMUL LAILA.
    Tidak seorang perempuanpun yang mengatakan kepada suaminya: "Saya belum pernah melihat kebaikanmu", kecuali Allah menghapuskan amal kebaikannya selama tujuh puluh tahun, meskipun dia berpuasa di siang hari dan mengerjakan shalat dimalam hari."
  3. Adapun orang perempuan yang digantung dengan buah dadanya, karena dia menyusui anak orang lain tidak seizin suaminya.
  4. Adapun orang perempuan yang diikat dengan kakinya, karena dia keluar dari rumahnya tidak seizin suaminya, tidak mandi suci dari haidh / datang bulan dan dari nifas (darah keluar beranak)
  5. Adapun orang perempuan yang makan badannya sendiri, karena dia berhias untuk dilihat orang laki-laki lain dan suka mengghibah (membicarakan aib) orang lain.
  6. Adapun perempuan yang memotong-motong badannya sendiri dengan gunting-gunting dari neraka, karena dia memasyhurkan / mempopulerkan dirinya dikalangan orang banyak, maksudnya agar supaya mereka melihat perhiasannya, dan setiap orang yang melihatnya cinta kepadanya dari sebab perhiasan yang dikenakan.
  7. Adapun orang perempuan yang diikat kedua kakinya beserta kedua tangannya sampai ke ubun-ubun, dan terbelit pula oleh beberapa ular dan kalajengking, karena dia mampu shalat, dan mampu berpuasa sedang dia tidak berwudhu', dan tidak mau mengerjakan shalat dan tidak mandi jinabat.
  8. Adapun orang perempuan yang kepalanya seperti kepala celeng/babi, dan badannya seperti badan keledai, karena dia suka adu domba dan suka berdusta.
  9. Adapun orang perempuan yang berbentuk seperti anjing, karena dia ahli fitnah dan suka marah kepada suaminya.

    Abud Dzarrin meriwayatkan bahwa dia mendengar Rasulullah Alaihish Sholatu Wasallam bersabda:
    اَيُّمَا اِمْرَأَةٍ قَالَتْ لِزَوْجِهَا: عَلَيْكَ لَعْنَةُ اللّٰهِ وَهِيَ ظَالِمَةٌ لَعَنَهَااللّٰهُ تَعَالٰى مِنْ فَوْقِ سَبْعِ سَمٰوَاتٍ وَكُلُّ شَيْئٍ خَلَقَهُ اللّٰهُ تَعَالٰى اِلَّا الثَّقَلَيْنِ اَيْ اَلْاِنْسَ وَالْجِنَّ.
    AYYUMAA IMRA-ATIN QAALAT LIZAUJIHAA: "ALAIKA LA'NATULLAAHI WA HIYA DHAALIMATUN LA'ANAHAALLAHU TA'ALAA MIN FAUQI SAB'I SAMAAWAATIN WA KULLU SYAI-IN KHALAQAHULLAAHU TA'ALAA ILLATS TSAQALAIN" AY AL-INSA WAL JINNA.Seorang perempuan yang berkata kepada suaminya: "Semoga engkau mendapat kutuk Allah dan dia berbuat aniaya", maka dia dilaknati / dikutuk oleh Allah Ta'alaa dari atas langit tujuh dan mengutuk pula segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah kecuali dua jenis mahluk yakni manusia dan jin."

    Abdurrahman bin Auf meriwayatkan, bahwa dia mendengar Rasulullah Alaihish Sholatu Wasallam, bersabda:
    اَيُّمَا اِمْرَأَةٍ اَدْخَلَتْ عَلٰى زَوْجِهَا الْغَمَّ فِى أَمْرِ النَّفَقَةِ اَوْكَلَّفَتْهُ مَا لَا يُطِيْقُهُ لَايَقْبَلُ اللّٰهُ مِنْهَا صَرْفًا وَلَاعَدْلًا
    AYYUMAA IMRA-ATIN ADKHALAT 'ALAA ZAUJIHAL GHAMMA FII AMRIN NAFAQATI AU KALLAFAT-HU MAA LAA YUTHIIQUHU LAA YAQBALULLAAHU MINHAA SHARFAN WA LAA 'ADLANSeorang perempuan yang membuat susah suaminya dalam urusan belanja atau membebani sesuatu yang suaminya tidak mampu maka Allah tidak akan menerima pelayanannya dan keadilannya.

    Abdullah bin Umar meriwayatkan bahwa dia mendengar Rasulullah Alaihish Sholatu Wasallam, bersabda:
    لَوْكَانَ جَمِيْعُ مَا فِى الْأَرْضِ ذَهَبًا وَفِضَةً وَحَمَلَتْهُ اِمْرَأَةٌ اِلٰى بَيْتِ زَوْجِهَا ثُمَّ فَخَرَتْ عَلَيْهِ يَوْمًا مِنَ الْاَيَّامِ بِقَوْلِهَا: مَنْ أَنْتَ اِنَّمَ الْمَالُ لِى وَلَامَالَ لَكَ، اَحْبَطَ اللّٰهُ عَمَلَهَا وَلَوْكَانَ كَثِيْرً
    LAU KAANA JAMII'U MAA FIL ARDHI DZAHABAN WA FIDHDHATAN WA HAMALATHU IMRA-ATUN ILAA BAITI ZAUJIHAA TSUMMA FAKHARAT 'ALAIHI YAUMAN MINAL AYYAAMI BIQAULIHAA: "MAN ANTA INNAMAL MAALU LII WA LAA MAALAKA LAKA", AHBATHALLAHU 'AMALAHAA WA LAU KAANA KATSIIRAN.
    Kalau sekiranya semua yang ada di bumi ini merupakan emas dan perak dan dibawanya oleh seorang perempuan kerumah suaminya, kemudian pada suatu hari dia berbangga dengan mengucapkan: "Engkau itu siapa, semua harta kekayaan adalah milikku, dan engkau tidak mempunyai harta apapun" maka Allah menghapuskan semua amal baiknya meskipun amal itu banyak.

    Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhu juga meriwayatkan bahwa dia mendengar Rasulullah Alaihish Sholatu Wasallam, bersabda:
    اَيُّمَا اِمْرَأَةٍ خَرَجَتْ مِنْ بَيْتِ زَوْجِهَا بِغَيْرِ اِدْنِهِ لَعَنَهَا كُلُّ شَيْئٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ حَتَّى تَرْجِعَ اِلَى بَيْتِ زَوْجِهَا
    AYYUMAA IMRA-ATIN KHARAJAT MIN BAITI ZAUJIHAA BI GHAIRI IDZNIHI LA'ANAHAA KULLU SYAI-IN THALA'AT 'ALAIHISY SYAMSU WAL QAMARU HATTAA TARJI'A ILAA BAITI ZAUJIHAA
    Seorang perempuan yang keluar dari rumah suaminya tanpa idzinnya, maka dia dikutuk oleh segala sesuatu yang disinari oleh mata hari dan bulan sehingga dia pulang kembali kerumah suaminya.

    Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhu meriwayatkan juga, bahwa Nabi Alaihish Sholatu Wasallamm, bersabda:
    اِذَاخَرَجَتِ الْمَرْأَةُ مِنْ بَابِ دَارِهَا مُزَيِّنَةً وَمُعَطِّرَةً بِالطِّيْبِ وَالزَّوْجُ بِذٰلِكَ رَاضٍ بُنِىَ لِزَوْجِهَا بِكُلِّ قَدَمٍ بَيْتٌ فِىالنَّارِ. نَعُوْذُ بِاللّٰهِ الْمَلِكِ الْجَبَّارِ.
    IDZAA KHARAJATIL MAR-ATU MIN BAABI DAARIHA MUZAYYINATAN WA MU'ATHTHIRATAN  BITH THIIBI WAZ ZAUJU BI DZAALIKA RAADHIN BUNIYA LIZAUJIHAA BIKULLI QADAMIN BAITUN FIN NAARI. NA'UUDZU BILLAAHIL MALIKIL JABBAARI.
    Apabila seorang perempuan keluar dari pintu rumahnya, dengan memperhias dirinya dan memakai minyak wangi / harum, sedang suaminya terhadap yang demikian itu rela, maka dibangunkan untuk suaminya, tiap-tiap langkah akan sebuah rumah didalam neraka. Kita mohon perlindungan kepada Allah yang menjadi Raja lagi yang Perkasa.

    Thalhah bin Abdullah Radhiyallahu 'anhu meriwayatkan, bahwa dia mendengar Rasulullah Alaihish Sholatu Wasallam bersabda:
    اَيُّمَااِمْرَأَةٍ كَلَحَتْ فِى وَجْهِ زَوْجِهَا فَتُدْخِلَ عَلَيْهِ الْغَمَّ فَهِيَ فِى سُخْطِ اللّٰهِ اِلٰى اَنْ تَضْحَكَ فِى وَجْهِ زَوْجِهَا فَتُدْخِلَ عَلَيْهِ السُّرُوْرَ.
    AYYUMAA IMRA-ATIN KALAHAT FI WAJHI ZAUJIHAA FA TUDKHILA 'ALAIHIL GHAMMA FA HIYA FII SUKTHILLAAHI ILAA AN TADH-HAKA FII WAJHI ZAUJIHAA FA TUDKHILA 'ALAIHIS SURUURA.
    Seorang perempuan yang acuh lagi bermuka masam dihadapan suaminya dan menyebabkan susahnya, maka dia dimurkai oleh Allah sehingga dia bisa tertawa dihadapan suaminya dan menggembirakannya.

    Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu juga meriwayatkan, bahwa Nabi Alaihish Sholatu Wasallam, bersabda:
    اِذَ دَعَاالرَّجُلُ اِمْرَأَتَهُ اِلٰى فِرَاشِهِ فَامْتَنَعَتْ فَبَاتَ الزَّوْجُ غَضْبَانَ عَلَيْهَا لَعَنَتْهَا الْمَلَائِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ.
    IDZAA DA'AR RAJULU IMRA-ATAHU ILAA FIRAASYIHI FAMTANA'AT FA BAATAZ ZAUJU GHADHBAANA 'ALAIHAA, LA'ANATHAL MALAA-IKATU HATTAA TUSBIHA.Apabila seorang laki-laki memanggil istrinya ketempat tidur, dan si istri itu enggan tidak mau, sedang malam itu sisuami marah, maka para malaikat mengutuknya sampai pagi hari.
    (Hadits diriwayatkan oleh Imam Bukhary dan Imam Muslim)

    Salman Al-Farisy meriwayatkan bahwa Fathimah Radhiyallahu'anhu, masuk berkunjung kepada Rasulullah. Ketika melihat Rasulullah, kedua matanya mencucurkan air mata dan berubahlah ruman mukanya.
    Kemudian Nabi Alaihish Sholatu Wasallam bertanya: "Mengapa engkau hai anakku?"
    Fathimah menjawab: "Wahai Rasulullah ayahku, tadi malam saya dan Ali bergurau, dan telah timbul percakapan yang menyebabkan dia marah kepadaku, karena kata-kata yang terlontar dari mulutku. Ketika aku melihat bahwa dia (Ali) marah, aku menyesal dan merasa susah, kemudian aku berkata kepadanya: "Hai kekasihku, kesayanganku, relakanlah akan kesalahanku", seraya aku mengelilinginya dan merayunya sebanyak tujuh puluh dua kali, sehingga dia menjadi rela dan tertawa kepadaku, dengan segala kerelaannya; sedang saya tetap merasa takut kepada Tuhanku.

    Rasulullah bersabada kepada Fathimah: "Hai anakku, demi Dzat yang telah mengutus aku sebagai Nabi dengan agama yang benar, sesungguhnya kalau sekiranya engkau mati sebelum Ali rela kepadamu, maka aku tidak akan menyalati mayatmu". Kemudian beliau bersabda lagi: "Hai anakku, tidakkah engkau mengetahui, bahwa kerelaan seorang suami itu juga merupakan kerelaan Allah dan kemarahan seorang suami itu juga merupakan murka Alla. Hai anakku, seorang perempuan yang beribadah betul-betul seperti ibadahnya siti Maryam anak putri Imran, kemudian suaminya tidak merelakan kepadanya, maka Allah tidak akan menerima dari padanya (akan amal ibadahnya).
    Hai anakku, amal yang paling utama bagi para wanita ialah ketaatan mereka kepada suami, dan sesudah itu tidak ada lagi amal yang paling utama dari pada bercumbu / bersantai (dengan suami).
    Hai anakku, duduk satu jam dalam bercumbuan / bersantai (dengan suami), lebih baik bagi mereka dari pada ibadah satu tahun, dan dicatat tiap-tiap pakaian yang dikenakan pada waktu bercumbu / bersantai, seperti pahalanya seorang mati syahid.
    Hai anakku, sesungguhnya seorang perempuan apabila bercumbu sehingga memakaikan pakaian untuk suaminya dan anak-anaknya, maka sudah pasti baginya surga dan Allah memberikan kepadanya tiap-tiap yang dikenakan dari beraneka pakaian dan sebuah kota didalam surga.

    Nabi Alaihish Sholatu Wasallam, bersabda:
    اَيُّمَا رَجُلٍ كَانَ لَهُ اِمْرَأَتَانِ فَلَمْ يَعْدِلْ بَيْنَهُمَا فِى النَّفَقَةِ وَلَمْ يُسَوِّ بَيْنَهُمَا فِى الْمَضْجَعِ وَالْمَطْعَمِ وَالْمَشْرَبِ فَهُوَ بَرِئٌ مِنِّى وَاَنَا بَرِئٌ مِنْهُ وَلَا نَصِيْبَ لَهُ فِى شَفَا عَتِى اِلَّا أَنْ يَتُوْبَ
    AYYUMAA RAJULIN KAANA LAHU IMRA-ATAANI FALAM YA'DIL BAINAHUMAA FIN NAFAQATI WA LAM YUSAWWI BAINAHUMAA FIL MADHJA'I WAL MATH 'AMI WAL MASYRABI FA HUWA BARII-UN MINNII WA ANAA BARII-UN MINHU WA LAA NASHIIBA LAHU FII SYAFAA'ATII ILLAA AN-YATUUBA.
    Seorang laki-laki yang mempunyai dua orang istri, dan dia tidak berlaku adil diantara keduanya dalam belanja, dan tidak menyamakan pula dalam tidur, makan dan minum, maka dia terlepas bebas dari padaku, dan sayapun terlepas bebas dari padanya, bahkan dia tidak mempunyai bagian didalam syafa'atku / pertolonganku kecuali bila dia bertaubat.

    Nabi Alaihish Sholatu Wasallam, juga bersabda:
    مَنْ كَانَ لَهُ اِمْرَأَتَانِ فَمَالَ اِلٰى اِحْدَاهُمَادُوْنَ الْاُخْرَى، وَفِى رِوَايَةٍ: وَلَمْ يَعْدِلْ بَيْنَهُمَا جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَاَحَدُ شِقَّيْهِ مَائِلٌ.
    MAN KAANA LAHU IMRA-ATAANI FA MAALA ILAA IHDAAHUMAA DUUNAL UKHRAA WA FII RIWAAYATIN WA LAM YA'DIL BAINAHUMAA JAA-A YAUMAL QIYAAMATI WA AHADU SYIQQAIHI MAA-ILUN.Barangsiapa yang mempunyai dua istri, kemudian dia lebih condong kepada yang satu, serta tidak (condong) kepada yang satunya, sementara riwayat lain menjelaskan tidak bertindak adil kepada keduanya, maka besok hari kiamat dia datang, sedang salah satu lambungnya menjadi bengkok.
    (Demikian didalam kitab Mursyidil Muta-ahhiliina)
Jumat, 23 Agustus 2019 0 komentar

22 Dzulhijah 1440 H (23 Agustus 2019)

بسم الله الرّحمن الرّحيم


  1. Sesungguhnya Allah menciptakan Nur Nabi Muhammad dari Nurnya sendiri, maka beliau disebut Sayyidil Basyar Lakal Basyar (Manusia tetapi bukan manusia). (13:39 WIB)
  2. Barangsiapa yang banyak bermaksiat kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala sesungguhnya dia telah membuat cemburu atau marahnya Allah. (13:39 WIB)
  3. Karena Nabi Muhammad berasal dari Nur Allah maka Beliau memiliki kedudukan maksum yakni tidak memiliki dosa. (13:40 WIB)
  4. Yang bisa merubah takdir adalah, doa, sedekah, dan beramal sholeh. (13:40 WIB)
  5. Doa itu dikabulkan hanya pada orang-orang yang bertakwa, yaitu orang yang mengikuti perintah Allah dan menjauhi larangannya. (13:41 WIB)
  6. Sesungguhnya Allah menyukai orang yang baik, perbuatan yang baik, selama manusia belum memiliki persyaratan atas apa yang telah disampaikan oleh Nabi Muhammad Shollallahu 'Alaihi Wasallam maka tidaklah ada perubahan pada nasibmu. (13:42 WIB)
  7. Sesungguhnya orang mengaji itu tidak mendapatkan jaminan lepas dari godaan iblis, bisa jadi dia digoda iblis untuk berangkat mengaji, tetapi setelah mengaji dia dihasut untuk tidak mengamalkannya. (13:46 WIB)
  8. Manusia yang hatinya sudah mendapatkan Nur (Cahaya) niscaya dia hanya akan mau bergaul dengan orang-orang yang sholeh. (13:48 WIB)
  9. Rasulullah SAW bersabda: "Surga lebih dekat dari salah seorang dari kalian daripada tali sandalnya, begitupun juga neraka." (13:50 WIB)
  10. Janganlah kalian sibuk dengan urusan orang lain, sesungguhnya mereka semua sudah mempunyai neraka dan surganya sendiri-sendiri. (13:51 WIB)
  11. Sesungguhnya surga itu tawaran, apakah manusia itu mau mengambilnya atau tidak, karena agama itu tidak ada pemaksaan didalamnya. (13:54 WIB)
  12. Orang yang bohong satu kali pasti akan berbohong 10 kali untuk menutupi dustanya. (13:55 WIB)
  13. Rasulullah SAW bersabda: "Bukan amal seseorang yang memasukkan surga, dan mampu menyelamatkanmu dari api neraka." (13:58 WIB)
  14. Sesungguhnya saudaramu adalah yang sama-sama bertakwa kepada Allah SWT. (14:08 WIB)
  15. Bergaullah dengan seseorang yang mengingatkan mati dan mengajak kepada ketakwaan. (14:10 WIB)
  16. Tidak disebut orang yang berilmu apabila tidak memiliki petunjuk. (14:10 WIB)
  17. Bergaullah dengan orang yang mengajakmu dari sifat buruk menjadi sifat yang baik, dan saling bernasehat diantara kamu. (14:13 WIB)
  18. Bersyukurlah apabila kamu dipuji oleh Allah SWT, tetapi menangislah ketika kamu dipuji oleh manusia. (14:16 WIB)
  19. Orang yang bodoh selalu menjaga kehormatan diantara manusia, tetapi dia bermaksiat ketika sendiri. (14:16 WIB)
  20. Apapun yang dilakukan oleh seorang anak sholeh adalah untuk kedua orang tuanya. (14:21 WIB)
  21. Sesungguhnya doa itu semuanya akan tertolak sebelum kamu mendoakan kedua orang tuamu. (14:22 WIB)
  22. Sesungguhnya kemuliaan seorang anak itu tergantung dari bagaimana dia memuliakan kedua orang tuanya. (14:23 WIB)
  23. Banyak manusia yang bergaul dengan orang sholeh tetapi tidak mampu mengambil contoh dari perbuatan orang sholeh tersebut, disebabkan buta mata hatinya karena kuatnya kecintaan kepada dunia. (14:27 WIB)
  24. Sesungguhnya wanita yang sholeha itu adalah madrasah pertama bagi anak-anak yang soleh dan soleha. (14:31 WIB)
  25. Taat kepada orang tuamu niscaya menjadi kunci sukses duniamu, taat kepada agamamu pasti akan sukses akhiratmu. (14:33 WIB)
  26. Janganlah kamu meremehkan sekecil apapun orang yang ada di hadapanmu bisa jadi dia adalah seorang waliyullah. (14:36 WIB)
  27. Al-Hikmah berkata: Wahai saudara-saudaraku ketahuilah tingkatan orang yang pertama sabar adalah orang yang menahan diri dari olokan orang bodoh. (14:37 WIB)
  28. Janganlah kamu bernasehat kepada orang yang bodoh niscaya kamu akan di olok-olok, tetapi bernasehatlah kepada orang yang bertakwa niscaya akan didengar dan dilaksanakan nasehat tersebut. (14:38 WIB)
  29. Orang yang sombong adalah orang yang tidak mau memaafkan orang yang pernah menyakitinya. (14:50 WIB)
  30. Berbuatlah baik kepada kedua orang tuamu niscaya anak-anakmu akan berbuat baik kepadamu. (14:59 WIB)
  31. Barangsiapa taat kepada kedua orang tuanya niscaya Allah SWT akan bukakan semua pintu-pintu kemudahan. (15:08 WIB)
  32. Syafaat itu memanglah pertolongan besar dari Nabi Muhammad SAW tetapi syafaat itu tidak akan bisa berlaku bagi hamba yang durhaka kepada kedua orang tuanya. (15:17 WIB)
  33. Meyakini dalam hati merupakan syarat sahnya iman, dan mengamalkan rukun islam adalah kesempurnaannya. (15:19 WIB)
  34. Kesempurnaan iman itu adalah takwa, dan doa tidak akan dikabulkan sebelum bertakwa. (15:20 WIB)
  35. Hakikat kaya dan miskin adalah hati, maka kayakanlah hatimu terlebih dahulu, dan kekayaan hati itu adalah sifat qona'ah. (15:24 WIB)
  36. Tuntutlah dirimu sebesar apa ibadahmu kepada Allah, jangan menuntut Allah untuk menghendaki apa yang menjadi tuntutanmu. (15:31 WIB)
  37. Abu Darda berkata: Sesungguhnya orang yang mengerti adalah orang yang selalu merasa puas dengan apa yang dimilikinya. (15:34 WIB)
  38. Ibadah yang tertolak adalah ibadah yang tidak merasakan nikmat didalamnya. (16:19 WIB)
  39. Apa yang ada ditangan Allah SWT adalah kemuliaan sedangkan apa yang ada ditangan manusia adalah kehinaan, maka janganlah mengharapkan kepada manusia niscaya kamu akan hina, gantungkanlah harapanmu kepada Allah SWT niscaya kamu akan mendapatkan kemuliaan, dan keagungan yang diabadikan. (16:21 WIB)
  40. Seorang disebut hamba adalah saat dia mengharapkan segalanya kepada Allah SWT, bahkan sampai hal sepele sekalipun. (16:22 WIB)
  41. Setiap dzikir yang dijawab oleh Allah SWT akan dapat merubah tabiat, sifat, hati seorang hamba. (16:33 WIB)
  42. Serahkan yang baik kepada Tuhanmu niscaya kamu akan mendapatkan balasan, janganlah memberikan hadiah yang buruk walaupun setiap hari, niscaya kamu justru akan mendapatkan hukuman. (16:34 WIB)
  43. Cocokkanlah hatimu dan niatmu untuk mengharap ridho Allah SWT niscaya kamu akan mendapatkan hadiah dari Tuhanmu. (16:34 WIB)
Kamis, 22 Agustus 2019 0 komentar

Pengajian Pertama: Keutamaan Bulan Ramadhan

بسم الله الرّحمن الرّحيم

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ

(Surat Al-Baqarah Ayat 185)

BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIMI
SYAHRU RAMADHAANAL LADZII UNZILA FIIHIL QURAANU HUDAN LINNAASI WA BAYYINAATIN MINAL HUDAA WAL FURQAANI.
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
Pada Bulan Ramadhan telah diturunkan kitab suci Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan keterangan-keterangan untuk memisahkan (antara yang haq dan batil).




رُوِىَ عنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللّٰهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: رَغِمَ اَنْفُ رَجُلٍ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ وَلَمْ يُصَلِّ عَلَىَّ، وَرَغِمَ اَنْفُ رَجُلٍ عِنْدَهُ أَبَوَاهُ أَوْاَحَدُ هُمَا فَلَمْ يَعْمَلْ فِى حَقِّهِمَا عَمَلًا يَدْخُلُ بِسَبَبِهِ اْلجَنَّةَ، وَرَغِمَ أَنْفَ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانٌ وَتَمَّ رَمَضَانُ قَبْلَ اَنْ يُغْفرَ لَهُ. لِأَنَّ رَمَضَانَ شَهْرُ رَحْمَةٍ وَمَغْفِرَةٍ مِنَ اللّٰهِ تَعَالَى فَإِن لَمْ يُغْفَرْ لَهُ فِيْهِ فَهُوَ مَغْبُوْنٌ

RUWIYA 'AN ABII HURAIRATA R.A 'ANHU QAALA: QAALA 'ALAIHISH SHALAATU WAS SALAAMU: "RAGHIMA ANFU RAJULIN, DZUKIRTU 'INDAHU WA LAM YUSHALLIN 'ALAIYYA, WA RAGHIMA ANFU RAJULIN, 'IINDAHU ABAWAAHU AU  AHADUHUMAA FALAM YA'MAL FII HAQQIHIMAA 'AMALAN YADKHULU  BISABABIHIL JANNATA, WA RAGHIMA ANFU RAJULIN, DAKHALA 'ALAAIHI RAMADHAANUN WA TAMMA RAMADHAANU QABLA AN-YUGHFARA LAHU". LIANNA RAMADHAANA SYAHRU RAHMATIN WA MAGHFIRATIN MINALLAAHI TA'AALAA, FAIN LAM YUGHFAR LAHU FIIHI FAHUWA MAGHBUUNUN.
Dari Abu Hurairah r.a bahwasanya dia berkata: Sabda Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam 'Celakalah seseorang yang ketika namaku disebut disisinya namun dia tidak bershalawat kepadaku, celakalah seseorang yang memiliki kedua orang tua atau salah satunya namun dia tidak berbakti kapadanya dengan melakukan suatu perbuatan yang dapat menyebabkan masuk surga, dan celakalah seseorang yang menemui bulan Ramadlan dan bulan Ramadhan sempurna sementara dia belum mendapatkan ampunan”. Karena bulan Ramadlan adalah bulan penuh rahmat dan ampunan dari Allah Ta’ala, maka apabila dia tidak mendapatkan ampunan pada bulan Ramadhan, dia adalah orang yang rugi.
(Zubdatul Waa’idziina).




وَرُوِىَ عَنْهُ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: مَنْ صَلَّى عَلَيَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ مِائَةَ مَرَّةٍ جَاءَيَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَعَهُ نُوْرٌ لَوْ قُسِمَ ذَلِكَ النُّوْرُ بَيْنَ الْخَلَائِقِ كُلِّهِمْ لَوَسَعَهُمْ

WARUWIYA 'ANHU 'ALAIHISH SHALAATU WAS SALAAMU: MAN SHALLAA 'ALAIYYA YAUMAL JUMU'ATI MIATA MARRATIN JAA-A YAUMAL QIYAAMATI WA MA'AHU NUURUN LAU QUSIMA DZAALIKAN NUURU BAINAL KHALAA-IQI KULLIHIM LAWASA'AHUM.
Dan diriwayatkan dari padanya 'alaihish shalaatu was salaamu: 'Barangsiapa membaca shalawat seratus kali untukku pada hari Jum'at, maka esok hari Qiyamat dia datang dengan bersinar, sekiranya sinar itu dibagi-bagikan kepada semua mahluk niscaya akan mencukupi." 
(Zubdatul Waa'idziina)




وَ عَنِ النَّبِيِّ عَلَيْهِ الصَّلَا ةُ وَالسَّلَامُ اَنَّهُ قَالَ: مَنْ فَرِحَ بِدُخُوْلِ رَمَضَانَ حَرَّمَ اللّٰهُ جَسَدَهُ عَلَى النِّيْرَانِ


WA 'ANIN NABIYYI 'ALAIHISH SHALAATU WASS SALAAMU: ANNAHU QAALA: "MAN FARIHA BIDUKHUULI RAMADHAANA HARRAMALLAAHU JASADAHU 'ALAN NIIRAANI.
Dan dari Nabi Muhammad 'alaihish shalaatu was salaamu, bahwa beliau bersabda: 'Barangsiapa merasa gembira dengan datangnya bulan Ramadhan, maka Allah Subhanallahu Wa Ta'ala mengharamkan jasadnya masuk di semua neraka.'



وَقَالَ عَلَيْهِ لصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ، اِذَا كَانَ اَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ يَقُوْلُ اللّٰهُ تَعَالٰى: مَنْ ذَاالَّذِىْ يُحِبُّنَا فَنُحِبُّهُ، وَمَنْ ذَاالَّذِىْ يَطْلُبُنَا فَنَطْلُبُهُ، وَمَنْ ذَاالَّذِىْ يَسْتَغْفِرُنَا فَنَغْفِرُلَهُ بِحُرْمَتِ رَمَضَانَ، فَيَأْمُرُاللّٰهُ تَعَالَى الكِرَامَ الْكَاتِبِيْنَ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ بِأَنْ يَكْتُبُوْا لَهُمُ الْحَسَنَاتِ، وَلَايَكْتُبُوْا عَلَيْهِمُ السَّيِّئَاتِ، وَيَمْحُوااللّٰهُ تَعَالٰى عَنْهُمْ ذُنُوْبَهُمُ الْمَاضِيَةَ

WA QAALA 'ALAIHISH SHALAATU WAS SALAAMU: "IDZA KAANA AWWALU LAILATIN MIN RAMADHAANA YAQUULULLAAHU TA'AALAA: 'MAN DZAL LADZII YUHIBBUNAA FANUHIBBUHU, WA MAN DZAL LADZII YATHLUBUNA FA NATHLUBUHUU, WA MAN DZAL LADZII YASTAGHFIRUNAA FA NAGHFIRU LAHU BIHURMATI RAMADHAANA, FAYA'MURULLAAHU TA'AALAA KIRAAMAL KAATIBIINA FII SYAHRI RAMADHAANA BIAN YAKTUBUU LAHUMUL HASANAATI WA LAA YAKTUBUU 'ALAIHIMUS SAYYIAA-TI, WA YAMHULLAAHU TA'AALA 'ANHUM DZUNUUBAHUMUL MADHIYATA."
Nabi Besar Muhammad 'alaihish shalaatu was salaamu bersabda: "Apabila permulaan malam bulan Ramadhan, maka Allah berfirman: 'Barang siapa cinta kepadaku, maka Akupun cinta kepadanya, barangsiapa mencari Aku, maka Akupun mencarinya, dan barangsiapa minta ampun kepadaKu, maka Akupun mengampuninya, sebab mulianya bulan Ramadhan. Maka Allah memerintahkan kepada Malaikat Kiraaman Kaatibin (petugas pencatat) agar supaya dibulan Ramadhan mereka hanya mencatat perlakuan jelek mereka; dan Allah menghapus dosa-dosa mereka yang telah lewat."

Diriwiyatkan, bahwa shuhuf atau lembaran-lembaran Nabi Ibrahim As. diturunkan pada malam pertama bulan Ramadhan, kitab Taurat pada malam keenam bulan Ramadhan tujuh ratus tahun sesudah shuhufnya Nabi Ibrahim As., kitab Zabur pada malam ke dua belas bulan Ramadhan selang sesudah kitab Taurat lima ratus tahun, kitab Injil pada malam kedelapan belas bulan Ramadhan sesudah kitab Zabur selang seribu dua ratus tahun dan Al-Furqaan atau Al-Quraan diturunkan pada malam kedua puluh tujuh pada bulan Ramadhan sesudah kitab Injil selang enam ratu dua puluh tahun.
(Kitab Al-Hayaati)




وَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِىَ اللّٰهُ عَنْهُمَا اَنَّهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: "لَوْتَعْلَمُ أُمَّتِ مَا فِى رَمَضَا نَ لَتَمَنَّوْا أَنْتَكُوْنَ السَّنَةُ كُلُّهَا رَمَضَانَ" لِأَنَّ الْحَسَنَةَ فِيْهِ مُجْتَمِعَةٌ وَالطَّا عَتَ مَقْبُوْلَةٌ وَالدَّعَوَاتِ مُسْتَجَا بَةٌ وَالذُّنُوْبَ مَغْفُوْرَةٌ وَالْجَنَّةَ مُشْتَاقَةٌ لَهُمْ.

WA 'ANIBNI ABBAS RADHIYALLAHU 'ANHUMAA ANNAHUU QAALA: "SAMI'TU RASULULLAHI SHALLALLAHU 'ALAIHI WASALLAM. YAQUULU: "LAU TA'LAMU UMMATI MAA FII RAMADHAANA LATAMANNAU AN TAKUNAS SANATU KULLUHAA RAMADHAANA". LIANNAL HASANATA FIIHI MUJTAMI'ATUN WATH THAA'ATA MAQBUULATUN, WAD DA'WAATI MUSTAJAABATUN, WADZ DZUNUUBA MAGHFUURATUN WAL JANNATA MUSYTAAQATUN LAHUM.
Dari Ibnu 'Abbas Ra. dia berkata: "Saya mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: 'Kalau sekiranya umatku mengetahui apa-apa (kebaikan) didalam bulan Ramadhan, niscaya mereka menginginkan agar supaya tahun semuanya itu menjadi Ramadhan.' Karena semua kebaikan berkumpul dibulan Ramadhan ketaatan bisa diterima, semua do'a dikabulkan, semua dosa diampuni dan surga rindu kepada mereka.
(Zubdatul Waa'idzinaa)

Hafash Al-Kabiir bercerita, bahwa Daawud Ath-Thaa-i berkata: "Pernah saya tertidur pada malam permulaan bulan Ramadhan. Pada waktu itu saya bermimpi melihat surga, dan saya duduk ditepi sungai yang penuh dengan mutiara dan permata indah, tiba-tiba saya lihat para bidadari dari surga yang berwajah bersih, cerah, lagi kelihatan ramah, Maka saya membaca:

لَااِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللّٰهِ

LAA ILAAHA ILLALLAAHU MUHAMMADUR RASUULULLAHI
Tiada Tuhan Selain Allah dan Muhammad Adalah Utusan Allah.

serempak merekapun membaca:

لَااِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللّٰهِ

LAA ILAAHA ILLALLAAHU MUHAMMADUR RASUULULLAHI
Tiada Tuhan Selain Allah dan Muhammad Adalah Utusan Allah.

dan mengatakan bahwa kami semua ini adalah disediakan untuk mereka yang memuji kepada Allah Subhanallahu Wa Ta'ala, yang berpuasa, yang ruku' dan yang sujud dibulan Ramadhan.

Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

اَلْجَنَّةُ مُشْتَاقَةٌ اِلٰى أَربَعَةِ نَفَرٍ: تَالِى الْقُرْآنِ وَحَافِظِ اللِّسَانِ وَمُطْعِمِ الْجِيْعَانِ وَالصَّائِمِيْنَ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ

AL JANNATU MUSYTAAQATUN ILAA ARBA'ATI NAFARIN, TAALIL QURAAN, WA HAAFIZDIL LISAANI, WA MUTH'IMIL JII'AANI, WASH SHAA-IMIINA FII SYAHRI  RAMADHAANA.
Surga itu merindukan empat golongan manusia, yaitu: mereka yang membaca Al-Qur'an, yang menjaga lisannya, yang mau memberi makan kepada orang yang lapar, dan mereka yang berpuasa di bulan Ramadhan.
(Raunaqul Majaalis)




وَفِى الْخَبَرِ:إِذَاهَلَّ هِلَالُ رَمَضَانَ صَاحَ الْعَرْشُ وَالْكُرْسِيُّ وَالمَلَائِكَةْ وَمَا دُوْنَهُمْ يَقُوْلُوْنَ: طُوْبٰى لِأُمَّةِ مُحَمَّدٍ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ بِمَا عِنْدَا للّٰهِ تَعَالٰى لَهُمْ مِنَ الْكَرَامَةِ. وَاسْتَغْفَرَتْ لَهُمُ الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَلْكَوَاكِبُ وَالطُّيُورُ فِى الهَوُاءِ وَالسَّمَكُ فِى الْمَاءِ وَكُلُّ ذِىْ رُوْحٍ عَلٰى وَجْهِ الْأَرْضِ فِى اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ اِلَّا الشَّيَاطِيْنَ عَلَيْهِمُ اللَّعْنَةُ فَاِذَا اَصْبَحُوْا لَايَتْرُكُ اللّٰهُ تَعَالٰ أَحَدًا مِنْهُمْ إِلَّا يَغْفِرُلَهُ وَيَقُوْلُ اللّٰهُ تَعَالَى لِلْمَلَائِكَةِ: اِجْعَلُوْاصَلَا تَكُمْ وَتَسْبِيْحَكُمْ فِى رَمَضَانَ لِاُمَّةِ مُحَمَّدٍ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ.

WA FIL KHABARI "IDZAA HALLA HILAALU RAMADHAANA SHAAHAL 'ARSYU WAL KURSIYYU WAL MALAA-IKATU WA MAA DUUNAHUM YAQUULUUNA: "THUUBAA LIUMMAATI MUHAMMADIN 'ALAIHISH SHALAATU WAS SALAAMU BIMAA 'INDALLAAHI TA'AALAA LAHUM MINAL KARAAMATI, WAS TAGHFARAT LAHUMUSY SYAMSU WAL QAMARU WAL KAWAAKIBU WATH THUYUURU FIL HAWAA-I WAS SAMAKU FIL MAA-I WA KULLU DZII RUUHIN 'ALAA WAJHIL ARDHI FIL LAILI WAN NAHAARI ILLASY SYAYAATHIINA 'ALAIHIMUL LA'NATU, FA IDZA ASHBAHUU LAA YATRUKULLAAHU TA'AALAA AHADAN MINHUMILLA YAGHFIRU LAHU: WA YAQUULULLAAHU TA'AALAA LIL MALAA-IKATI: "IJ'ALUUSHALAATAKKUM WA TASBIIHAKUM FII RAMADHAANA LIUMMATI MUHAMMADIN 'ALAIHISSHALAATU WAS SALAAMU."
Didalam Hadits: Apabila sudah tampak tanggal pertama bulan Ramadhan, maka berteriaklah 'Arsy, Kursi, para Malaikat dan segala sesuatu yang lainnya seraya mengatakan: "Beruntunglah umat Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam, sebab mereka mempunyai kehormatan disisi Allah Subhanallahu Wa Ta'ala. Dan mereka telah dimintakan ampunan oleh matahari, bulan, bintang-bintang, burung-burung diudara, ikan dilaut dan oleh semua yang berjiwa dipermukaan bumi, baik dimalam hari maupun disiang hari, kecuali setan-setan terkutuk. Dan waktu pagi hari, tidak seorangpun dari mereka yang tidak diampuni; dan Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman kepada malaikat: "Serahkanlah pahala shalawat dan tasbihmu sekalian dalam bulan Ramadhan untuk umat Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam.

Ada sebuah cerita, bahwa seorang laki-laki bernama Muhammad, dia tidak pernah shalat sama sekali. Tapi bilamana masuk bulan Ramadhan, dia selalu membersihkan dirinya, menghiasnya dengan pakaian yang baik-baik serta memakai minyak harum dan mau shalat, bahkan mengqadha/mengganti shalat yang telah ditinggalkan. Maka dia ditanya oleh seseorang: "Mengapa engkau berbuat seperti itu?". Jawabnya: "Ini adalah bulan tobat, bulan rahmat dan bulan berkah; semoga Allah mengampuni dosa-dosa saya dengan sebab anugerahNya.
Ketika orang laki-laki itu sudah meninggal, ada orang lain yang bermimpi mengetahuinya, kemudian ditanya: "Apa yang diperbuat oleh Allah Subhanallahu Wa Ta'ala kepadamu?". Dia menjawab: "Tuhanku telah mengampuni aku, karena aku telah memuliakan dan mengagungkan bulan Ramadhan.



وَ عَنْ عُمَرَبْنْ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللّٰهُ تَعَالٰى عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَلَامُ اَنَّهُ قَالَ: اِذَااسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ وَتَحَرَّكَ فِى فِرَاشِهِ وَتَقَلَّبَ مِنْ جَانِبٍ اِلٰى جَانِبٍ يَقُوْلُ لَهُ مَلَكٌ: قُمْ بَارَكَ اللّٰهُ فِيْكَ وَرَحِمَكَ اللّٰهُ، فَإِذَاقَامَ بِنِيَّةِ الصَّلَاةِ يَدْعُوْلَهُ الْفِرَاشُ وَيَقُولُ: اللهم اَعْطِهِ الْفُرُشَ الْمَرفُوْعَةِ وَاِذَالَبِسَ ثَوْبَهُ يَدْعُوْلَهُ الثَّوبُ وَيَقُوْلُ:اللهم اَعْطِهِ مِنْ حُلَلِ الْجَنَّةِ وَاِذَالَبِسَ نَعْلَيْهِ تَدْعُوْلَهُ نَعْلَهُ وَتَقُوْلَانْ: اللهم ثَبِّتْ قَدَمَيْهِ عَلَى الصِّرَاطِ، وَاِذَاتَنَاوَلَ الْإِنَاءَ يَدْعُوْلَهُ الْإِنَاءُ وَيَقُوْلُ: اللهم اَعْطِهِ مِنْ اَكْوَبِ الْجَنَّةِ، وَاِذَا تَوَضَّأَيَدْعُوْلَهُ الْمَاءُ وَيَقُوْلَ: اللهم طَهِّرْهُ مِنَ الذُّنُوْبِ وَالْخَطَايَا، وَاِذَا قَامَ اِلَى الصَّلَاةِ يَدْعُوْ لَهُ الْبَيْتُ وَيَقُوْلُ. اللهم وَسِّعْ قَبْرَهُ وَنَوِّرْ حُفْرَتَهُ وَزِدْ رَحْمَتَهُ، وَيَنْطُرُ اللّٰهُ تَعَالٰى اِلَيْهِ بِالرَّحْمَةِ، وَيَقُوْلُ عِنْدَ الدُّعَاءِ: يَاعَبْدِىْ مِنْكَ الدُّعَاءُ وَمِنَّاالْإِجَابَةُ، وَمِنْكَ السُّؤَالُ وَمِنَّاالنَّوَالُ، وَمِنْكَ الْاِسْتِغْفَارُ وَمِنَّاالْغُفْرَانُ
WA 'AN 'UMARBNIL KHATHTHAABI R.A 'ANIN NABIYYI ALAIHISH SHALATU WASALAMU ANNAHU QAALA: "IDZAS TAIQAZD A AHADUKUM MIN NAUMIHI FII SYAHRI RAMADHAANA WA TAHARRAKA FII FIRAASYIHI WA TAQALLABA MIN JAANIBIN ILAA JAANIBIN YAQUULU LAHU MALAKUN: "QUM BAARAKALLAAHU FIIKA WA RAHIMAKALLAAHU; FA IDZAA QAAMA BINIYYATISH SHALAATI YAD'UU LAHUL FIRAASYU WA YAQUULU: "ALLAHUMMA A'THIHIL FURUSYAL MARFUU'ATA, WA IDZA LABISA TSAUBAHU YAD'UU LAHUTS STAUBU WA YAQUULU: "ALLAHUMMA A'THIHI MIN HULALIL JANNATI, WA IDZAA LABISA NA'LAIHI TAD'UU LAHU NA'LAAHU WA TAQUULAANI: "ALLAHUMMA TSABBIT QADAMAIHI 'ALASH SHIRAATHI", WA IDZAA TANAAWALAL INAA-A YAD'UU LAHUL INAA-U WAYAQUULU: "ALLAAHUMMA A'THIHI MIN AKWAABIL JANNATI", WA IDZAA TAWADHHDHA-A YAD'UU LAHUL MAA-U WA YAQUULU: "ALLAAHUMMA THAHHIRHU MINADZ DZUNUUBI WALKHATHAAYAA", WA IDZAA QAA MA ILASH SHALAATI YAD'UU LAHUL BAITU  WA YAQUULU: "ALLAHUMMA WASSI' QABRAHU WA NAWWIR HUFRATAHU WA ZID RAHMATAHU", WAYANZDURULLAAHU TA'AALAA ILAIHI BIR RAHMATI, WA YAQUULU 'INDAD DO'AA-I: "YAA 'ABDII MINKAD DO'AA-U WA MINNAL IJAABATU, WA MINKAS SUAALU WA MIN NAN NAWAALU, WA MINKAL ISTIGHFAARU WA MINNAL GHUFRAANU".
Dari Umar bin Khattab r.a dari Nabi Muhammad asw, bahwa beliau bersabda: 'Apabila salah seorang dari kamu terbangung dari tidurnya di bulan Ramadhan, dan bergerak diatas tempat tidurnya, serta bergelimpangan dari samping kesamping, maka berkatalah Malaikat kepadanya: "Bangunlah semoga Allah memberkahi engkau dan kasih sayang kepada engkau. Apabila dia berdiri dengan niat akan mengerjakan shalat, maka tempat tidurnya berdo'a serta mengatakan: "Yaa Allah, berikanlah kepadanya balai-balai tempat tidur yang tinggi." Apabila dia memakai pakaian, pakaiannya berdo'a serta mengatakan: "Yaa Allah berikanlah pakaian dan perhiasan surga". Apabila dia mengenakan sandal, maka sandalpun berdo'a serta mengatakan: "Yaa Allah, kukuhkanlah dua kakinya diatas jembatan (shirathal mustaqiim)". Apabila dia memegang gayung, maka gayungpun berdo'a seraya mengatakan: "Yaa Allah, berilah dia gelas-gelas dari surga."Apabila dia mengambil air wudhu, maka airpun berdo'a seraya berkata: "Yaa Allah, sucikanlah dia dari segala dosa dan salah." Apabila dia mengerjakan shalat, maka rumahpun berdo'a seraya mengatakan: "Yaa Allah, luaskanlah kuburnya, terangkanlah liangnya dan tambahlah rahmatnya."
Pada saat itu Allahpun melihat kepadanya dengan kasih sayang-Nya seraya berfirman: "Hai hamba-Ku, engkau berdo'a dan Aku mengabulkan, engkau meminta dan Aku memberi dan engkau minta ampun, Akupun mengampuni".
(Zuhdatul Waa'idziina)



وَفِى الْخَبَرِ "إِنَّ رَمَضَانَ يَجِىْءُالْقِيَامَةِ فِى أَحْسَنِ صُوْرَةٍ فَيَسْجُدُ بَيْنَ يَدَىِ اللّٰهِ تَعَالٰى فَيَقُوْلُ اللّٰهُ تَعَالٰى: يَارَمَضَانُ، سَلْ حَجَتَكَ فَخُذْ بِيَدِ مَنْ عَرَفَ حَقَّكَ، فَيَدُوْرُفِى الْعَرَصَاتِ فَيَأْ خُذُبِيَدِ مَنْ عَرَفَ حَقَّهُ، فَيَقِفُ بَيْنَ يَدَىِ اللّٰهِ تَعَالَى فَيَقُوْلُ اللّٰهُ تَعَالٰى، يَا رَمَضَانُ مَاذَا تُرِيْدُ؟ فَيَقُوْلُ: أُرِيْدُ اَنْ تَتَوَجَّهَ بِتَاجِ الْوَقَارِ، فَيَتَوَجَّهُ اللّٰهُ تَعَالٰى بِأَلْفِ تَاجٍ، ثُمَّ يَشْفَعُ فِى سَبْعِيْنَ اَلْفًا مِنْ اَهْلِ الْكَبَائِرِ، ثُمَّ يُزَوِّجُ بِأَلْفِ حَوْرَاءَ، مَعَ كُلِّ حَوْرَاءٍّ سَبْعُوْنَ أَلْفِ وَصِيْفَةٍ. ثُمَّ يُرْكِبُهُ عَلَى الْبُرَاقِ، فَيَقُوْلُ اللّٰهُ تَعَالٰى: مَاذَا تُرِيدُ يَارَمَضَانُ؟ فَيَقُوْلُ: أَنْزِلْهُ بِجَوَارِ نَبِيِّكَ، فَيُنْزِلُهُ اللّٰهُ الْفِرْدَوْسَ، فَيَقُوْلُ اللّٰهُ: يَا رَمَضَانُ مَاذَا تُرِيْدُ؟ فَيَقُوْلُ: قَضَيْتَ حَاجَتِى يَارَبِّ اَيْنَ كَرَامَتُكَ؟ فَيُعْطِى مِائَةَمَدِيْنَةٍ مِنْ يَاقُوْتَةٍ حَمْرَاءَ وَزَبَرْجَةٍ خَضْرَاءَ، وَفِى كُلِّ مَدِيْنَةٍ أَلْفُ قَصرٍ
WA FIL KHABARI: "INNA RAMADHAANA YAJII-U YAUMAL QIYAAMATI FII AHSANI SHURATIN FAYASJUDU BAINA YADAYILLAHI TA'AALAA, FAYAQUULULLAAHU TA'AALAA: "YAA RAMADHAANU, SAL HAAJATAKA FAKHUDZ BIYADI MAN 'ARAFA-HAQQAKA, FAYADUURU FIL 'ARASHAATI, FAYAKHUDZU BIYADI MAN 'ARAFA HAQQAHU, FAYAQIFU BAINA YADAYILLAAHI TA'AALAA, FAYAQUULULLAAHU TA'AALAA: "YAA RAMADHAANU MAA DZAA TURIIDU?" FAYAQUULU: "URIIDU AN TATAWAJJAHA BITAAJIL WAQAARI", FAYATAWAJJAHULLAAHU TA'AALAA BIALFI TAAJIN, STUMMA YASYFA'U FII SAB 'IINA ALFAN MIN AHLIL KABAA-IRI, TSUMMA YUZAWWIJU BIALFI HAURAA-A, MA'A KULLI HAURAA-A SAB'UUNA ALFA WASHIIFATIN, TSUMMA YURKIBUHU 'ALAL BURAAQI, FAYAQUULULLAAHU TA'AALAA: "MAA DZAA TURIIDU YAA RAMADHAANU?" FAYAQUULLU: "ANZILHU BIJIWAARI NABIYYIKA". FAYUNZILUHULLAAHUL FIRDAUSA, FAYAQUULULLAAHU: "YAA RAMADHAANU MAA DZA TURIIDU? FAYAQUULU: QADHAITA HAAJATII YAA RABBI AINA KARAAMATUKA?". FAYU'THII MIATA MADIINATIN MIN YAAQUUTATIN HAMRAA-A WA ZABARJATIN KHADHAARA-A WA FII KULLI MADIINATIN ALFU QASHSRIN.
Dan dalam suatu riwayat (Hadits): "Bahwa Ramadhan pada hari kiamat besok akan datang dengan bentuk gambar yang sangat bagus, kemudian bersungkur sujud dihadapan Allah Subhanallahu Wa Ta'ala. Maka Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman: 'Hari Ramadhan, mintalah apa hajatmu dan tolonglah orang yang tahu menunaikan hakmu!" maka Ramadhan pun berkeliling dipadang luas dan membimbing serta menolong orang telah tahu menunaikan haknya, kemudian berhenti dihadapan Allah Subhanallahu Wa Ta'ala. Allah Subhanallahu Wa Ta'ala berfirman: "Hai Ramadhan apa yang engkau kehendaki?" Ramadhan menjawab "Saya menghendaki, agar Tuhan berkenan memberikan kepadanya, mahkota kebesaran". Maka Allah memberi seribu mahkota kepadanya, kemudian Dia Allah memberikan syafaat atau pertolongan kepada tujuh puluh ribu orang-orang yang berdosa besar, dan mengawinkan mereka dengan seribu bidadari, yang tiap-tiap bidadari mengasuh tujuh puluh ribu gadis. Kemudian Allah menaikannya diatas binatang buraq. Kemudian Allah berfirman: "Mau apa lagi engkau, hai Ramadhan?. Dia menjawab: "Tempatkanlah dia disamping nabiMu, maka Allahpun menempatkannya di surga firdaus. Allah berfirman lagi: "Hai, Ramadhan, apa lagi yang engkau kehendaki?" Ramadhan menjawab: "Telah Engkau laksanakan hajatku Yaa Tuhan, dimana kemuliaan Engkau?". Maka Allah memberi seratus kota / pergedungan yang dibangun dari batu-batu permata indah merah dan batu pualam hijau, sedang ditiap kota berdiri seribu istana megah.
(Zahratur Riyaadhi)

Jumat, 16 Agustus 2019 0 komentar

15 Dzulhijah 1440 H (16 Agustus 2019)

بسم الله الرّحمن الرّحيم


  1. Sesungguhnya Ulama itu adalah pewaris Nabi bagi yang benar-benar mengikuti, maka saat para Ulama sudah menjadi Ulama dunia, Ulama buruk yang tidak mampu menyampaikan kebaikan dan menegur kesalahan maka disitulah Allah SWT timpakan bencana dan musibah, maka benarlah meninggalnya Ulama yang baik itu bentuk kehilangan yang besar. (13:29 WIB)
  2. Apabila ada suatu kota penuh maksiat tetapi ada satu Ulama didalamnya maka selamatlah negeri tersebut, dan ada suatu kota yang dimana disitu ada Ulama tetapi tetap ditimpakan musibah disebabkan Ulamanya tidak punya malu terhadap Allah SWT. (13:32 WIB)
  3. Tidaklah jaminan orang mengaji itu masuk surga selama dia tidak merubah tabiat buruknya. (13:35 WIB)
  4. Dunia itu sangatlah hina, tetapi bukan berarti tidak boleh dimiliki, milikilah dunia tetapi letakkan diatas tanganmu bukan dihatimu. (13:37 WIB)
  5. Apapun bentuk kerja di tempat yang mengandung Riba, atau dilarang oleh Allah SWT itu tidak ada alasan melainkan neraka tempatnya apabila berbicara mengenai tauhid. (13:41 WIB)
  6. Kerasnya larangan Allah SWT bagi orang awam tetapi bagi orang khawas adalah bentuk pembuktian cinta yang agung. (13:44 WIB)
  7. Apabila seseorang itu sudah menginginkan sesuatu selain Allah SWT sudah termasuk syirik khofi. (13:47 WIB)
  8. Manusia itu memiliki 4 sifat didalam dirinya yaitu sifat buas, kebinatangan, setan, keTuhanan. (13:55 WIB)
  9. Barangsiapa memiliki juru nasehat dalam hatinya niscaya dia memiliki penjagaan dari Allah SWT. (14:10 WIB)
  10. Orang yang jujur adalah orang yang bisa menasehati dirinya sendiri tentang apa yang boleh dan tidak boleh. (14:12 WIB)
  11. Apabila Allah SWT peduli terhadap hambanya pasti dibuat tentram hatinya, tetapi apabila tidak peduli Allah SWT biarkan dia dalam kegelisahan. (14:16 WIB)
  12. Rasulullah SAW bersabda ada 4 jenis hati, yang pertama hati yang bersih yaitu dimana didalamny ada lentera yang bersinar itulah hati orang yang beriman, yang kedua hati kelam yang terbalik itulah hati orang kafir, yang ketiga hati terbungkus dan terikat oleh bungkusannya itulah hati orang yang munafik, dan yang keempat adalah hati yang campur aduk dimana didalamnya terdapat keimanan dan kemunafikan. (14:19 WIB)
  13. 5 Kendala memperoleh pengetahuan Illahi:
    1. Kekurangan pada hati itu sendiri
    2. Karena kekotoran maksiat dan perbuatan keji yang menumpuk di hati, seperti sabda Rasulullah "Barangsiapa melakukan perbuatan dosa niscaya dia akan diceraikan oleh akal yang tidak akan kembali lagi kepadanya untuk selama-lamanya"
    3. Hati tidak berada di arah hakikat yang dicari
    4. Hijab / Tirai orang yang taat terkadang masih tidak tersingkap pula hakikat kepadanya
    5. Kebodohan (14:29 WIB)
  14. Memikirkan sesuatu selain kepada Tuhanmu itu adalah sebuah maksiat. (14:33 WIB)
  15. Orang yang selalu melupakan Allah SWT itu pastilah akan dilupakan oleh Allah SWT walaupun Allah SWT mengingatnya. (14:33 WIB)
  16. Pintu masuknya setan didalam hati:
    1. Amarah dan nafsu syahwat
    2. Dengki dan rakus
    3. Kenyang
    4. Suka menghias rumah
    5. Rakus terhadap milik orang lain
    6. Tergesa-gesa, Sabda Rasulullah SAW "Tergesa-gesa itu dari setan, dan pelan-pelan itu dari Allah SWT"
    7. Kekayaan dan harta benda
    8. Kikir dan takut miskin
    9. Berlama-lama dipasar
    10. Fanatik terhadap aliran
    11. Orang awam
    12. Berburuk sangka (14:39 WIB)
  17. Orang yang terpesona terhadap dunia adalah orang yang tertipu. (14:40 WIB)
  18. Bagaimana membentuk anak ahli akhirat sedangkan orang tuanya ahli dunia, pasti seorang anak akan mengikuti menjadi ahli dunia. (14:44 WIB)
  19. Carilah sahabat yang dapat mengingatkan akhiratmu dan jangan mencari sahabat yang melupakan akhirat niscaya akan semakin gelap hatimu. (14:49 WIB)
  20. Tinggalkanlah yang tidak penting, dan carilah yang penting sehingga waktumu tidak banyak tertunda untuk yang tidak penting. (14:49 WIB)
  21. Apabila kamu berani meninggalkan sesuatu yang diharamkan oleh Allah SWT niscaya apa yang kamu dapatkan akan lebih besar. (14:52 WIB)
  22. Janganlah kamu mencari kebaikan dari manusia karena baiknya manusia itu bentuk kemunafikan, carilah kebaikan dari Allah SWT. (14:53 WIB)
  23. Rasulullah SAW bersabda: "Mula-mula agama adalah mengenal Allah SWT, seperti firman Allah SWT dalan Surat Al-Alaq ayat 1.". (14:54 WIB)
  24. Amalan yang paling utama adalah mengetahui tentang Allah SWT. (14:56 WIB)
  25. Yang mengetahui perbendaharaan Allah SWT adalah orang yang takwa, dan apabila tidak mengetahui perbendaharaan maka dia termasuk orang yang masih tergantung kepada manusia, dan itulah orang yang masih jauh dari pandangan Allah SWT. (15:02 WIB)
  26. Hakikat kekayaan bukanlah materi melainkan hati, yaitu hati yang mengetahui perbendaharaan Allah SWT. (15:05 WIB)
  27. Sesungguhnya kerugian yang paling besar adalah saat Allah SWT tidak memandangmu. (15:07 WIB)
  28. Urusan dunia janganlah kamu melihat apa yang diatasmu niscaya kamu akan gila, maka pandanglah yang ada dibawahmu niscaya kamu akan bersyukur. (15:10 WIB)
  29. Urusan akhirat lihatlah yang ada diatasmu sehingga kamu iri dan menginginkannya. (15:11 WIB)
  30. Apapun pengharapan yang selain Allah SWT pastilah akan kecewa atau patah ditengah perjalanan. (15:19 WIB)
  31. Imam Ghazali: "Ma'rifat adalah memandang kepada wajah Allah SWT. (15:21 WIB)
  32. Seseorang belum bisa dikatakan ahli ma'rifat sebelum memiliki sifat-sifat:
    1. Mengenal Allah SWT secara mendalam
    2. Beramal selalu berpedoman kepada Rasulullah (Hadits)
    3. Berserah diri kepada Allah SWT dalam mengendalikan hawa nafsunya
    4. Merasa dirinya milik Allah SWT dan pasti akan kembali kepadaNya. (15:22 WIB)
  33. Orang tidak disebut ma'rifat kepada Allah SWT sebelum:
    1. Mengenal dirinya
    2. Mengenal siapa Tuhannya
    3. Mengenal dunianya
    4. Mengenal akhiratnya. (15:23 WIB)
  34. Mengenal diri adalah bentuk kita mengetahui aspek akan kelemahan dan kesalahan diri sendiri. (15:24 WIB)
  35. Kematian bagi orang mukmin adalah hari raya, sedangkan kematian bagi orang munafik adalah sebuah neraka. (15:28 WIB)
  36. Orang yang senang memaksakan kehendak atau menginginkan sesuatu yang bukan kehendak dari Tuhanmu adalah orang yang tidak bersyukur, dan apabila tidak mendapatkannya maka dia akan mengeluh, dan orang yang mengeluh itu pasti masuk neraka. (15:29 WIB)
  37. Dunia adalah jembatan untuk membangun akhirat. (15:34 WIB)
  38. Sesungguhnya manusia itu sudah ditakdirkan oleh Allah SWT dalam kerugian. (15:40 WIB)
  39. Barangsiapa yang sudah mengenal Allah SWT dan mengetahui perbendaharaan Allah SWT niscaya akan tampak kecil apa yang ada di bumin ini. (15:42 WIB)
  40. Apa yang disebut karomah itu adalah kemuliaan, dan orang yang mampu sholat berjamaah 5 waktu itulah karomah yang sesungguhnya. (16:00 WIB)
  41. Belajar itu lebih utama daripada mengikuti orang yang karomah. (16:03 WIB)
  42. Sesungguhnya jalan itu adalah tempat simpang siurnya setan, dan janganlah kamu menutup jalan apapun acaranya. (16:19 WIB)
  43. Kewajiban yang pertama bagi manusia adalah mengenal Allah SWT dengan sepenuh keyakinan. (16:22 WIB)
  44. Ketahuilah wahai saudara sekalian bahwa pokok dan dasar agama adalah mengenal dan memahami dengan sebenar-benarnya Tuhan yang disembah sebelum melakukan ibadah dan itulah makna dari hakikat sesungguhnya dalam syahadat. (16:23 WIB)
  45. Sederhanalah dirimu ketika kamu bersama manusia jadilah manusia biasa, tetapi saat kamu berdiskusi dengan ulama tunjukkanlah pangkatmu. (16:28 WIB)
  46. Rindu itu ada dua yaitu rindu kepada yang menciptakannya atau rindu kepada yang diciptakannya. (16:34 WIB)
Kamis, 15 Agustus 2019 0 komentar

Sholawat Fahm

بسم الله الرّحمن الرّحيم


اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، صَلَاةً تُخْرِجُنِيْ مِنْ ظُلُمَاتِ الْوَهْمِ، وَتُكْرِمُنِيْ بِنُوْرِ الْفَهْمِ، وَتُوْضِحُ لِيْ مَا أَشْكَلِ عَلَيَّ حَتّٰى يُفْهَمَ، إِنَّكَ أَنْتَ تَعْلَمُ وَلَاَأَعْلَمُ، إِنَّكَ أَنْتَ عَلَّامُ الْغُيْوُبِ.

Ya Allah limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad, yang dengan berkat shalawat tersebut Engkau keluarkan aku dari kegelapan kebingungan, Engkau muliakan aku dengan cahaya pemahaman, Engkau jelaskan kepadaku segala hal yang pelik hingga mudah dipahami. Duhai Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui, sedangkan aku tidak mengetahui apa-apa. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui semua yang ghaib.

Senin, 12 Agustus 2019 0 komentar

Pengajian Kesepuluh: Keutamaan Tobat (Jilid 1)

بسم الله الرّحمن الرّحيم

وَالَّذِيْنَ اِذَا فَعَلُوْا فَاحِشَةً اَوْظَلَمُوْا اَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللّٰهَ فَاسْتَغْفَرُوْا لِذُنُوْبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُا لذُّنُوْبَ اِلَّا اللّٰهُ وَلَمْ يُصِرُّوْا عَلٰى مَافَعَلُوْا وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ. اُوْلَئِكَ جَزَاؤُهُمْ مَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِىْ مِنْ تَحْتِهَاالْاَنْهَارُ خَالِدِيْنَ فِيْهَا وَنِعْمَ اَجْرُالْعَامِلِيْنَ

 (Surat Al-Imran Ayat 135-136)

BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIMI
WAL LADZIINA IDZAA FA'ALUU FAAHISYATAN AU DHALAMUU ANFUSAHUM DZAKARULLAAHA, FASTAGHFARUU LIDZUNUUBIHIM, WA MAN YAGHFIRUDZ DZUNUUBA ILLALLAAHU, WA LAM YUSHIRRUU 'ALAA MAA FA'ALUU WA HUM YA'LAMUUNA. ULAA-IKA JAZAA-UHUM MAGHFIRATUN MIN RABBIHIM WA JANNAATUN TAJRI MIN TAHTIHAL ANHAARU KHAALIDIINA FIIHA WA NI'MA AJRUL 'AAMILIINA.
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
"Dan orang-orang yang bilamana terlanjur mengerjakan sesuatu yang keji atau berbuat aniaya terhadap diri mereka sendiri, maka ingat kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan mohon ampun terhadap dosa-dosa mereka, Dan tidak ada yang memberikan ampunan terhadap dosa-dosa kecuali Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Dan mereka tidak terus-menerus melakukan apa-apa yang telah mereka lakukan, sedang mereka sama mengetahui.
Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan beberapa surga yang mengalir dibawahnya, beberapa sungai, dan itulah sebaik-baik balasan bagi mereka yang berbuat / beramal.



Dari Sa'id dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam:

لَايَجْلِسُ قَوْمٌ مَجْلِسًا لَايُصَلُّوْنَ فِيْهِ عَلَى النَّبِيِّ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ اِلَّا كَانَ عَلَيْهِمْ حَسْرَةٌ وَاِنْ دَخَلُوا الْجَنَّةَ لَمَايَرَوْنَ مِنَ الثَّوَابِ

LAA YAJLISU QAUMUN MAJLISAN LAA YUSHALLUUNA FIIHI 'ALAN NABIYYI ALAIHIS SHALATU WASSALAMU. ILLAA KAANA 'ALAIHIM HASRATUN , WA IN DAKHALUL JANNATA LAMAA YARAUNA MINATS TSAWAABI.
Tiada suatu kaum yang duduk dalam satu majlis yang mereka itu tidak membaca shalawat untuk Nabi ASW., kecuali akan mendapatkan penyesalan / kerugian; dan bilamana mereka masuk surga, maka mereka tidak akan bisa melihat pahala mereka.



Abu Musa At-Tirmidzy meriwayatkan dari sementara orang ahli ilmu berkata:

اِذَا صَلَّى الرَّجُلُ عَلَى النَّبِىِّ صَلَّى اللّٰهُ تَعَالّٰى عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاةً فِى مَجْلِسٍ اَجْزَ أَتْ عَمَّا كَانَ فِى ذٰلِكَ الْمَجْلِسِ

IDZAA SHALLAR RAJULU 'ALAN NABIYYI SHALLALLAAHU TA'AALA 'ALAIHI WA SALLAMA SHALATAN FII MAJLISIN AJZA-AT 'AMMAA KAANA FII DZAALIKAL MAJLISI.
Apabila seorang laki-laki membaca shalawat untuk Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dalam suatu majelis, maka cukuplah apa-apa yang ada didalam majelis itu. 
(Syifaa-un Syariifun).

Dikatakan bahwa turunnya ayat ini (WAL LADZIINA IDZAA FA'ALUU FAHISYATAN. . . . . . .) sehubungan dengan seorang laki-laki penjual tamar, yang pada suatu waktu ada seorang perempuan membeli tamarnya; kemudian sia penjual tamar memasukkan perempuan itu didalam warungnya, dan menciuminya. Lalu menyesal-lah laki-laki itu atas perbuatannya.
Beritapun tersiar dikalangan orang-orang yang berbuat dosa dan dia bertaubat dari dosa besar yang telah dilakukan dari zina dan lain-lain sebagainya. 
Kata "WAL LADZIINA" diathafkan / dirautkan dengan kata "Al-Muttaqiina" yang mengandung arti: "Disediakan untuk para muttaqiin . orang-orang yang bertaqwa dan para taa-ibiina / orang-orang yang bertaubat. Kata "ULAA-IKA" sebagai isyarat untuk dua golongan (muttaqiin ta-ibiin).
Dan bisa juga kata "WAL LADZINA" sebagai mubtadaa (subyectiva), khabarnya (predikatnya) kata "ULAA-IKA"
(Kasysyaafun)

Kata "FAS TAGHFARUU" didalamnya terdapat pembersihan terhadap jiwa para hamba, menggiatkan dan suka bertaubat dan juga anjuran untuk bertaubat; bahkan sebagai benteng dari putus asa dan putus harapan dari rahmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala; dan sesungguhnya dosa-dosa itu meskipun besar, maka sesungguhnya ampunan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan sifat dermawanNya itu lebih besar.
(Kasysyaafun)

Kata "LIDZUNUUBIHIM" artinya terhadap dosa-dosa mereka, maka mereka bertaubat dari padanya dan mencabut serta menghindari dari dosa-dosa itu dengan berkemauan kuat bahwa mereka tidak akan kembali mengulangi dosa-dosa itu. Dan inilah syarat-syarat taubat yang diterima.
(Tafsir Khazin)

Kata "WA HUM YA'LAMUUNA" = "Sedang mereka semua mengetahui", ada beberapa pendapat:
  1. Mereka tahu bahwa dosa-dosa itu jelas. (Ibnu Abbas)
  2. Mereka tahu bahwa terus menerus dalam dosa itu berbahaya,
  3. Mereka tahu bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala memiliki ampunan dosa dan mereka tahu pula bahwa mereka mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa-dosa,
  4. Mereka tahu bahwa sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak berat mengampuni dosa-dosa meskipun banyak / besar.
  5. Mereka tahu bahwa bila mereka memohon ampun, tentu dia Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengampuni mereka.
(Tafsir Lubab)



            اِنَّ اللّٰهَ تَعَالٰى يَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَالَمْ يُغَرْغِرْ

INNALLAAHA TA'AALA YAQBALU TAUBATAL 'ABDI MAA LAM YUGHARGHIR
Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala menerima taubat hambaNya selama dia belum sakaratul maut.
(Minal Mashaabiihi)

Adapun arti yugharghiru / ghargharatun ialah bolak-baliknya ruh ditenggorokan. Dan artinya bahwa taubatnya orang yang berdosa itu bisa diterima selama ruh belum sampai ditenggorokan. Karena diwaktu sakaratul maut, sudah terang seseorang itu kembali kerahmat atau kembali keresiko atau siksa dan tidak akan bermanfaat / berguna ketika itu taubatnya atau imannya. Karena syarat bertaubat itu berkemauan meninggalkan dosa dan dan tidak akan membiasakan dosa. Sedang kemauan itu bisa terjadi nyata bila memungkinkan bagi orang yang bertaubat, padahal tidak mungkin terjadi karena dia sudah tidak mampu lagi.
(Majaalisur Ruumy)



Dari Ali bin Abi Thalib dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam:
مَكْتُوْبٌ حَوْلَ الْعَرْشِ قَبْلَ خَلْقِ آدَمَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ بِاَرْبَعَةِ آلَافِ سَنَةٍ وَاِنِّى لَغَفَّارٌ لِمَنْ تابَ وَآمَنَ وَ عَمِلَ صَالِحًا

MAKTUUBUN HAULAL ARSYI QABLA KHALQI ADAMA As. BI ARBA'ATI AALAAFI SANATIN: "WA INNI LAGHAFFAARUN LIMAN TAABA WA AAMANA WA 'AMILA SHAALIHAN.
Tertulis disekitar Arsy sebelum diciptakannya Adam As. empat ribu tahun "Sungguh Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman dan berbuat baik."
(Tanbiihul Ghaafiliina)



Telah Diriwayatkan:
اَنَّ جِبْرَا ئِيْلَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ جَاءَاِلَى النَّبِيِّ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ اِنَّ اللّٰهَ تَعَالٰى يُقْرِ ئُكَ السَّلَامَ وَيَقُوْلُ: مَنْ تَابَ مِنْ اُمَّتِكَ قَبْلَ مَوْتِهِ بِسَّنَةٍ تَوْبَتُهُ، فَقَالَ النَّبِىُّ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: يَاجِبْرَائِيْلُ اَلسَّنَةُ لِاُمَّتِى كَثِيْرَةٌ لِغَلَبَةِ الْغَفْلَةِ وَطُوْلِ الْأَمَلِ، فَذَهَبَ جِبْرَا ئِيْلُ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ ثَمَّ رَجَعَ فَقَالَ: يَامُحَمَّدُ اِنَّ رَبَّكَ يَقُوْلُ:  مَنْ تَابَ قَبْلَ مَوْتِهِ بِشَهْرٍ قُبِلَتْ تَوْبَتُهُ: فَقَالَ عَلَيْهِ لبصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: يَا جِبْرَائِيْلُ اَلشَّهْرُ لِاُمَّتِى كَثِيْرٌ فَذَهَبَ ثُمَّ رَجَعَ فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ اِنَّ رَبَّكَ يَقُوْلُ: مَنْ تَابَ قَبْلَ مَوْتِهِ بِيَوْمٍ قُبِلَتْ تَوْبَتُهُ، فَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ يَاجِبْرَائِيْلُ اَلْيَوْمُ لِاُمَّتِى كَثِيْرٌ، فَذَهَبَ جِبْرَئِيْلُ ثُمَّ رَجَعَ فَقَالَ: يَامُحَمَّدُ اِنَّ رَبَّكَ يَقُوْلُ: مَنْ تَابَ قَبْلَ مَوْتِهِ بِسَاعَةٍ قُبِلَتْ تَوْبَتُهُ، فَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: يَاجِبْرَئِيْلُ السَّاعَتُ لِأُمَّتِى كَثِيْرَةٌ، فَذَهَبَ ثُمَّ رَجَعَ فَقَالَ: يَامُحَمَّدُ اِنَّ اللّٰهَ تَعَالٰى يُقْرِئُكَ السَّلَامَ وَيَقُوْلُ: مَنْ مَضَ جَمِيْعُ عُمْرِهِ فِى الْمَعَا صِىْ وَلَمْ يَرْجِعْ اِليَّ اِلَّا قَبْلَ مَوْتِهِ بِسَنَةٍ اَوْشَهْرٍا اَوْيَوْمٍ اَوْسَاعَتٍ حَتَّى بَلَغَ الرُّوْحُ الْحُلْقُوْمَ وَلَمْ يُمْكْنُ لَهُ النُّطْقُ وَالْاِعْتِذَا رُبِلِسَانِهِ وَنَدِمَ بِقَلْبِهِ قَدْ غَفَرْتُ لَهُ

ANNA JIBRAA-IILA ALAIHISH SHALAATU WASSALAAMU, JAA-A ILAN NABIYYI ALAIHISH SHALAATU WASSALAAMU. FAQAALA: "YAA MUHAMMADU INNALLAAHA TA'AALAA YUQRIUKAS SALAAMA WA YAQUULU: "MAN TAABA MIN UMMATIKA QABLA MAUTIHI BISANATIN QUBILAT TAUBATUHU", FA QAALAN NABIYYU ALAIHISH SHALAATU WASSALAAMU: "YAA JIBRAA-IILU ASSANATU LI UMMATII KATSIIRATUN LIGHALABATIL GHAFLATI WA THUULIL AMALI", FA DZAHABA JIBRAA-IILU ALAIHISH SHALAATU WASSALAAMU. TSUMMA RAJA'A FA QAALA: "YA MUHAMMADU INNA RABBAKA YAQUULU: "MAN TAABA QABLA MAUTIHI BI SYAHRIN QUBILAT TAUBATUHU", FA QAALA ALAIHISH SHALAATU WASSALAAMU: "YA JIBRAA-IILU ASY SYAHRU LI UMMATI KATSIIRUN", FA DZAHABA TSUMMA RAJA'A FA QAALA: "YAA MUHAMMADU INNA RABBAKA YAQUULU: "MAN TAABA QABLA MAUTIHI BI YAUMIN QUBILAT TAUBATUHU", FA QAALA ALAIHISH SHALAATU WASSALAAMU "YAA JIBRAA-IILU, AL YAUMU LI UMMATII KATSIIRUN, FA DZAHABA JBRAA-IILU TSUMMA RAJA'A FA QAALA: "YAA MUHAMMADU, INNA RABBAKA YAQUULU: "MAN TAABA QABLA MAUTIHI BI SAA'ATIN QUBILAT TAUBATUHU", FA QAALA ALAIHISH SHALAATU WASSALAAMU: "YAA JIBRAA-IILU AS SAA'ATU LI UMMATII KATSIIRATUN", FA DZAHABA TSUMMA RAJA'A FA QAALA: "YAA MUHAMMADU INNALLAAHA TA'AALAA YUQRIUKAS SALAAMA WA YAQUULU: "MAN MADHAA JAMII'U 'UMRIHI FIL MA'AASHII WA LAM YARJI' ILAYYA ILLA QABLA MAUTIHI BISANATIN AU SYAHRIN AU YAUMIN AU SAA'ATIN HATTAA BALAGHAR RUUHUL HULQUUMA WA LAM YUMKIN  LAHUN NUTHQU WAL I'TIDZAARU BI LISAANIHI WA NADIMA BI QALBIHI QAD GHAFARTU LAHU.
Bahwa sesungguhnya Jibril as. telah datang kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam maka berkata: "Hai Muhammad, sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengirim salam kepadamu dan berfirman: "Barangsiapa bertaubat dari umatmu, sebelum meninggal tempo setahun , maka diterima taubatnya." Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Hai jibril, satu tahun bagi umatku itu banyak / lama, sebab kebiasaannya lengah dan banyak angan-angan / keinginannya. Maka Jibril as. pergi kemudian datang lagi dan berkata: "Hai Muhammad, sesungguhnya Tuhanmu berfirman: "Barangsiapa bertaubat sebelum meninggal tempo sebulan, maka diterima taubatnya". Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Hai Jibril, sebulan bagi umatku itu lama." maka Jibril as. pergi kemudian datang lagi dan berkata: "Hai Muhammad, sesungguhnya Tuhanmu berfirman: "barangsiapa bertaubat sebelum meninggal dalam tempo satu hari, maka diterima taubatnya". Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Hai Jibril, satu hari bagi umatku itu cukup lama". Maka Jibril as. pergi kemudian datang lagi dan berkata: "Hai Muhammad, sesungguhnya Tuhanmu berfirman: "Barangsiapa bertaubat sebelum meminggal dalam tempo satu jam, maka diterima taubatnya." Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam pun bersabda lagi: "Hai Jibril, satu jam bagi umatku juga lama". Maka Jibril pergi kemudian datang lagi dan berkata: "Hai Muhammad, sesungguhnya Tuhanmu mengirimkan salam kepadamu dan berfirman: "Barangsiapa seluruh umurnya dalam durhaka dan belum kembali kepadaKu melainkan sebelum meninggalnya dalam tempo satu tahun, satu bulan, atau satu hari, satu jam, sehingga ruhnya sudah sampai ditenggorokkan dan tidak mungkin berkata, atau beralasan dengan lisan dan menyesali dengan hatinya, sungguh Aku telah mengampuninya".
(Zubdatul Waa'idziina)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman di surat Nur ayat 31:


وَتُوْبُوْا اِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.

"WA TUUBUU ILALLAAHI JAMII'AN AYYUHAL MU'MINUUNA LA'ALLAKUM TUFLIHUUNA."
"Taubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang ber-iman agar kamu sekalian berbahagia.".

Sementara Hukamaa berkata: "Taubat seseorang itu bisa di ketahui dengan empat perkara:

  1. Dia menahan lisannya dari bicara yang berlebih-lebihan, dari ghibah, adu domba, dan dari dusta.
  2. Dia sudah tidak merasa dihatinya terdapat sifat dengki dan tidak ada pula rasa memusuhi kepada seseorang.
  3. Dia menjauhi kawan-kawan yang busuk dan tidak mau bergaul dengan salah seorang dari mereka.
  4. Dia selalu menyiapkan diri untuk mati dengan rasa menyesal dari dosa serta memohon ampunan dari dosa-dosa yang telah lalu dan bersungguh-sungguh taat kepaada Tuhannya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman di ayat lain:

يَآ اَيُّهَاالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا تُوْبُوْا اِلَى اللّٰهِ تَوْبَةً نَصُوْحًا

"YAA AYYUHAL LADZIINA AAMANUU TUUBUU ILALLAAHI TAUBATAN NASHUUHAN."
"Hai orang-orang yang beriman taubatlah kamu sekalian kepada Allah dengan taubat yang betul-betul".
Artinya, betul-betul didalam taubatnya.
Ada yang menerangkan: 'Saling bernasehatlah kamu sekalian karena Allah didalam hal taubat".

Umar bin Khathab ditanya dari pengertian "Taubat nashuha" dia menerangkan; hendaklah seseorang bertaubat dari perbuatan busuk dan tidak akan mengulangi untuk selama-lamanya.

Sebagaimana Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

اَلْمُسْتَغْفِرُ بِاللِّسَانِ اَلْمُصِرُّ عَلَى الذَّنْبِ كَالمُسْتَهْزِئِ بِرَبِّهِ

"AL MUSTAGHFIRU BILLISAANI AL MUSHIRRU 'ALADZ DZANBI KAL MUSTAHZII BI RABBIHI."
"Orang yang mohon ampunan dengan lisan sedang dia terus menerus berbuat dosa, seperti mengejek Tuhannya.".
(Raudhatul 'Ulamaa)

Tsabit Al Bannaanii berkata: "Saya mendengar, bahwa iblis semoga dia selalu menerima kutukan Allah - menangis ketika ayat ini ( WAL LADZIINA IDZAA FA'ALUU FAAHISYATAN. . . ) turun.
(Tafsir Lubab).

Dari Abu Bakar dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam:

عَلَيْكُمْ بِلَا إِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ وَالْاِسْتِغْفَارِ فَاَكْثِرُوْا مِنْهُمَا فَاِنَّ اِبْلِيْسَ عَلَيْهِ اللَّعْنَةُ قَالَ: اَهْلَكْتُ النَّاسَ بِالذُّنُوْبِ وَالْمَعَاصِىْ، وَاَهْلَكُوْنِى بِلَا اِلٰهَ اِللّٰهُ وَالْاِسْتِغْفَارِ، فَلَمَّا رَاَيْتُ ذٰلِكَ اَهْلَكْتُهُمْ بِالْهَوٰى وَهُمْ يَحْسَبُوْنَ اَنَّهُمْ مُهْتَدُوْنَ

"ALAIKUM BI LAA ILAAHA ILLAALAAHU WAL ISTIGHFAARI, FA AKTSIRUU MNHUMAA, FA INNA IBLIISA 'ALAIHIL LA'NATU QAALA: 'AHLAKTUN NAASA BIDZ DZUNUUBI WAL MA'AASHII WA AHLAKUUNII BI LAA ILAAHA ILLALLAAHU WAL ISTIGHFAARI, FA LAMMAA RA-AITU DZAALIKA AHKLAKTUHUM BIL HAWAA WA HUM YAHSABUUNA ANNAHUM MUHTADUUNA".
"Hendaklah kamu sekalian membaca "Laa ilaaha illaahu" dan istighfar (Astaghfirullaahal 'adziim) dan perbanyaklah membaca keduanya; karena iblis - semoga baginya tetap mendapat kutukan Allah berkata: 'Aku hancurkan manusia dengan dosa-dosa dan dengan bermacam-macam perbuatan durhaka, dan mereka menghancurkan aku dengan "Laa ilaaha illaahu" dan 'istighfar'. Tatkala aku mengetahui yang demikian itu aku hancurkan mereka dengan hawa nafsu, dan mereka mengira dirinya berpetunjuk.".
(Durrun Mantsur)

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

قَالَ اِبْلِيْسُ: يَارَبِّ وَعِزَّتِكَ لَا اَزَالُ اَغْوِئْ بَنِى آدَمَ مَادَامَتْ اَرْوَاحُهُمْ فِى اَجْسَادِهِمْ، فَقَلَ اللّٰهُ تَعَالٰى: وَعِزَّتِى وَجَلَالِىْ يَامَلْعُوْنٌ لَااَزَالُ اَغْفِرُ لَهُمْ مَااسْتَغْفَرُوْا


"QAALA IBLIISU: "YAA RABBI WA 'IZZATIKA LAA AZAALU AGHWII BANII AADAMA MAA DAAMAT ARWAAHUHUM FII AJSAADIHIM", FA QAALALLAHU TA'AALAA: 'WA 'IZZATII WA JALAALI YAA MAL'UUNUN LAA AZAALU AGHFIRU LAHUM MASTAGHFARUU'.
"Iblis berkata: "Ya Tuhanku, demi keperkasaan Engkau, aku akan selalu menyesatkan anak turun Adam, selama jiwa mereka masih berada dijasad mereka". Maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: 'Demi keperkasaanKu dan demi kemuliaanKu, hai yang terkutuk, Akupun selalu mengampuni mereka selama mereka minta ampun'.

Atha' bin Khalid berkata: "Saya mendengar bahwa ketika firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala (Wa Man Yaghfirudz Dzunuuba Ilallaahu Walam Yushirru 'Alaa Maa Fa'aluu Wa Hum Ya'lamuuna) = (Tidak ada yang mengampuni dosa-dosa kecuali Allah, dan mereka tidak akan terus menerus dalam perbuatannya sedang mereka sama mengetahui), maka berteriaklah iblis terkutuk kepada para bala tentaranya, sehingga debu bertaburan dikepalanya seraya dia mengumpat dengan kata 'celaka'.
Maka berdatanganlah bala tentaranya dari segala penjuru daratan dan laut lalu bertanya: "Mengapa tuan kami?"
Iblis menjawab: "Ada sebuah ayat didalam Al-Qur'an yang dosa tidak akan membahayakan anak turun adam sesudah itu".
Dia menceritakan kepada mereka ; dan terus mereka berkata: "Kita buka bagi mereka (anak turun Adam) pintu-pintu hawa nafsu, maka mereka tidak mau bertaubat dan tidak mau minta ampunan, karena mereka mengira bahwa mereka dijalan yang baik / benar. Iblis menjadi puas.
(Durrun Mantsur)

Anas bin Malik ra. berkata: "Saya mendengar Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:


قَالَ اللّٰهُ تَعَالٰى: يَابْنَ آدَمَ اِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِى وَرَجَوْتَنِى غَفَرْتُ لَكَ مَكَانَ مِنْكَ وَلَا أُبَالِى: يَاابْنَ آدَمَ لَوْبَلَغَتْ ذُنُوْبَكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَر تَنِى غَفَرْتُ لَكَ وَلَا أُبَالِىْ: يَاابْنَ آدَمَ لَوْ اَتَيْتَنِىْ بِقِرَابِ الْأَرْصِ خَطَا يَا ثُمَّ لَقِيْتَنِى لَاتُشْرِكُ بِى شَيْئًا لَاَتَيْتُكَ بِقِرَابِهَا مَغْفِرَةً

QAALALLAAHU TA'AALAA: "YABNA AADAMA, INNAKA MAA DA'AUTANI WA RAJAUTANII GHAFARTU LAKA MAA KAANA MINKA WA LAA UBAALII: YABNA AADAMA LAU BALAGHAT DZUNUUBUKA 'ANAANAS SAMAA-I TSUMAS TAGHFARTANII GHAFARTU LAKA WA LAA UBAALII; YABNA AADAM LAU ATAITANII BI QIRAABIL ARDHI KHATHAAYAA TSUMMA LAQIITANII LAA TUSYRIKU BII SYAI-AN LA ATAITUKA BI QIRAABIHA MANGFIRATAN.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfiman: "Hai anak turun Adam, sungguh engkau tidak minta kepadaKu dan berharap kepadaKu, Aku sudah mengampuni dosamu dan Aku tidak memperdulikan lagi; hai anak Adam, kalau toh dosamu sebanyak awan dan langit, kemudian engkau minta ampun kepadaKu, maka Akupun mengampuni kamu dan Aku sudah tidak memperdulikan lagi, hai anak turun Adam, kalau toh engkau datang kepadaKu dengan dosa sebesar lengkung bumi kemudian engkau berjumpa padaKu sedang engkau tidak menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun, niscaya Aku menjumpaimu 
(Hadits Riwayat Tirmidzi)

Telah diriwayatkan dalam sebuah hadits, bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, bersabda:

مَنْ لَزِمَ الْاِسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللّٰهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيْقٍ مَخْرَ جًا وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَايَحْتَسِبُ

"MAN LAZIMAL ISTIGHFAARA JA'ALALLAAHU LAHU MIN KULLI DHIIQIN MAKHRAJAN, WA MIN KULLI HAMMIN FARAJAN, WA RAZAQAHU MIN HAITSU LAA YAHTASIBU."
"Barangsiapa mendawamkan istighfar, maka Allah memberikan jalan keluar bagi tiap-tiap kesempitannya, dan kegembiraan bagi tiap-tiap kesusahannya, bahkan Allah memberikan rizqi kepadanya dari arah yang tidak disangkanya."

Dihadits yang lain Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

وَالِلّٰهِ اِنِّى لَاَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ وَاَتُوْبُ اِلَيْهِ فِى الْيَوْمِ اَكْثَرَ مِنْ سَبْعِيْنَ مَرَّةً

"WALLAAHI INNII LA ASTAGHFIRULLAAHA WA ATUUBU ILAIHI FIL YAUMI AKTSARA MIM SAB'IINA MARRATAN"
"Demi Allah, sesungguhnya saya mohon ampun kepada Allah, dan bertaubat kepadaNya dalam tiap-tiap hari lebih dari tujuh puluh kali."

Dihadits lainpun Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

يَآ اَيُّهَاالنَّاسُ تُوبُوْا إِلَى اللّٰهِ فَإِنِّى اَتُوْبُ إِلَيْهِ فِى الْيَوْمِ مَائَةَ مَرَّةٍ

"YAA AYYUHAN NAASU TUUBU ILALLAAHI, FA INNI ATUUBU ILAIHI FIL YAUMI MIATA MARRATIN"
"Hai manusia, bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, karena sesungguhnya aku bertaubat kepadaNya dalam tiap hari seratus kali".

Didalam hadits lain Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

كُلُّ بَنِى آدَمَ خَطَّاءُ، وَخَيْرُ الْخَطَّا ئِيْنَ التَّوَّابُوْنَ

'KULLU BANII AADAMA KHATHTHAA-UN, WA KHAIRUL KHATHTHAAIINAT TAWWAABUUNA".
"Tiap-tiap bani Adam itu bersalah / berdosa, dan sebaik-baik orang yang bersalah ./ berdosa ialah mereka yang bertaubat."

Diriwayatkan bahwa Ibnu Abbas Ra. berkata: "Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, bersabda:

هَلَكَ الْمُسَوِّفُوْنَ

"HALAKAL MUSAWWIFUUNA"
"Binasalah orang-orang yang melambat-lambat" (tobat).

Al-musawwif ialah orang yang mengatakan besok saya akan taubat. Maka binasalah dia. Karena dia menetapkan kelanggengan suatu perkara, yang kelanggengannya itu bukan diserahkan kepadanya. Maka mungkin tidak langgeng. Dan kalau sekiranya langgeng maka sesungguhnya sebagaimana dia tidak bisa meninggalkan dosa hari ini, juga dia tidak bisa meninggalkan dosa besok harinya. Karena tidak mampunya dia meninggalkan dosa seketika itu, hanyalah karena nafsu syahwat yang mengalahkan dia. Dan syahwatpun tidak akan menghindarinya besok hari, bahkan akan bertambah-tambah menjadi kuat dengan sebab terbiasanya. Bukanlah syahwat yang diperkuat oleh manusia dengan kebiasaannya itu seperti tidak diperkuat oleh dia sendiri.
Oleh karena itu fikirkanlah hai para ahli majlis pengajian dan orang-orang yang sadar, apabila Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam memohon ampun dan bertaubat dan Allah telah mengampuni, dosa-dosanya yang telah lalu dan yang kemudian, maka orang yang keadaannya belum jelas (baiknya) lebih mohon ampun atau tidak?
Bagaimana dia tidak mau bertaubat kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala ditiap-tiap waktu, dan tidak selalu menggerakkan lisannya sibuk berkumat-kamit dengan istighfar, dan bagaimana pula dia tidak ingat kepada Allah Yang menjadi Raja lagi Maha Penganmpun, Yang Maha Penyelamat dari siksa neraka?".
(Haadzaa mulakhkhas min Majelis Abraari.) = (Ini adalah kesimpulan dari majaalisil abraari).




اِذَا اَرَادَاللّٰهُ تَعَالٰى بِعَبْدِهِ الْخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ الْعُقُوْبَةَ فِى الدُّنْيَا. وَاِنْ اَرَادَ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ اَمْسَكَ عَلَيْهِ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَافِيَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.

IDZAA ARAADALLAAHU TA'AALAA BI 'ABDIHIL KHAIRA, 'AJJALA LAHUL 'UQUUBATA FID DUN-YAA; WA IN ARAADA BI 'ABDIHISY SYARRA AMSAKA 'ALAIHI BIDZANBIHI HATTA YUWAAFIYAHU YAUMAL QIYAAMATI.

"Apabila Allah ta'aalaa menghendaki kebaikan bagi hambanya, maka Dia Allah mendahulukan siksanya didunia dan apabila menghendaki kejahatan / sengsara bagi hambaNya, maka Dia Allah menahan siksa dosanya, sehingga akan ditepatinya besok hari qiyamat."

Sumber: https://majelisalmunawwarah.blogspot.com/2019/08/keutamaan-taubat-durratun-nasihin.html
 
;