Senin, 04 Oktober 2021 0 komentar

4 Oktober 2021

بسم الله الرّحمن الرّحيم

Bab Kekuatan Dan Kemuliaan.

Qs. Al-Munafiqun: 8

Allah SWT mencegahnya dari penghambaan terhadap diri sendiri, terhadap hawa nafsu, terhadap setan, dan dunia atau terhadap satu makhluk di alam kasat mata, alam tampak, alam dunia, dan alam akhirat. Tetapi orang yang munafik hanya mengetahui dari sebab penyembahan berhala.

Sungguh beruntung orang yang mukmin memiliki sholat khusyuk, sedangkan orang yang munafik jelas sudah ibadahnya menyembah hawa nafsu, keinginannya lebih kuat kepada materi. Orang yang mukmin dia akan segera melakukan amal sholeh, karena menunda itu adalah sifat kelalaian dan disebut orang yang munafik. Maka seorang murid itu tetap harus memiliki sebuah wirid dan aurad, apabila tidak memiliki maka dia termasuk orang yang tidak menuntut ilmu. 

Agama itu nasehat, maka haruslah mendengar, lalu memamahami, dan melaksanakan, namun dia mendengar tetapi tidak memahami apalagi melaksanakan, yang lebih celaka lagi adalah tidak semuanya.
Konsekuensi orang yang beriman itu adalah perjanjian, komitmen. Seperti dalam bacaan sholat Inna Sholati Wa Nusuki.....

Akar keburukan ada 6:
  1. Mengganti kehendak baik dengan kehendak buruk
  2. Mengganti hubungan dengan Allah SWT dengan hubungan Makhluk tanpa Allah 
  3. Mengganti berbaik sangka kepada Allah SWT dan RasulNya dengan berburuk sangka kepada Allah dan RasulNya
  4. Dorongan yang tersembunyi
  5. Cinta dunia
  6. Memperturutkan hawa nafsu
Dan hal tersebut diatas adalah sifat orang munafik, hatinya selalu berubah-ubah, padahal dia baik namun kadang ditengah perjalanan dia berubah. Maka tidak bisa disebut orang yang baik karena khianat dengan amanat dan tidak memenuhi syarat sebagai orang yang berjalan di jalan Allah SWT.

Sebuah perbuatan dan ibadah itu apabila karena Allah pasti diberikan padanya kemuliaan, karena kemuliaan itu tidak diberikan kepada mereka yang mencarinya. Namun kemuliaan itu akan diberikan kepada orang yang sibuk dengan melihat kebesaran sifat-sifat Allah SWT.

Orang yang mulia adalah orang yang selalu berbuat untuk menyenangkan hati Nabi Muhammad. 

Muliakanlah orang-orang mukmin sekalipun mereka pelaku maksiat dan fasik, tegakkanlah hukuman had sebagai belas kasihan atasnya namun jangan hina mereka.

Qs. Al-A'raf: 69

Jangan langkahkan kedua kakimu kecuali ke tempat yang engkau mengharap pahala Allah, jangan duduk di tempat yang gholibnya engkau aman dari maksiat Allah, jangan temani kecuali orang yang engkau mintai tolong untuk taat kepada Allah, dan jangan pilih untuk dirimu selain orang yang dengannya engkau dapat menambah keyakinan kepada Allah, namun orang yang seperti itu amat langka.

Larilah dari kebaikan orang ketimbang lari dari kejahatannya, sebab kejahatannya akan mengenai badanmu, sedangkan kebaikannya akan mengenai hatimu. Dan terkena tubuhmu lebih baik bagimu daripada terkena hatimu.

Apabila Allah sudah cinta pada seorang hamba maka Allah akan cemburu terhadap kebaikan orang lain pada kekasihnya, sehingga tidak mau dia bergantung kepada mahluknya, dan hendaknya kembali kepada Allah.

Maka orang yang munafik dia akan mengharapkan pada mahluk, dia berminyak-minyak, suka duduk dengannya, suka berbicara dengannya dan memiliki keinginan yang terselubung apabila tidak didapatkan pasti akan kecewa, padahal menggantungkan manusia itu sudah buruk apalagi mengharapkan.

Hakikat itu belajar dari kebencian, dari musuh dan sesuatu yang tidak kamu suka bukan dari kebaikan, karena kebaikan itu adalah keniscayaan bukan tempat untuk belajar.

Kebanyakan orang yang berisi itu tidak akan pernah menampakkan amalnya, dan tidak bersuara, dan malu dilihat. Sedangkan orang yang senang menunjukkan dirinya pasti tidak memiliki isi. Seperti halnya orang yang membawa kado, ada yang karena malu dia membawa kado besar tapi isinya tidak berharga, sedangkan orang yang biasa saja bawa kado kecil, ternyata isinya sangat mahal.

Maka belajar itu berasal dari tidak nyaman, bukan dari aman dan nyaman. Maka sesuatu yang aman dan nyaman adalah amal.

Kejahatan seseorang itu akan menjadi obat hati, sedangkan kebaikan seseorang dapat membutakan hati, maka waspadalah.

Batin orang yang sholeh disucikan dari kebencian dan sengketa.

Hati orang yang sholeh dia tidak akan mengenal apa itu kebencian, karena sifat itu sangat merugikan, maka jagalah pandangan, lisan, perbuatan dan langkah. Hanya orang yang tidak berakal yang tidak mengetahui apa itu langkah. Karena langkah itu ada 2 yaitu menuju golongan kanan dan menuju golongan kiri.

Musuh yang membawamu kembali kepada Tuhanmu lebih baik daripada kekasih yang menyibukkanmu dari Tuhanmu.

Muliakanlah orang yang sholeh, ikutilah jalan orang yang sholeh, tinggalkan sesuatu yang tidak ada apa-apanya, dan carilah sesuatu yang ada apa-apanya.

Orang yang melupakan hatinya telah mengabaikan agamanya, sedangkan orang yang sibuk dengan mahluknya menjadikan agama sebagai permainan.

Orang yang disebut ahli fiqih yang kaffah adalah orang yang memiliki ilmu tauhid, bukan orang yang mengambil cuplikan hukum sepotong-sepotong.

Orang yang merasa senang, dari salah satu empat karakter ini dicap kikir dan hina:
  1. Takut miskin 
  2. Berburuk sangka
  3. Merasa hina melayani orang yang mukmin
  4. Memprioritaskan nafsu dan hawa.
Dari empat hal diatas obatnya hanya satu yaitu dia bertaubat, memperbanyak istighfar dan tidak mengulangi.


 
;