بسم الله الرّحمن الرّحيم
Di suatu tempat yaitu pasar di Kawasan Madinah Al Munawarah, ada seorang pengemis Yahudi buta yang selalu meminta-minta.
Setiap kali ada orang lewat di hadapannya, pengemis itu selalu mengatakan hal-hal buruk terhadap sosok Nabi Muhammad.
"Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad. Dia itu orang gila, pembohong, tukang sihir, apabila kalian mendekatinya akan dipengaruhinya," kata pengemis itu.
Dari hari ke hari, pengemis itu selalu mengucapkan kalimat sama secara berulang agar siapa saja berhati-hati pada Muhammad yang menurutnya punya pengaruh buruk.
Nabi Muhammad yang mengetahui perbuatan si pengemis itu sama sekali tidak merasa marah atau kesal. Beliau justru memberi makanan dan menyuapi pengemis itu dengan penuh kasih sayang.
Selama memberi pengemis makanan, Nabi Muhammad tidak pernah berkata apa pun dan cukup diam mendengarkan setiap perkataan si pengemis.
Nabi juga rela meluangkan waktu setiap pagi untuk menyuapkan makanan kepada pengemis buta tersebut.
Kebiasaan tersebut terus berlanjut setiap hari, bahkan si pengemis itu tak tahu bahwa yang menyuapinya makan adalah Nabi Muhammad yang ia benci.
Hingga suatu hari Rasulullah wafat. Lalu Aisyah RA berpesan pada Abu Bakar tentang kebiasaan Nabi Muhammad yang selalu memberi pengemis makan. Abu Bakar segera datang menemui pengemis di pasar sambil membawa makanan.
Ketika diberi makanan oleh Abu Bakar, pengemis itu menolak karena ia tahu bahwa orang yang memberinya makanan kali ini bukanlah seperti orang yang biasanya.
Pengemis yang menolak makanan dari Abu Bakar berkata bahwa orang yang biasa mendatanginya selalu menyuapi, bahkan terlebih dahulu menghaluskan makanannya sebelum diberikan kepada si pengemis.
Mendengar cerita dari pengemis buta itu, Abu Bakar hanya bisa menangis karena ia tahu betapa mulianya Muhammad kepada semua orang, sekalipun pada orang yang telah menghinanya.
Abu Bakar berkata, "Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW."
Setelah mendengar penjelasan dari Abu Bakar, pengemis buta itu terkejut. Ia ikut menangis dan berkata, "Benarkah demikian?"
"Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, dan ia tidak pernah marah sedikit pun, ia datang kepadaku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia," ucap pengemis itu.
Usai kejadian tersebut, si pengemis buta yang menghina Nabi Muhammad itu langsung mengucapkan syahadat di hadapan Abu Bakar.
Hal ini menjadi bukti bahwa kasih sayang, kelembutan, dan kebaikan Nabi dapat menggerakkan hati seseorang dan membuatnya memeluk Islam.