Kamis, 29 Agustus 2019 0 komentar

Durratun Nasihin

بسم الله الرّحمن الرّحيم


اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِى قَوْلُهُ دُرَّةْ، لَايُمْكِنُ اَنْ تُشْتَرَى مِنَ الْاَمْوَالِ بِالْكَثْرَةْ، فَاالْقُرْاٰنُ الْكَرِيْمُ فِيْهِ هِدَايَةٌ غُرَّةْ، وَعِظَةً مُوَفَّرَة. لِمَنْ كَانَ يَرْجُوْاللّٰهَ وَالْآخِرَةْ، صَلَاتُهُ تَعَالَى وَسَلَامُهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ذِى خِصَالٍ عَطِرَةْ، وَأُسْوَةٍ بَاهِرَةْ، وَعَلَى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ الْبَرَرَةْ

"ALHAMDU LILLAHIL LADZII QAULUHU DURRAH, LAA YUMKINU AN TUSYTARAA MINAL AMWAALI BIL KATSRAH, FAL QUR-AANUL KARIIMU FIIHI HIDAYATUN GHURRAH, WA 'IDZATUN MUWAFFARAH LIMAN KAANA YARJULLAAHA WAL AKHIRAH, SHALAATUHU TA'AALA WA SALAAMUHU 'ALAA SAYYIDINA MUHAMMADIN DZII KHISHAALIN 'ATHIRAH, WA USWATIN BAAHIRAH, WA 'ALAA AALIHI WA ASH-HAABIHIL BARARAH.

Syahdan, maka dengan petunjuk dan pertolongan Allah ta'aala telah bisa kami hidangkan terjemahan atau saduran kitab "DURRATUN NASSHIHIIN" sebuah kitab yang disusun oleh 'Utsman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syaakir Alkhaubawiyyi', seorang Ulama yang hidup pada abad ke XIII Hijriah.

Kitab ini terdiri dari tujuh puluh lima majelis (Bab/Pengajian).

Jilid 1:

  1. Pengajian Pertama: Keutamaan bulan Ramadhan
  2. Pengajian Ke Dua: Keutamaan Puasa
  3. Pengajian Ke Tiga: Keutamaan Ilmu
  4. Pengajian Ke Empat: Keutamaan bulan Ramadhan
  5. Pengajian Ke Lima: Ketenangan Hati Dengan Musyahadah Kekuasaan Allah SWT.
  6. Pengajian Ke Enam: Keutamaan Memberikan Shadaqah / Dan Di Jalan Allah SWT
  7. Pengajian Ke Tujuh: Celaan Bagi Orang Yang Makan Riba
  8. Pengajian Ke Delapan: Keutamaan Shalat Berjamaah
  9. Pengajian Ke Sembilan: Keutamaan Tauhid
  10. Pengajian Ke Sepuluh: Keutamaan Taubat
  11. Pengajian Ke Sebelas: Keutamaan Bulan Rajab Yang Dimuliakan
  12. Pengajian Ke Duabelas: Keutamaan Orang Laki-Laki dari Pada Orang Perempuan
  13. Pengajian Ke Tigabelas: Keutamaan Berbuat Baik Kepada Orang Tua
  14. Pengajian Ke Empatbelas: Keutamaan Cinta Kepada Allah dan Rasulullah
  15. Pengajian Ke Limabelas: Keutamaan Salam
  16. Pengajian Ke Enambelas: Wafat Nabi SAW
  17. Pengajian Ke Tujuhbelas: Peminum Arak Yang Tercela
  18. Pengajian Ke Delapanbelas: Sifat Dengki Yang Tercela
  19. Pengajian Ke Sembilanbelas: Turunnya Hidangan Dari Langit
  20. Pengajian Ke Duapuluh: Keutamaan Berpuasa Enam Hari di Bulan Syawal
  21. Pengajian Ke Duapuluh Satu: Keutamaan Berdo'a Dengan Suara Keras Dan Dengan Suara Pelan-pelan
  22. Pengajian Ke Duapuluh Dua: Menerangkan Iman
  23. Pengajian Ke Duapuluh Tiga: Menerangkan Perintah-Perintah Allah SWT.
  24. Pengajian Ke Duapuluh Empat: Firman Allah SWT 'WAL LADZIINA YAKNIZUUNADZ DZAHABA WAL FIDHDHATA
  25. Pengajian Ke Duapuluh Lima: Keutamaan Bulan Rajab
0 komentar

Pengajian Kedua Belas: Keutamaan Orang Laki-laki Dari Pada Perempuan (Jilid 1)

بسم الله الرّحمن الرّحيم


الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللهُ. . .

(Surat Al-Baqarah Ayat 185)

BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIMI
AR RIJAALU QAWWAAMUUNA 'ALAN NISAA-I BIMA FADHDHALALLAAHU BA'DHAHUM A'LAA BA'DHIN WA BIMAA ANFAQUU MIN AMWAALIHIM, FASH SHAALIHAATU QAANITATUN HAAFIZDAATUN LIL GHAIBI BIMAA HAFIDHALLAAHU. . .
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
Orang laki-laki itu bertanggung jawab terhadap orang perempuan, sebab Allah telah memberikan kelebihan kepada sementara mereka (laki-laki) dari pada yang lain (perempuan), dan karena kemampuan mereka (laki-laki) memberikan belanja dari sebagian harta mereka. Maka orang-orang perempuan yang shalih itu ialah mereka yang menjaga kehormatannya sewaktu ghaib (suaminya) sebagai mana Allah telah menjaganya. . .

Ayat ini turun sehubungan dengan kejadian Saad bin Rabi' Al-Anshaary yang memukul istrinya, yaitu anak perempuan Muhammad bin Maslamah. Ketika perempuan itu datang dan mengadu kepada Rasulullah, maka beliau memerintahkan qishash/balasan/siksaan kepadanya.

Kemudian Jibril turun dengan membawa ayat ini
الرِّجَالُ قَوَّامُوْنَ عَلَى النِّسَآءِ
AR RIJAALU QAWWAAMUUNA 'ALAN NISAA-I
Orang Laki-laki itu bertanggung jawab terhadap perempuan, artinya bahwa mereka orang laki-laki itu menguasai semua urusan orang-orang perempuan dan mendidiknya.
(Abul Laits)



Fudhail bin Ubaidah meriwayatkan; bahwa ada seorang laki-laki mengerjakan shalat dan membaca.
اللّٰهُمَّ اغْفِرْلِىْ وَارْحَمْنِىْ

ALLAHUMMAGH FIR LII WAR HAMNII
Yaa Allah, ampunilah aku dan kasianilah aku.
Maka Rasulullah bersabda: "Hai laki-laki yang shalat, engkau tergesa-gesa dalam mengerjakan shalat; bila engkau mengerjakan shalat maka duduklah dan bacalah hamdalah sebagaimana semestinya, dan bacalah shalawat untukku, kemudian berdo'alah kepadaNya."
Maka ada laki-laki yang mengerjakan shalat sesudah itu, dan dia memuji Allah dan membaca shalawat untuk Rasulullah Alaihis Sholatu Wasallam.
Rasulullah Alaihis Sholatu Wasallam bersabda kepadanya: "Berdo'alah tentu akan dikabulkan do'amu dan berdo'alah engkau tentu akan dikabulkan, dan demikian juga barang siapa mendengarkan namaku disebutkan kemudian dia membaca shalawat untukku, maka Allah akan mengabulkan semua do'anya."




خَيْرُ النِّسَاءِ اِمْرَأَ ةٌ اِنْ نَظَرْتَ اِلَيْهَا سَرَّتْكَ وَاِنْ أَمَرْتَهَا أَطَاعَتْكَ وَاِنْ غِبْتَ عَنْهَا حَفَظَتْكَ فِى مَالِكَ وَنَفْسِهَا
KHAIRUN NISAA-I IMRA-ATUN IN NAZDARTA ILAIHAA SARRATKA, WA IN AMARTAHAA ATHAA'ATKA, WA IN GHIBTA 'ANHAA HAFAZDATKA FII MAALIKA WA NAFSIHAA
Sebaik-baik orang perempuan ialah bila dia engkau lihat, maka dia menggembirakan, bila engkau perintah dia mentaati dan bila engkau tidak ada dia menjaga hartamu dan menjaga pula akan dirinya / kehormatannya.
Kemudian Nabi Alaihis Sholatu Wasallam, membaca: "AR RIJAALU QAWWAAMUUNA 'ALAN NISAA-I" = "Orang laki-laki itu bertanggung jawab terhadap para wanita" artinya bertanggung jawab dalam mendidik dan dalam segala urusan mereka.



Anas bin Malik meriwayatkan, bahwa Nabi Alaihis Sholatu Wasallam, bersabda:
الْمَرْأَةُ اِذَ اصَلَّتْ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفَظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا تَدْخُلُ مِنْ اَيِّ بَابٍ شَاءَتْ مِنْ اَبْوَابِ الْجَنَّةِ
AL MAR-ATU IDZAA SHALLAT KHAMSAHAA WA SHAAMAT SYAHRAHAA WA HAFAZDAT FARJAHAA WA ATHAA-'AT ZAUJAHA TADKHULU MIN AYYI BAABIN SYAA-AT MIN ABWAABIL JANNATI
Seorang perempuan apabila mengerjakan shalat lima waktu, berpuasa sebulan (bulan Ramadhan), memelihara farjinya (kemaluannya) dan mentaati suaminya, maka akan masuk surga dari pintu mana dia kehendaki
(Hadits diriwayatkan oleh Abu Na'im)



Abdurrahman bin Auf meriwayatkan, bahwa Nabi Alahish Sholatu Wasallam, bersabda:
الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ خَيْرٌ مِنْ اَلْفِ رَجُلٍ غَيْرِ صَالِحٍ وَاَ يُّمَا اِمْرَأَةٍ خَدَمَتْ زَوْجَهَا سَبْعَةَ اَيَّامٍ اُغْلِقَ عَنْهَا سَبْعَةُ اَبْوَابِ النَّارِ وَفُتِحَتْ لَهَا ثَمَانِيَةُ اَبْوَابِ الْجَنَّةِ تَدْخُلُ مِنْ اَيِّهَا شَاءَتْ بِغَيْرِ حِسَابٍ.
AL MAR-ATUSH SHAALIHATU KHAIRUN MIN ALFI RAJULIN GHAIRI SHAALIHIN, WA AYYUMAA IMRA-ATIN KHADAMAT ZAUJAHAA SAB'ATA AYYAAMIN UGHLIQA 'ANHAA SAB'ATU ABWAABIN NAARI WA FUTIHAT LAHAA TSAMAANIYATU ABWAABIL JANNATI TADKHULU MIN AYYIHAA SYAA-AT BIGHAIRI HISAABIN
Seseorang wanita yang shalih itu lebih baik dari pada seribu orang laki-laki yang tidak shalih, dan seorang perempuan yang berkhidmat / melayani suaminya selama seminggu, maka ditutuplah dari padanya tujuh pintu neraka dan dibukakan baginya delapan pintu surga, dari pintu mana dia mau masuk bebas tanpa hisab.



Siti Aisyah ra. meriwayatkan, bahwa Nabi Alaihish Sholatu Wasallam:
مَامِنْ اِمْرَأَةٍ تَحِيْضُ اِلَّا كَانَ حَيْضُهَا كَفَّارَةً لِمَا مَضَى مِنْ ذُنُوْبِهَا وَاِنْ قَالَتْ فِى اَوَّلِ الْيَوْمِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلٰى كُلِّ حَالٍ وَاَسْتَغْفِرُا اللّٰهَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ كَتَبَ اللّٰهُ لَهَا بَرَاءَةً مِنَ النَّارِ وَجَوَازًا عَلَى الصِّرَاطِ وَاَمَانًا مِنَ الْعَذَابِ، وَرَ فَعَ اللّٰهُ تَعَالٰى لَهَا بِكُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ دَرَجَةَ اَرْبَعِيْنَ شَهِيْدًا اِذَا كَانَتْ ذَاكِرَةَ اللّٰهِ تَعَالٰى فِى حَيْضِهَا
MAA MIN IMRA-ATIN TAHIIDHU ILLAA KAANA HAIDHUHAA KAFFAARATAN LIMAA MADHAA MIN DZUNUUBIHAA, WA IN QAALAT FII AWWALIL YAUMI: ALHAMDU LILLAAHI 'ALAA KULLI HAALIN, WA ASTAGHFIRULLAAHA MIN KULLI DZANBIN", KATABALLAHU LAHAA BARAA-ATAN MINAN NAARI WA JAWAAZAN 'ALASH SHIRAATHI WA AMAANAN MINAL 'ADZAABI, WA RAFA'ALLAHU TA'AALAA LAHAA BIKULLI YAUMIN WA LAILATIN DARAJATA ARBA'IINA SYAHIIDAN IDZAA KAANAT DZAAKIRATALLAAHI TA'AALAA FII HAIDHIHAA
Tidaklah seorang perempuan yang haidh itu kecuali haidhnynya / menstruasinya merupakan kafarat atau tebusan untuk dosa-dosanya yang telah lewat; dan bila pada hari pertama haidhnya dia membaca: "ALHAMDULILLAHI 'ALAA KULLI HAALIN WA ASTAGHFIRULLAAHA MIN KULLI DZANBIN" = "Segala puji bagi Allah dalam segala situasi dan saya mohon ampun kepada Allah dari segala dosa", maka Allah menetapkan dia bebas dari neraka dengan mudah melewati jembatan (shiraathal mustaqiim) serta aman dari siksa, bahkan Allah ta'aalaa mengangkat dia keatas derajat seperti derajatnya empat puluh orang mati syahid bila dia selalu berdzikir / ingat kepada Allah selama dalam haidhnya."

Hasan Bashri menerangkan; bahwa ini adalah bagi orang-orang perempuan yang shalih, yang taat kepada suaminya dalam masalah syari'at / agama.

Ada sebuah hikayat bahwa pada masa Nabi Alaihish Sholatu Wasallam ada seseorang laki-laki yang mau berangkat perang, maka berpesan kepada istrinya: "Hai istriku, jangan sekali-kali engkau keluar dari rumah ini sehingga aku datang".
Kebetulan Ayahnya menderita sakit, maka perempuan tadi mengutus seorang laki-laki kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Rasulullah bersabda kepada urusan itu: "Agar supaya dia mentaati suaminya". Demikian siperempuan itu menyuruh utusannya tidak hanya sekali, sehingga akhirnya dia mentaati suaminya dan tidak berani keluar dari rumahnya. 
Maka ayahnyapun meninggal dunia dan dia tetap tidak tahu mayat ayahnya serta dia tetap sabar sehingga suaminya datang kembali kepadanya. Maka Allah ta'aalaa memberi wahyu kepada Nabi Alaihis Sholatu Wasallam. yang artinya: "Bahwa sesungguhnya Allah telah mengampuni orang perempuan itu karena ketaatannya kepada suami."



Abdullah bin Mas'ud ra. menerangkan bahwa Nabi Alaihish Sholatu Wasallam bersabda:
اِذَغَسَلَتْ اِمْرَأَةٌ ثِيَابَ زَوْجِهَا كَتَبَ اللّٰهُ لَهَا اَلْفَ حَسَنَةٍ وَغَفَرَلَهَا اَلْفَى حَطِيْئَةٍ وَاسْتَغْفَرَ لَهَا كُالُّ شَيْئٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ وَرَفَعَ لَهَا اَلْفَدَرَجَةٍ
IDZAA GHASALAT IMRA-ATUN TSIYAABA ZAUJIHAA KATABALLAAHU LAHAA ALFA HASANATIN WA GHAFARA LAHAA ALFA KHATHII-ATIN WAS TAGHFARA LAHAA KULLU SYAI-IN THALA'AT ALAIHISY SYAMSU WA RAFA'A LAHAA ALFA DARAJATIN
Apabila seorang perempuan mencuci pakaian suaminya, maka Allah mencatat baginya seribu kebaikan dan mengampuni dua ribu kesalahannya / dosanya  bahkan segala sesuatu yang disinari oleh matahari memintakan ampunan baginya serta Allah mengangkat seribu derajat baginya.
(Hadits diriwayatkan oleh Abu Manshur di Musnadil Firdaus)


Ali bin Abi Thalib meriwayatkan sebagai berikut:
'Saya dan Fathimah bersama-sama masuk berkunjung kepada Rasulullah, maka kami dapatkan beliau sedang menangis. Kami bertanya kepada beliau: "Apakah yang menyebabkan engkau menangis, wahai Rasulullah?"
Beliau menjawab: "Pada malam aku di Isra' kan keatas langit, aku melihat orang-orang dalam keadaan yang sangat disiksa, maka ketika aku teringat keadaan mereka, aku menangis."
Saya bertanya pula: "Wahai Rasulullah, apakah yang engkau lihat?"
Beliau bersabda: "Aku melihat;
  1. Orang perempuan yang digantung dengan rambutnya dan otak di kepalanya mendidih,
  2. Orang perempuan yang digantung dengan lidahnya, dan tangannya dikeluarkan dari punggungnya sedang minyak air dari neraka dituangkan pada kerongkongannya,
  3. Orang perempuan yang digantung dengan buah dadanya dari arah punggungnya sedang air kayu zakum dituangkan pada kerongkongannya,
  4. Orang perempuan yang digantung diikat dua kakinya beserta dua tangannya sampai ubun-ubunnya dan dibelit dikuasai oleh beberapa ular dan kalajengking,
  5. Orang perempuan yang makan badannya sendiri sedang dibawahnya terdapat api yang menyala-nyala, 
  6. Orang perempuan yang memotong-motong badannya sendiri dengan gunting-gunting dari neraka,
  7. Orang perempuan yang berwajah hitam dan dia makan usus-ususnya sendiri,
  8. Orang perempuan yang tuli, buta, dan bisu didalam peti dari neraka sedang darahnya mengalir dari lubang bagian badannya (hidung, mulut, telinga) sedang badannya membusuk dari sebab penyakit kulit dan penyakit lepra.
  9. Orang perempuan yang kepalanya seperti kepala celeng / babi dan badannya seperti badan himar / keledai, yang mendapat siksa beribu-ribu macam siksa.
  10. Orang perempuan berbentuk anjing, sedang beberapa ular dan kalajengking masuk lewat kubulnya atau lewat mulutnya dan keluar lewat duburnya, sedang para Malaikat sama memukuli kepalanya dengan palu godam dari neraka. 
Maka berdirilah Fatimah seraya bertanya: "Wahai ayahkku, buah indah mataku, ceritakanlah kepadaku, apakah amal perbuatan para wanita itu!"

Rasullullah Alaihish Sholatu Wasallam: "Hai Fatimah, adapun 
  1. Orang perempuan yang digantung dengan rambutnya, karena dia tidak menyembunyikan / menjaga rambutnya dikalangan orang laki-laki.
  2. Orang perempuan yang digantung dengan lisannya, karena dia menyakiti hati suaminya dengan lisan / kata-kata.

    Kemudian Nabi Alaihish Sholatu Wasallam bersabda: "Tidak seorang perempuan sekalipun yang menyakiti hati suaminya dengan lisannya/dengan kata-kata, kecuali Allah akan melebarkan lisannya / mulutnya besok dihari kiamat selebar tujuh puluh dzira'. kemudian mengikatkannya dibelakang lehernya".

    Diriwayatkan bahwa Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu 'Anhu berkata: "Saya mendengar Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam, bersabda:
    اَيُّمَا اِمْرَأَةٍ عَذَّبَتْ زَوْجَهَا بِلِسَانِهَا فَهِيَ فِى لَعْنَةِ اللّٰهِ وَسُخْطِهِ وَلَعْنَةِ الْمَلَا ئِكَةِ وَالنَّاسِ اَجْمَعِيْنَ.
    AYYUMAA IMRA-ATIN 'ADZDZABAT ZAUJAHAA BILISAANIJAA FA HIYA FII LA'NATILLAAHI WA SUKHTHIHI WA LA'NATIL MALAA-IKATI WAN NAASI AJMA'IINA
    "Seorang perempuan yang menyiksa suaminya dengan kata-kata, maka dilaknati oleh Allah dan dimurkai olehNya dan dilaknati pula oleh para malaikat dan oleh semua manusia".

    Diriwayatkan pula bahwa Utsman Radhiyallahu 'Anhu berkata: "Saya mendengar Rasulullah Alaihish Sholatu Wasallam bersabda:
    مَا مِنْ اِمْرَأَةٍ قَالَتْ لِزَوْجِهَا: مَارَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا اِلَّا اَحْبَطَ اللّٰهُ عَمَلَهَا سَبْعِيْنَ سَنَةً وَلَوْ كَانَتْ تَصُوْمُ النَّهَارَ وَتَقُوْمُ اللَّيْلَ.
    MAA MIN IMRA-ATIN QAALAT LIZAUJIHAA: "MAA RA-AITU MINKA KHAIRAN" ILLAA AHBATHALLAAHU 'AMALAAHA SAB'IINA SANATAN, WA LAU KAANAT TASHUUMUN NNAHAARA WA TAQUUMUL LAILA.
    Tidak seorang perempuanpun yang mengatakan kepada suaminya: "Saya belum pernah melihat kebaikanmu", kecuali Allah menghapuskan amal kebaikannya selama tujuh puluh tahun, meskipun dia berpuasa di siang hari dan mengerjakan shalat dimalam hari."
  3. Adapun orang perempuan yang digantung dengan buah dadanya, karena dia menyusui anak orang lain tidak seizin suaminya.
  4. Adapun orang perempuan yang diikat dengan kakinya, karena dia keluar dari rumahnya tidak seizin suaminya, tidak mandi suci dari haidh / datang bulan dan dari nifas (darah keluar beranak)
  5. Adapun orang perempuan yang makan badannya sendiri, karena dia berhias untuk dilihat orang laki-laki lain dan suka mengghibah (membicarakan aib) orang lain.
  6. Adapun perempuan yang memotong-motong badannya sendiri dengan gunting-gunting dari neraka, karena dia memasyhurkan / mempopulerkan dirinya dikalangan orang banyak, maksudnya agar supaya mereka melihat perhiasannya, dan setiap orang yang melihatnya cinta kepadanya dari sebab perhiasan yang dikenakan.
  7. Adapun orang perempuan yang diikat kedua kakinya beserta kedua tangannya sampai ke ubun-ubun, dan terbelit pula oleh beberapa ular dan kalajengking, karena dia mampu shalat, dan mampu berpuasa sedang dia tidak berwudhu', dan tidak mau mengerjakan shalat dan tidak mandi jinabat.
  8. Adapun orang perempuan yang kepalanya seperti kepala celeng/babi, dan badannya seperti badan keledai, karena dia suka adu domba dan suka berdusta.
  9. Adapun orang perempuan yang berbentuk seperti anjing, karena dia ahli fitnah dan suka marah kepada suaminya.

    Abud Dzarrin meriwayatkan bahwa dia mendengar Rasulullah Alaihish Sholatu Wasallam bersabda:
    اَيُّمَا اِمْرَأَةٍ قَالَتْ لِزَوْجِهَا: عَلَيْكَ لَعْنَةُ اللّٰهِ وَهِيَ ظَالِمَةٌ لَعَنَهَااللّٰهُ تَعَالٰى مِنْ فَوْقِ سَبْعِ سَمٰوَاتٍ وَكُلُّ شَيْئٍ خَلَقَهُ اللّٰهُ تَعَالٰى اِلَّا الثَّقَلَيْنِ اَيْ اَلْاِنْسَ وَالْجِنَّ.
    AYYUMAA IMRA-ATIN QAALAT LIZAUJIHAA: "ALAIKA LA'NATULLAAHI WA HIYA DHAALIMATUN LA'ANAHAALLAHU TA'ALAA MIN FAUQI SAB'I SAMAAWAATIN WA KULLU SYAI-IN KHALAQAHULLAAHU TA'ALAA ILLATS TSAQALAIN" AY AL-INSA WAL JINNA.Seorang perempuan yang berkata kepada suaminya: "Semoga engkau mendapat kutuk Allah dan dia berbuat aniaya", maka dia dilaknati / dikutuk oleh Allah Ta'alaa dari atas langit tujuh dan mengutuk pula segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah kecuali dua jenis mahluk yakni manusia dan jin."

    Abdurrahman bin Auf meriwayatkan, bahwa dia mendengar Rasulullah Alaihish Sholatu Wasallam, bersabda:
    اَيُّمَا اِمْرَأَةٍ اَدْخَلَتْ عَلٰى زَوْجِهَا الْغَمَّ فِى أَمْرِ النَّفَقَةِ اَوْكَلَّفَتْهُ مَا لَا يُطِيْقُهُ لَايَقْبَلُ اللّٰهُ مِنْهَا صَرْفًا وَلَاعَدْلًا
    AYYUMAA IMRA-ATIN ADKHALAT 'ALAA ZAUJIHAL GHAMMA FII AMRIN NAFAQATI AU KALLAFAT-HU MAA LAA YUTHIIQUHU LAA YAQBALULLAAHU MINHAA SHARFAN WA LAA 'ADLANSeorang perempuan yang membuat susah suaminya dalam urusan belanja atau membebani sesuatu yang suaminya tidak mampu maka Allah tidak akan menerima pelayanannya dan keadilannya.

    Abdullah bin Umar meriwayatkan bahwa dia mendengar Rasulullah Alaihish Sholatu Wasallam, bersabda:
    لَوْكَانَ جَمِيْعُ مَا فِى الْأَرْضِ ذَهَبًا وَفِضَةً وَحَمَلَتْهُ اِمْرَأَةٌ اِلٰى بَيْتِ زَوْجِهَا ثُمَّ فَخَرَتْ عَلَيْهِ يَوْمًا مِنَ الْاَيَّامِ بِقَوْلِهَا: مَنْ أَنْتَ اِنَّمَ الْمَالُ لِى وَلَامَالَ لَكَ، اَحْبَطَ اللّٰهُ عَمَلَهَا وَلَوْكَانَ كَثِيْرً
    LAU KAANA JAMII'U MAA FIL ARDHI DZAHABAN WA FIDHDHATAN WA HAMALATHU IMRA-ATUN ILAA BAITI ZAUJIHAA TSUMMA FAKHARAT 'ALAIHI YAUMAN MINAL AYYAAMI BIQAULIHAA: "MAN ANTA INNAMAL MAALU LII WA LAA MAALAKA LAKA", AHBATHALLAHU 'AMALAHAA WA LAU KAANA KATSIIRAN.
    Kalau sekiranya semua yang ada di bumi ini merupakan emas dan perak dan dibawanya oleh seorang perempuan kerumah suaminya, kemudian pada suatu hari dia berbangga dengan mengucapkan: "Engkau itu siapa, semua harta kekayaan adalah milikku, dan engkau tidak mempunyai harta apapun" maka Allah menghapuskan semua amal baiknya meskipun amal itu banyak.

    Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhu juga meriwayatkan bahwa dia mendengar Rasulullah Alaihish Sholatu Wasallam, bersabda:
    اَيُّمَا اِمْرَأَةٍ خَرَجَتْ مِنْ بَيْتِ زَوْجِهَا بِغَيْرِ اِدْنِهِ لَعَنَهَا كُلُّ شَيْئٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ حَتَّى تَرْجِعَ اِلَى بَيْتِ زَوْجِهَا
    AYYUMAA IMRA-ATIN KHARAJAT MIN BAITI ZAUJIHAA BI GHAIRI IDZNIHI LA'ANAHAA KULLU SYAI-IN THALA'AT 'ALAIHISY SYAMSU WAL QAMARU HATTAA TARJI'A ILAA BAITI ZAUJIHAA
    Seorang perempuan yang keluar dari rumah suaminya tanpa idzinnya, maka dia dikutuk oleh segala sesuatu yang disinari oleh mata hari dan bulan sehingga dia pulang kembali kerumah suaminya.

    Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhu meriwayatkan juga, bahwa Nabi Alaihish Sholatu Wasallamm, bersabda:
    اِذَاخَرَجَتِ الْمَرْأَةُ مِنْ بَابِ دَارِهَا مُزَيِّنَةً وَمُعَطِّرَةً بِالطِّيْبِ وَالزَّوْجُ بِذٰلِكَ رَاضٍ بُنِىَ لِزَوْجِهَا بِكُلِّ قَدَمٍ بَيْتٌ فِىالنَّارِ. نَعُوْذُ بِاللّٰهِ الْمَلِكِ الْجَبَّارِ.
    IDZAA KHARAJATIL MAR-ATU MIN BAABI DAARIHA MUZAYYINATAN WA MU'ATHTHIRATAN  BITH THIIBI WAZ ZAUJU BI DZAALIKA RAADHIN BUNIYA LIZAUJIHAA BIKULLI QADAMIN BAITUN FIN NAARI. NA'UUDZU BILLAAHIL MALIKIL JABBAARI.
    Apabila seorang perempuan keluar dari pintu rumahnya, dengan memperhias dirinya dan memakai minyak wangi / harum, sedang suaminya terhadap yang demikian itu rela, maka dibangunkan untuk suaminya, tiap-tiap langkah akan sebuah rumah didalam neraka. Kita mohon perlindungan kepada Allah yang menjadi Raja lagi yang Perkasa.

    Thalhah bin Abdullah Radhiyallahu 'anhu meriwayatkan, bahwa dia mendengar Rasulullah Alaihish Sholatu Wasallam bersabda:
    اَيُّمَااِمْرَأَةٍ كَلَحَتْ فِى وَجْهِ زَوْجِهَا فَتُدْخِلَ عَلَيْهِ الْغَمَّ فَهِيَ فِى سُخْطِ اللّٰهِ اِلٰى اَنْ تَضْحَكَ فِى وَجْهِ زَوْجِهَا فَتُدْخِلَ عَلَيْهِ السُّرُوْرَ.
    AYYUMAA IMRA-ATIN KALAHAT FI WAJHI ZAUJIHAA FA TUDKHILA 'ALAIHIL GHAMMA FA HIYA FII SUKTHILLAAHI ILAA AN TADH-HAKA FII WAJHI ZAUJIHAA FA TUDKHILA 'ALAIHIS SURUURA.
    Seorang perempuan yang acuh lagi bermuka masam dihadapan suaminya dan menyebabkan susahnya, maka dia dimurkai oleh Allah sehingga dia bisa tertawa dihadapan suaminya dan menggembirakannya.

    Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu juga meriwayatkan, bahwa Nabi Alaihish Sholatu Wasallam, bersabda:
    اِذَ دَعَاالرَّجُلُ اِمْرَأَتَهُ اِلٰى فِرَاشِهِ فَامْتَنَعَتْ فَبَاتَ الزَّوْجُ غَضْبَانَ عَلَيْهَا لَعَنَتْهَا الْمَلَائِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ.
    IDZAA DA'AR RAJULU IMRA-ATAHU ILAA FIRAASYIHI FAMTANA'AT FA BAATAZ ZAUJU GHADHBAANA 'ALAIHAA, LA'ANATHAL MALAA-IKATU HATTAA TUSBIHA.Apabila seorang laki-laki memanggil istrinya ketempat tidur, dan si istri itu enggan tidak mau, sedang malam itu sisuami marah, maka para malaikat mengutuknya sampai pagi hari.
    (Hadits diriwayatkan oleh Imam Bukhary dan Imam Muslim)

    Salman Al-Farisy meriwayatkan bahwa Fathimah Radhiyallahu'anhu, masuk berkunjung kepada Rasulullah. Ketika melihat Rasulullah, kedua matanya mencucurkan air mata dan berubahlah ruman mukanya.
    Kemudian Nabi Alaihish Sholatu Wasallam bertanya: "Mengapa engkau hai anakku?"
    Fathimah menjawab: "Wahai Rasulullah ayahku, tadi malam saya dan Ali bergurau, dan telah timbul percakapan yang menyebabkan dia marah kepadaku, karena kata-kata yang terlontar dari mulutku. Ketika aku melihat bahwa dia (Ali) marah, aku menyesal dan merasa susah, kemudian aku berkata kepadanya: "Hai kekasihku, kesayanganku, relakanlah akan kesalahanku", seraya aku mengelilinginya dan merayunya sebanyak tujuh puluh dua kali, sehingga dia menjadi rela dan tertawa kepadaku, dengan segala kerelaannya; sedang saya tetap merasa takut kepada Tuhanku.

    Rasulullah bersabada kepada Fathimah: "Hai anakku, demi Dzat yang telah mengutus aku sebagai Nabi dengan agama yang benar, sesungguhnya kalau sekiranya engkau mati sebelum Ali rela kepadamu, maka aku tidak akan menyalati mayatmu". Kemudian beliau bersabda lagi: "Hai anakku, tidakkah engkau mengetahui, bahwa kerelaan seorang suami itu juga merupakan kerelaan Allah dan kemarahan seorang suami itu juga merupakan murka Alla. Hai anakku, seorang perempuan yang beribadah betul-betul seperti ibadahnya siti Maryam anak putri Imran, kemudian suaminya tidak merelakan kepadanya, maka Allah tidak akan menerima dari padanya (akan amal ibadahnya).
    Hai anakku, amal yang paling utama bagi para wanita ialah ketaatan mereka kepada suami, dan sesudah itu tidak ada lagi amal yang paling utama dari pada bercumbu / bersantai (dengan suami).
    Hai anakku, duduk satu jam dalam bercumbuan / bersantai (dengan suami), lebih baik bagi mereka dari pada ibadah satu tahun, dan dicatat tiap-tiap pakaian yang dikenakan pada waktu bercumbu / bersantai, seperti pahalanya seorang mati syahid.
    Hai anakku, sesungguhnya seorang perempuan apabila bercumbu sehingga memakaikan pakaian untuk suaminya dan anak-anaknya, maka sudah pasti baginya surga dan Allah memberikan kepadanya tiap-tiap yang dikenakan dari beraneka pakaian dan sebuah kota didalam surga.

    Nabi Alaihish Sholatu Wasallam, bersabda:
    اَيُّمَا رَجُلٍ كَانَ لَهُ اِمْرَأَتَانِ فَلَمْ يَعْدِلْ بَيْنَهُمَا فِى النَّفَقَةِ وَلَمْ يُسَوِّ بَيْنَهُمَا فِى الْمَضْجَعِ وَالْمَطْعَمِ وَالْمَشْرَبِ فَهُوَ بَرِئٌ مِنِّى وَاَنَا بَرِئٌ مِنْهُ وَلَا نَصِيْبَ لَهُ فِى شَفَا عَتِى اِلَّا أَنْ يَتُوْبَ
    AYYUMAA RAJULIN KAANA LAHU IMRA-ATAANI FALAM YA'DIL BAINAHUMAA FIN NAFAQATI WA LAM YUSAWWI BAINAHUMAA FIL MADHJA'I WAL MATH 'AMI WAL MASYRABI FA HUWA BARII-UN MINNII WA ANAA BARII-UN MINHU WA LAA NASHIIBA LAHU FII SYAFAA'ATII ILLAA AN-YATUUBA.
    Seorang laki-laki yang mempunyai dua orang istri, dan dia tidak berlaku adil diantara keduanya dalam belanja, dan tidak menyamakan pula dalam tidur, makan dan minum, maka dia terlepas bebas dari padaku, dan sayapun terlepas bebas dari padanya, bahkan dia tidak mempunyai bagian didalam syafa'atku / pertolonganku kecuali bila dia bertaubat.

    Nabi Alaihish Sholatu Wasallam, juga bersabda:
    مَنْ كَانَ لَهُ اِمْرَأَتَانِ فَمَالَ اِلٰى اِحْدَاهُمَادُوْنَ الْاُخْرَى، وَفِى رِوَايَةٍ: وَلَمْ يَعْدِلْ بَيْنَهُمَا جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَاَحَدُ شِقَّيْهِ مَائِلٌ.
    MAN KAANA LAHU IMRA-ATAANI FA MAALA ILAA IHDAAHUMAA DUUNAL UKHRAA WA FII RIWAAYATIN WA LAM YA'DIL BAINAHUMAA JAA-A YAUMAL QIYAAMATI WA AHADU SYIQQAIHI MAA-ILUN.Barangsiapa yang mempunyai dua istri, kemudian dia lebih condong kepada yang satu, serta tidak (condong) kepada yang satunya, sementara riwayat lain menjelaskan tidak bertindak adil kepada keduanya, maka besok hari kiamat dia datang, sedang salah satu lambungnya menjadi bengkok.
    (Demikian didalam kitab Mursyidil Muta-ahhiliina)
 
;