Jumat, 11 Oktober 2019 0 komentar

12 Safar 1441 H (11 Oktober 2019)

بسم الله الرّحمن الرّحيم


  1. Setiap nama itu pasti punya sifat, dan setiap sifat itu punya perbuatan, maka barangsiapa sudah berani menyebut Nama Allah, hendaknya dia memiliki sifat dan perbuatan Allah. (13:40 WIB)
  2. Apabila manusia itu punya sifat iri dan dengki didalam hatinya, maka itu adalah sifat iblis, dan apabila sifatnya tamak dan serakah, maka itu adalah sifat binatang didalam dirinya. Hendaknya manusia memiliki sifat Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Pemurah. (13:42 WIB)
  3. Sifat Allah itu Yang Maha Pengasih, maka apabila manusia tidak memiliki sifat pengasih maka sifat iblis atau binatang yang akan menggantikannya. (13:43 WIB)
  4. Sifat-sifat hewani yang ada pada manusia itu kelak akan ditampakkan oleh Allah, dan mereka dibangkitkan dengan kepala menyerupai hewan yang sesuai dengan sifatnya. Sedangkan mereka yang iri, hasud dan dengki memiliki sifat iblis kelak akan ditenggelemkan didamal api neraka. (13:44 WIB)
  5. Sifat binatang ternak pada manusia itu cenderung kepada bekerja, makan dan tidur. Sifat binatang buas ini apabila dibiarkan akan menjadi sifat binatang ternak yang buas dan serakah. Sifat iblis hasud dan dengki kepada manusia. Sedangkan sifat malaikat itu selalu beribadah. Sifat Allah Maha Pengasih dan Maha Pemurah. (13:47 WIB)
  6. Ar-Rahim ini adalah peristiwa dimana apakah namamu ini tercatat dilangit sebagai seorang yang dicintai, diampuni, tetapi apabila kamu tidak bisa mendapatkan Ar-Rahim hendaknya cukuplah Ar-Rahman yang meliputi alam semesta. Ketahuilah sesungguhnya jarak Ar-Rahim dan Ar-Rahman ini seperti halnya bumi dan langit. Dan ketahuilah Ulama terdahulu selalu mendawamkan Ya-Rahiim Ya Rahman, yaitu mendawamkan Ar-Rahim terlebih dahulu.(13:51 WIB)
  7. Hakikat kebahagiaan itu sesungguhnya adalah Ar-Rahim, sesuatu yang akan dipetik diakhirta, bukan Ar-Rahman yang dipetik didunia ini dan menganggapnya berkah. (13:51 WIB)
  8. Berkah dunia itu umurnya sangatlah sedikit, tetapi berkat akhirat itu akan abadi, maka sangat sedikit sekali manusia yang mengambil berkat akhirat. (13:52 WIB)
  9. Apabila kamu ingin mengetahui neraka atau surga, maka tanyakanlah hatimu, apabila gelisah maka itu adalah kondisi penduduk neraka, namun apabila kamu merasa khusyuk dalam beribadah maka itulah kondisi penduduk surga. (13:59 WIB)
  10. Sesungguhnya ketenangan itu terletak pada hati yang khusyuk, bukan terletak pada banyaknya harta yang dimiliki. (14:00 WIB)
  11. Sesungguhnnya harta melimpah itu membuat tenang dan dan disukai oleh orang yang kafir, karena dunia ini adalah surga mereka. Ketahuilah dunia ini seperti halnya bangkai, maka hanyalah anjing dan hewan buas saja yang menyukai bangkai. (14:02 WIB)
  12. Barangsiapa mengikuti Al-Qur'an sesungguhnya dia sedang mengikuti akhlaq Nabi Muhammad. (14:Ora16 WIB)
  13. Apabila manusia ingin menjadi raja, maka tunduklah kepada hatimu dengan Al-Qur'an dan Hadits. (14:31 WIB)
  14. Sesungguhnya orang yang zuhud adalah mereka yang dihatinya tidak ada tertulis didunia. (14:15 WIB)
  15. Nama Allah Al-Qudus, yaitu mensifatinya dengan cara membersihkan perbuatan kita, membersihkan hatinya dari keinginan dan urusan duniawinya. (14:36 WIB)
  16. Sungguh iblis itu selalu menakut-nakuti manusia tentang kefakiran tetapi dia tidak pernah menakuti manusia tentang neraka. (14:38 WIB)
  17. Takutlah kamu sekalian kepada Allah, bukan takut kepada kehidupan. (14:43 WIB)
  18. Celakalah bagi kamu yang tidak mendidik anak-anakmu, sehingga mereka bermaksiat tetapi dirimu sibuk beribadah, kelak ibadahmu akan sia-sia karena diseret oleh anakmu kedalam api neraka. (14:44 WIB)
  19. Orang kalau sudah mengetahui kasih sayang Allah yang melebihi kasih sayang seorang ibu kepada anaknya yang paling dicintai. (14:47 WIB)
  20. Takutlah kamu apabila namamu tidak tertulis kelak di langit sebagai seorang yang bertakwa kepada Allah. (14:51 WIB)
  21. Sesungguhnya orang yang kaya adalah orang yang sebenar-benarnya fakir, hatinya selalu kelaparan terhadap keinginan duniawi walaupun perutnya selalu kenyang. Sedangkan orang yang kaya adalah yang hatinya selalu merasa cukup walaupun perutnya selalu merasa lapar. Lebih rugi lagi mereka yang lapar perutnya lapar hatinya, melarat didunia dan hatinya menginginkan kekayaan yang selalu di nantikan tetapi tidak kunjung terwujud sampai akhir hayatnya. (15:06 WIB)
  22. Sesungguhnya orang yang mengejar dunia itu adalah mimpi yang tidak akan pernah terwujud. (15:07 WIB)
  23. Sesungguhnya kamu tidak akan mengetahui bahwa istighfarmu diterima atau tidak, maka janganlah merasa aman terhadap amal-amalmu, teruslah berharap kepada Allah. (15:29 WIB)
  24. Sesungguhnya orang yang sedekah itu dapat memadamkan amarah Allah, maka barangsiapa manusia yang tidak mau bersedekah niscaya dia akan banyak mendapatkan amarah Allah, dan orang yang mendapatkan amarah Allah adalah mereka yang banyak kelalaiannya. (15:37 WIB)
  25. Selama manusia itu bersodaqoh ingat apa yang dikeluarkannya, maka selama itu pula manusia belum mendapatkan balasan dari Allah. (15:40 WIB)
  26. Utamakanlah dalam berdoa itu untuk selalu meminta ampunan dosa-dosamu dan dosa kepada orang tuamu. (15:55 WIB)
  27. Sempurnanya iman seseorang ketika mengetahui kemurahan Tuhannya, yaitu saat mendapatkan pengampunannya bukan pemberian dari apa yang kamu mau, itu ujian bukan pemberian. (15:59 WIB)
  28. Allah mencintai hamba yang mengakui dirinya fakir, lemah dan tidak memiliki apa-apa, bukan memaksakan kehendakmu kepada Tuhanmu. (16:00 WIB)
  29. Orang yang bodoh selalu berpikir apa yang diminta itu untuk segera dikabulkan, sedangkan orang yang cerdas selalu meminta doanya untuk disimpan dan diberikan kelak di akhirat. (16:01 WIB)
  30. Ikhlaslah dalam berdzikir dan beribadah niscaya Allah akan mencintaimu, janganlah memaksa dan menuduh Tuhanmu atas doa yang tidak terkabul. (16:03 WIB)
0 komentar

Pengertian Makmum Masbuq

بسم الله الرّحمن الرّحيم

Makmum masbuq yaitu makmum yang terlambat satu raka’at atau lebih  bersama Imam disaat sholat berjama’ah. Raka’at disini adalah adalah sampai ruku’, jadi jika ada seorang makmum terlambat ruku’ bersama imam dalam raka’at pertama saat sholat berjama’ah maka dia di sebut makmum masbuq, itulah pendapat Jumhur ulama.

adapun pendapat Imam Syafi’i mengatakan makmum masbuq itu ialah orang yang tidak mengikuti atau tidak mengetahui takbiratul ihramnya Imam maka dia di kategorikan makmum masbuq

Agar kita terhindar dari batalnya sholat berjama’ah dalam hal ini makmum masbuq. maka perlu di ketahui, Ketentuan-ketentuan makmum masbuq dalam pelaksanaan sholat berjama’ah di antara sebagai berikut:

Apabila makmum masbuq ketika takbiratul ihram mendapati Imam mau atau sedang melakukan ruku’ maka di haruskan membaca Al-Fatihah sedapatnya ( meskipun tidak sempurna ) dengan tanpa membaca ta’awudz atupun membaca bacaan iftitah dan wajiblah bersegera melakukan rukuk bersama imam.

Sebab bacaan Al-Fatihah yang tidak sempurna oleh makmum masbuq tadi sudah di tanggung imam. Namun apabila menurut perkiraan jika dia membaca Al-Fatihah tapi telat rukuk bersama imam, maka dia harus langsung  ruku’ setelah melakukan takbiratul ihram.

Apabila makmum masbuq ketinggalan satu raka’at atau lebih dari Imam ,maka ketika dia hendak menyempurnakan sholatnya harus mengikuti ketentuan-ketentuan sholat yang berlaku dalam sholat itu ( qunut dalam raka’at kedua sholat subuh, tahiyyat awal di setiap dua raka’at selain subuh dan tahiyyat akhir di setiap akhir raka’at shalat dll).

Apabila seorang musholli ( orang yang sholat ) terlambat satu raka’at dalam sholat subuh kemudian ia ingin menyempurnakan raka’at yang kedua, maka hendaknya ia membaca qunut lagi meskipun pada raka’at sebelumnya dia sudah membaca qunut bersama imam.

Apabila dia ketinggalan 2 raka’at dalam sholat maghrib, lalu dia ingin menyempurnakan 2 raka’at tersebut maka ia hendaknya membaca tahiyyat awal pada raka’at pertama ( dari raka’at yang tertinggal ) dan harus membaca tahiyytat akhir pada raka’at terakhir.

Sumber: https://majelisalmunawwarah.blogspot.com/2016/10/makmum-masbuq.html
0 komentar

Selendang Dari Yogyakarta

بسم الله الرّحمن الرّحيم


Sejarah sebuah selendang waliyah (wali Allah perempuan) dari kota Yogyakarta yang tidak mau disebutka namanya, beliau adalah seorang abid (ahli ibadah), selendang ini ditulis tangan menggunakan centing atau alat tradisional yang dipakai untuk membuat sebuah motif batik, beliau menuliskan sebuah karya kedalam selendangnya menggunakan bahasa sufi atau sebuah isyarah yang sulit dicerna maknannya oleh orang awam, dan mungkin hanya dia saja yang mengerti akan arti apa yang dia tulis dalam selendang ini.

Penulisannya juga tidak bisa sembarangan, yaitu berdasarkan petunjuk dengan melalui puasa, dan beliau menyelesaikannya dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun, selendang ini dijelaskan oleh Guru kami bahwa dulunya selendang ini juga digunakan sebagai alat berlindung dari pasukan belanda yang sedang menduduki Indonesia sebagai alat penjagaan diri

Selendang ini diperkirakan berumur 200 tahunan dan diturunkan kepada cucu - cucunya, sampai cucu yang terakhir bermimpi untuk menyerahkan selendang ini kepada guru kami Hadratus Asy-Syeikh Arifin bin Ali bin Hasan.

Sumber: https://majelisalmunawwarah.blogspot.com/2014/10/selendang-dari-yogyakarta.html
 
;