Rabu, 28 Agustus 2024

Nasehat Kesebelas: Ibadahmu Hendaklah Mengikuti Hukum Syariat

بسم الله الرّحمن الرّحيم

أَيُّهَا الْوَلَدُ، خُلَاصَةُ الْعِلْمِ أَنْ تَعْلَمَ الطَّاعَةَ وَالْعِبَادَةَ مَا هِيَ، إِعْلَمْ أَنَّ الطَّاعَةَ وَالْعِبَادَةَ مُتَابِعَةُ الشَّارِعِ فِى الْأَوَامِرِ وَالنَّوَاهِى بِالْقَوْلِ وَالْفِعْلِ، يَعْنِى كُلَّ مَا تَقُوْلُ وَتَفْعَلُ وَتَتْرُكُ يَكُوْنُ بِاقْتِدَاءِ الشَّرْعِ كَمَا لَوْ صُمْتَ يَوْمَ الْعِيْدِ وَأَيَّامَ التَّشْرِيْكِ تَكُوْنُ عَاصِيًا أَوْ صَلَّيْتَ فِيْ ثَوْبٍ مَغْصُوْبٍ وَإِنْ كَانَتْ صُوْرَةَ عِبَادَةٍ تَأْثَمُ

Wahai anakku, inti sari ilmu adalah kamu mengerti tentang apa itu ta'at dan ibadah. Ketahuilah sesungguhnya ta'at dan ibadah itu mengikuti syariat di dalam perintah-perintah dan larangan-larangan baik ucapan maupun perbuatan. Yakni setiap apa yang kamu katakan, lakukan, dan tinggalkan harus mengikuti syariat sebagaimana jika kamu puasa di hari id (hari raya) dan hari-hari tasyriq maka kamu bermaksiat atau kamu melakukan sholat dengan pkaian hasil ghasab. Meskipun demikian itu adalah bentuk ibadah, maka kamu tetap berdosa.

أَيُّهَا الْوَلَدُ، يَنْبَغِى لَكَ أَنْ يَكُوْنَ قَوْلُكَ وَفِعْلُكَ مُوَافِقًا لِلشَّرْعِ إِذِ الْعِلْمُ وَالْعَمَلُ بِلَا اقْتِدَاءِ الشَّرْعِ ضَلَالَةٌ، وَيَنْبَغِى لَكَ أَلَّا تَغْتَرَّ بِالشَّطْحِ وَالطَّامَّاتِ الصُّوْفِيَّةِ لِأَنَّ السُّلُوْكَ هٰذَا الطَّارِيْقُ يَكُوْنُ بِالْمُجَاهَدَةِ وَقَطْعِ شَهْوَةِ النَّفْسِ وَقَتْلِ هَوَاهَا بِسَيْفِ الرِّيَاضَةِ لَا بِالطَّامَّاتِ والتُّرَّهَاتِ

Wahai anakku, selayaknya bagimu jika ucapan dan perbuataanmu sesuai dengan syariat, karena sesungguhnya ilmu dan amal tanpa mengikuti syariat adalah sesat. Dan selayaknya bagimu untuk tidak tertipu dengan keanehan dan hal-hal menakjubkan orang-orang sufi, karena sesungguhnya menempuh jalan ini harus dengan mujahadah, memutus syahwat diri, dan membunuh hawa nafsu dengan pedang riyadloh (latihan atau tirakat), tidak dengan hal-hal menakjubkan dan bualan-bualan.

وَاعْلَمْ أَنَّ اللِّسَانَ الْمُطْلَقَ وَالْقَلْبَ الْمُطْبِقَ الْمَمْلُوْءَ بِالْغَفْلَةِ وَالشَّهْوَةِ عَلَامَةُ الشَّقَاوَةِ، فَإِذَا لَمْ تَقْتُلِ النَّفْسَ بِصِدْقِ الْمُجَاهَدَةِ فَلَنْ يَحْيَ قَلْبُكَ بِأَنْوَارِ الْمَعْرِفَةِ

Dan ketahuilah, sesungguhnya lisan yang lepas (tak terkendali) dan hati yang terkunci yang dipenuhi dengan lupa dan syahwat adalah tanda celaka. Ketika kamu tidak membunuh nafsu dengan mujahadah yang sungguh maka hatimu tidak akan hidup dengan cahaya-cahaya makrifat.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;