Kamis, 22 Agustus 2024

Nasehat Keempat: Kadar Balasan Mengikut Kadar amalan

بسم الله الرّحمن الرّحيم

أَيُّهَا الْوَلَدُ، مَا لَمْ تَعْمَلْ لَمْ تَجِدِ الْأَجْرَ، حُكِيَ أَنَّ رَجُلًا مِنْ بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ عَبَدَ اللّٰهَ تَعَالٰى سَبْعِيْنَ سَنَةً فَأَرَادَ اللّٰهُ تَعَالٰى أَنْ يَجْلُوَهُ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَأَرْسَلَ اللّٰهُ إِلَيْهِ مَلَكًا يُخْبِرُهُ أَنَّهُ مَعَ تِلْكَ الْعِبَادَةِ لَا يَلِيْقُ بِهِ دُخُوْلَ الْجَنَّةِ، فَلَمَّا بَلَغَهُ قَالَ الْعَابِدُ : نَحْنُ خُلِقْنَا لِلْعِبَادَةِ فَيَنْبَغِيْ لَنَا أَنْ نَعْبُدَهُ، فَلَمَّا رَجَعَ الْمَلَكُ قَالَ : إِلٰهِيْ أَنْتَ أَعْلَمُ بِمَا قَالَ، فَقَالَ اللّٰهُ تَعَالٰى : إِذَا هُوَ لَمْ يُعْرِضْ عَنْ عِبَادَتِنَا فَنَحْنُ مَعَ الْكَرَمِ لَا نُعْرِضُ عَنْهُ اشْهَدُوْا يَا مَلَائِكَتِيْ أَنِّيْ قَدْ غَفَرْتُ لَهُ

Wahai anakku, selama kamu tidak beramal maka kamu tidak akan mendapati pahala. Dikisahkan bahwa ada seseorang dari Bani Israil yang sudah menyembah Allah Yang Maha Luhur selama 70 tahun, lalu Allah Yang Maha Luhur ingin menunjukkannya kepada para malaikat. Allah pun mengutus seorang malaikat padanya untuk memberitahunya bahwa ia bersama ibadah-ibadahnya itu tidak pantas memasuki surga. Ketika khabar itu sampai padanya, hamba itu menjawab, "Kami diciptakan untuk beribadah maka selayaknya kami untuk beribadah pada-Nya". Ketika malaikat itu kembali, ia berkata, "Wahai Tuhanku, Engkau lebih mengetahui tentang apa yang telah ia katakan". Lalu Allah Yang Maha Luhur berkata, "Ketika dia tidak berpaling dari ibadahnya kepada-Ku, maka Aku bersama dengan sifat kemurahan-Ku pun tidak akan berpaling darinya. Saksikanlah wahai para malaikat-Ku, sesungguhnya Aku telah mengampuninya".

وَقَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : حَاسِبُوْا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوْا وَزِنُوْا أَعْمَالَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُوْزَنُوْا

Rasulullah SAW bersabda, "Hitung-hitunglah (koreksilah) diri kalian sebelum kalian diperhitungkan amal perbuatannya dan timbanglah amal perbuatan kalian sebelum kalian ditimbang amal perbuatannya".

وَقَالَ عَلِيٌّ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ : مَنْ ظَنَّ أَنَّهُ بِدُوْنِ الْجَهْدِ يَصِلُ فَهُوَ مُتَمَنٍّ وَمَنْ ظَنَّ أَنَّهُ بِبَذْلِ الْجَهْدِ يَصِلُ فَهُوَ مُسْتَغْنٍ

Sahabat Ali bin Abi Thalib berkata, "Barang siapa menyangka bahwa ia akan sampai tanpa berusaha, maka ia adalah orang yang berangan-angan. Dan barang siapa yang menyangka bahwa ia akan sampai dengan mencurahkan usahanya, maka ia adalah orang yang tidak membutuhkan Allah".

وَقَالَ الْحَسَنُ رَحِمَهُ اللّٰهُ تَعَالٰى : طَلَبُ الْجَنَّةِ بِلَا عَمَلٍ ذَنْبٌ مِنْ ذُنُوْبٍ، وَقَالَ : عَلَامَةُ الْحَقِيْقَةِ تَرْكُ مُلَاحَظَةِ الْعَمَلِ لَا تَرْكُ الْعَمَلِ

Syekh Hasa Al-Bashri ra berkata, "Mencari surga tanpa mengamalkan adalah sebuah dosa dari dosa-dosa". Dan beliau berkata, "Tanda-tanda hakikat adalah tidak memandang amal perbuatannya, bukan meninggalkan amalnya".

وَقَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْأَحْمَقُ مَنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ وَتَمَنَّى عَلَى اللّٰهِ تَعَالٰى الْأَمَانِيَّ

Rasulullah SAW bersabda, "Orang yang cerdas adalah orang yang menghutangi dirinya dan beramal untuk sesuatu setelah kematian, sedangkan orang yang bodoh adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan atas Allah Yang Maha Luhur agar memperoleh keinginannya".

0 komentar:

Posting Komentar

 
;