بسم الله الرّحمن الرّحيم
Imam al-Junaid mengatakan, “Cerita adalah salah satu pasukan dari sekian banyak pasukan Allah. Dengannya, Dia meneguhkan hati para wali-Nya.”
Lantas sebuah pertanyaan dilontarkan kepadanya, “Mana dalilnya?” Dia menjawab, "Dalilnya adalah firman Allah s.w.t. dalam surah Hûd:
“Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surah ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman”. (QS. Hûd: 120)
Imam Abu Hanifah mengatakan, “Cerita-cerita tentang para ulama dan keteladanan mereka lebih saya gemari daripada aneka ilmu fikih karena cerita-cerita itu memuat adab dan akhlak mereka.”
Dalil yang menguatkan hal ini adalah firman Allah:
Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah maka ikutilah petunjuk mereka.
(QS. Al-An’âm: 90)
Dan firman-Nya:
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang orang yang mempunyai akal. (QS. Yusuf: 111)
Muhammad ibn Yunus berkata, “Menurut saya, tidak ada yang lebih bermanfaat bagi hati daripada mengenang orang-orang saleh.”
Malik ibn Dinar mengatakan, “Cerita-cerita adalah permata-permata surga.” Sementara yang lain mengatakan, "Perbanyaklah bercerita karena cerita-cerita itu bagaikan butiran-butiran mutiara; mungkin saja di antaranya terdapat sebutir mutiara yang amat berharga.”
Sufyan ibn Uyainah berkata, “Ketika orang-orang saleh disebut, rahmat pun turun.”
Imam al-Hâfizh Ibnu Shalah menuturkan:
Kami diceritakan bahwa Abu Amr Ismail ibn Nujaid bertanya kepada Abu Ja’far ibn Hamdan an-Naisaburi. Dua-duanya adalah orang saleh. Abu Amr bertanya, "Bagaimanakah niat saya dalam menulis hadis?" Abu Ja’far balik bertanya, "Bukankah kalian meriwayatkan: 'Ketika orang-orang saleh disebut, rahmat pun turun.'?"
"Benar," jawab Abu Amr.
Abu Ja’far berkata, "Nah, Rasulullah s.a.w. adalah penghulu orang orang saleh.”
0 komentar:
Posting Komentar