Jumat, 28 Februari 2020 0 komentar

4 Rajab 1441 H (28 Februari 2020)

بسم الله الرّحمن الرّحيم


  1. Rasulullah SAW bersabda: "Rajab adalah bulan Allah, sedangkan Sya'ban adalah bulanku, Ramadhan adalah bulan hambaku".
  2. Sesungguhnya bulan Rajab itu adalah bulan ampunan atas semua dosanya, dan di bulan itu para Nabi-nabi mendapatkan pertolongan, dan disucikan pulan pada bulan itu darah tidak boleh mengalir. (13:34 WIB)
  3. Malam 27 Rajab adalah malam Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW, dan barangsiapa yang berpuasa dia akan mendapatkan fadhilah pahala berpuasa selama 60 tahun. (13:36 WIB)
  4. Barangsiapa yang berbuat baik di bulan Rajab maka akan dilipat gandakan sebanyak 70x, sedangkan mereka yang berbuat maksiat juga akan dilipat gandakan dosanya 70x. (13:37 WIB)
  5. Sesungguhnya makan di tempat orang alim / ulama itu lebih berkah daripada kamu menjalankan puasa sunnah, karena makanan yang dari orang alim / ulama itu sudah pasti keberkahannya, sedangkan puasamu masih dipertimbangkan keutamaannya. (13:44 WIB)
  6. Sesungguhnya orang awam berpuasa menjaga perutnya, sedangkan orang beriman menjaga badan dan hatinya, sedangkan hakikat puasa yang sebenarnya adalah mengosongkan diri dari segala keinginan. (13:47 WIB)
  7. Sesungguhnya sholat dhuha itu berat bagi orang pendosa, karena pada hakikatnya sholat dhuha itu adalah meminta taubat, tetapi banyak dari kita menganggapnya adalah meminta rezeki, padahal rezeki yang sesungguhnya adalah pengampunan dari Allah SWT. (13:52 WIB)
  8. Jagalah sholat dhuhamu, apabila tertinggal maka qodho'lah sholat tersebut. Apabila tidak ada waktu himpunlah sholat dhuha selama seminggu di hari jumat setelah tahiyatul masjid. (13:54 WIB)
  9. Sholat taubat dua rakaat setelah maghrib adalah sholatnya orang yang bertaubat (awwabin), apabila tidak bisa gantilah dengan sholat dhuha. (13:56 WIB)
  10. Apabila kamu diberikan sebuah penghormatan, maka balaslah penghormatan itu lebih baik daripadanya atau paling tidak yang serupa. (13:59 WIB)
  11. Apabila kamu tidak mampu membalas kebaikan / pemberian dari seseorang maka balaslah dia dengan Al-Fateha / doa. (14:00 WIB)
  12. Barangsiapa berbicara sebelum memberi salam hendaknya jangan dijawab. (14:02 WIB)
  13. Sesungguhnya musibah yang terbesar adalah tercabutnya keyakinan atau iman didalam hatimu, sehingga setiap ibadahmu tidak lagi memiliki rasa. (14:09 WIB)
  14. Sesungguhnya yang lebih menakutkan dari fitnah dajjal, lebih buruk dari orang-orang yang bermaksiat. Yaitu mereka yang mengaku beriman tetapi melakukan apa yang telah dilarang oleh Allah SWT. (14:12 WIB)
  15. Banyak manusia takut akan terjangkit penyakit yang mematikan, tetapi sedikit mereka yang takut imannya terlepas dari dadanya. (14:14 WIB)
  16. Sesungguhnya orang yang beriman itu takut sunnahnya tertinggal apalagi wajibnya. (14:15 WIB)
  17. Hitunglah amalmu sebelum dihitung oleh Allah SWT, dan janganlah kamu sibuk menghitung amal kebaikan orang lain. (14:16 WIB)
  18. Setiap hal itu pasti akan memiliki batasan, dan orang yang melampaui batas itu pasti akan mendapatkan hukuman, dan orang yang bodoh itu tidak mengetahui batasan. Maka orang yang bodoh itu pastilah dia akan mendapatkan musibah. (14:20 WIB)
  19. Sesungguhnya orang yang beruntung adalah orang-orang yang khusyuk. (14:25 WIB)
  20. Janganlah kamu peduli orang yang tidak memperdulikanmu, tinggalkanlah orang yang bodoh, karena apabila kamu bergaul dengan orang yang bodoh maka rusaklah segala aspek agamamu. (14:26 WIB)
  21. Sesungguhnya Allah tidak melihat sholatmu, dzikirmu, ibadahmu, tetapi melihat dari hatimu. Karena hati itu apabila bagus maka seluruhnya akan juga bagus, tetapi apabila buruk maka semuanya akan buruk. (14:31 WIB)
  22. Janganlah kamu sibuk memeriksa keburukan orang lain, karena sesunggunya dirimu sendiri banyak menyimpan kebusukan didalam hatimu sendiri. (14:31 WIB)
  23. Seorang mukmin yang melihat dosanya dia seakan berada di kaki gunung dan takut akan menimpanya, sedangkan orang yang munafik dia melihat dosa seperti lalat yang menempel di hidungnya cuma sepele dan dikibas saja. (14:35 WIB)
  24. Sesungguhnya orang yang hatinya gelap itu dia tidak akan bisa menerima sebuah nasehat. Mustahil seseorang menunjukkan jalan atau gambar kepada orang yang buta. (14:36 WIB)
  25. Tidak disebut orang yang bertaubat yang tidak sholat dhuha. (14:37 WIB)
  26. Isilah hatimu dengan hikmah, dan jangan kamu isi dengan selainnya, karena niscaya itu adalah sebuah musibah walaupun kamu belum tertimpa musibah. (14:40 WIB)
  27. Sesungguhnya orang yang sukses itu bukan perkara di materi, hanya orang bodoh yang beranggapan sukses itu adalah mereka yang memiliki harta banyak. (14:46 WIB)
  28. Orang yang banyak meminta ampun kepada Allah SWT dibulan rajab akan dihapuskan semua dosanya, dan kebaikannya akan dilipat gandakan 70x, dan pada bulan Sya'ban di tinggkatkan lagi menjadi 100x, sedangkan pada bulan Ramadhan dia akan dilipat gandakan 1000x. (15:02 WIB)
  29. Wanita yang soleh dia akan menjadi 9 akal 1 nafsu, sedangkan lelaki apabila diperbudak oleh hawa nafsu dia akan menjadi 9 nafsu 1 akal. (15:14 WIB)
  30. Janganlah kamu takut akan rejeki, selama kamu masih hidup rejeki itu pasti ada, sedangkan orang yang meninggal itu adalah orang yang telah habis jatah rejekinya. (15:23 WIB)
  31. Sesungguhnya lebih utama orang yang bershalawat dengan datang di majelis, daripada orang yang membaca ribuan sholawat dengan sendirian. (15:31 WIB)
  32. Ingatlah mati, ingatlah dosa-dosamu, niscaya akan terlepas sifat-sifat sombong dari dirimu. (15:44 WIB)
  33. Sifat sombong itu tersimpan didalam hati tetapi tanda-tandanya tampak pada diri manusia diantaranya ialah:
    1. Merasa bangga melihat dirinya, lebih maju dari orang lain
    2. Suka menonjolkan diri kepada orang lain
    3. Senantiasa ingin tampil dihadapan majelis-majelis pertemuan
    4. Bermegah diri dan angkuh ketika berjalan
    5. Suka membantah teguran orang lain, meskipun bicaranya salah
    6. Tidak meng indahkan nasehat atau teguran orang lain
    7. Suka menindas muslim yang miskin dan lemah
    8. Senantiasa menganggap dirinya benar, dan tidak pernah salah
    9. Suka memuji diri sendiri
    10. Membanggakan nenek moyangnya yang ternama / ahli agama
    11. Membanggakan keturunannya. (15:50 WIB)
0 komentar

Do'a Lingkungan Yang Baik

بسم الله الرّحمن الرّحيم


رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْ هَٰذِهِ الْقَرْيَةِ الظَّالِمِ أَهْلُهَا وَاجْعَلْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا وَاجْعَلْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ نَصِيرًا


rabbanā akhrijnā min hāżihil-qaryatiẓ-ẓālimi ahluhā, waj'al lanā mil ladungka waliyyā, waj'al lanā mil ladungka naṣīrā
"Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!".
(Qs. An-Nisa ayat 75)

Kamis, 27 Februari 2020 0 komentar

Pengajian Ke Duapuluh Lima: Keutamaan Bulan Rajab (Jilid 1)

بسم الله الرّحمن الرّحيم


إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ ۚ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

(Surat Taubat Ayat 36)

BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM.
INNA 'IDDASTASY SYUHUURI 'INDALLAHITS NAA 'ASYARA SYAHRAN FII KITAABILLAAHI YAUMA KHALAQAS SAMAAWAATI WAL ARDHA MINHAA ARBA'ATUN HURUM, DZAALIKAD DIINUL QAYYIMU; FALAA TAZDLIMUU FIIHINNA ANFUSAKUM, WA QAATILUL MUSYRIKIINA KAAFFATAN KAMAA YUQAATILUUNAKUM KAAFFATAN; WA'LAMUU ANNALLAAHA MA'AL MUTTAQIINA.
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, didalam kitab Allah. pada hari Allah menciptakan langit dan bumi, dan  dari antara bulan-bulan itu ada empat yang suci (tidak boleh berperang didalam bulan-bulan itu ya'ni bulan Dzulqaedah, Dzulhijjah, Muharram, Rajab). Demikian itu agama yang lurus, oleh sebab itu janganlah kamu sekalian menganiaya dirimu sendiri didalam bulan-bulan itu. Perangilah orang-orang musyrik (orang-orang yang menyekutukan Tuhan) semua, sebagaimana mereka memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah itu bersama dengan orang-orang yang bertaqwa.

Diriwayatkan bahwa Nabi Besar Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallama bersabda:

رَأَيْتُ لَيْلَةَ الْمِعْرَاجِ نَهْرًامَاؤُهُ اَحْلٰى مِنَ الْعَسَلِ وَاَبْرَدُ مِنَ الثَلْجِ وَاَطْيَبُ مِنَ الْمِسْكِ فَقُلْتُ لِجِبْرَائِيْلَ: يَاجِبْرَئِيْلُ لِمَنْ هٰذَا؟ قَالَ: لِمَنْ صَلَّى عَلَيْكَ فِى رَجَبٍ.

RA-AITU LAILATAL MI'RAAJI NAHRAN MAA-UHU AHLAA MINAL 'ASALI WA ABRADU MINATS TSALJI WA ATHYABU MINAL MISKI, FAQULTU LI JIBRAA-ILA: "YAA JIBRAA-ILU LIMAN HAADZA?" QAALA: "LIMAN SHALLAA 'ALAIKA FII RAJABIN"
Pada malam Mi'raj saya melihat sebuah sungai yang airnya lebih manis dari pada madu, lebih sejuk dari pada es dan lebih harum dari pada minyak misik; maka saya bertanya kepada Jibril: "Hai Jibril untuk siapakah sungai ini?" Jibril menjawab : "Untuk orang yang membaca shalawat untuk engkau dibulan Rajab"

Nabi Besar Muhammad 'alaihish shalaatu wassalaamu bersabda:

اَنِيْبُوْا اِلٰى رَبِّكُمْ وَاسْتَغْفِرُوْا مِنْ ذُنُوْبِكُمْ وَاجْتَنِبُوا الْمَعَا صِىَ فِى الشَّهْرِ الْحَرَامِ وَهُوَ رَجَبٌ

ANIIBUU ILAA RABBIKUM WASTAGHFIRUU MIN DZUNUUBIKUM WAJ TANIBUL MA'AASHIYA FISY SYAHRIL HARAAMI WA HUWA RAJABUN
Tobatlah kamu sekalian kepada Tuhanmu, minta ampunlah dari semua dosamu dan jauhilah segala macam perbuatan durhaka didalam bulan haram yaitu bulan Rajab.

Sebagaimana firman Allah ta'aalaa:

يَسْأَلُوْنَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيْهِ قُلْ قِتَالٌ فِيْهِ كَبِيْرٌ

YAS-ALUUNAKA 'ANISY SYAHRIL HARAAMI QITAALIN FIIHI, QUL QITAALUN FIIHI KABIIRUN (Al aayah)
Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) mengenai peperangan dibulan haram; maka katakanlah bahwa peperangan dibulan haram itu dosa besar

Didalam ayat tersebut ada taqdim (mendahulukan kalimat yang mestinya diakhir) dan ada ta-khir (mengakhirkan kalimat yang mestinya di awal). Maka pengertiannya "Mereka akan bertanya kepadamu (Hai Muhammad) tentang peperangan dibulan haram, boleh atau tidak? Katakanlah: "Peperangan didalam bulan haram itu dosa besar".

Dan perbuatan khianat dibulan haram itu lebih jelek, sebab kemuliannya bulan itu di sisi Allah ta'aalaa; sebagaimana taat dilipat gandakan pahalanya dibulan itu.

Dinamakan bulan haram, karena diharamkan berperang dibulan itu. Kemudian larangan perang dibulan itu dihapuskan dengan firman Allah ta'aalaa:

وَاقْتُلُوْهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوْهُمْ

WAQTULUUHUM HAITSU TSAQIF TUMUUHUM = "Dan perangilah mereka itu dimana kamu jumpai".

Larangan berperang tetap dan dosa-dosanya diampuni dan ketaatan diterima serta pahalanya dilipat gandakan dibulan haram, karena suatu kebagusan disemua bulan dibalas dengan sepuluh yang setimpal. Sebagaimana telah difirmankan oleh Allah ta'aalaa:

مَنْ جَاءَبِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ اَمْثَالِهَا

MAN JAA-A BILHASSANATI FALAHU 'ASYRU AMTSAALIHAA = "Barang siapa datang dengan satu kebaikan, maka baginya sepuluh balasan yang sepadan".

Didalam bulan Rajab tujuh puluh lipat, didalam bulan Sya'ban tujuh ratus kali lipat dan dibulan Ramadhan seribu kali lipat. Dan kelipatan balasan itu hanya khusus untuk umat ini / umat Muhammad. (Khaziinatul 'Ulamaa)

Nabi Besar Muhammad 'alaihish shalaatu was salaamu bersabda: 

اِنْ اَرَدْتُمُ الرَّاحَةَ وَقْتَ الْمَوْتِ مِنَ الْعَطْشِ وَالْخُرُوْجَ مَعَ الْإِيْمَانِ وَالنَّجَاةَ مِنَ الشَّيْطَانِ فَاحْتَرِمُوْا هٰذِهِ الشُّهُوْرَ كُلَّهَا بِكَثْرَةِ الصِّيَامِ وَالنَّدَمِ عَلٰى مَاسَلَفَ مِنَ الْآثَامِ وَاذْكُرُو اخَالِقَ الْاَنَامِ تَدْخُلُوا جَنَّةَ رَبِّكُمْ بِاسَّلَامِ.

IDZAA ARADTUMUR RAAHATA WAQTAL MAUTI MINAL 'ATHSYI WAL KHURUUJA MA'AL IIMAANI WAN NAJAATA MINASY SYAITHAANI FAHTARIMUU HAADZIHISY SYUHUURA KULLAHAA BIKATSRATISH SHIYAAMI WAN NADAMI 'ALAA MAA SALAFA MINAL AATSAAMI, WADZ KURUU KHAALIQAL ANAAMI TADKHULUU JANNATA RABBIKUM BISALAAMI.
Apabila kamu sekalian menghendaki ringan diwaktu mati dari siksanya dahaga dan keluarnya ruh dengan tetap beriman serta selamat dari tipu daya setan maka muliakanlah bulan-bulan tersebut dengan memperbanyak puasa dan menyesali dosa-dosa yang telah berlalu serta ingatlah selalu kepada Tuhan Allah Pencipta semua manusia, niscaya kamu akan masuk surga Tuhanmu dengan selamat.
(Zahratur Riyadhi)

Anas bin Malik radhiyallaahu'anhu berkata:
"Saya berjumpa Mu'adz bin Jabal radhiyallaahu'anhu, maka saya bertanya: "Dari mana engkau hai Mu'adz? Dia menjawab: "Saya datang dari Nabi 'alaihish shalaatu wassalaammu". Saya bertanya lagi: "Apa yang engkau dengar dari padanya?" Mu'adz menjawab: "Saya mendengar, bahwa barang siapa mengucapkan 
لَااِلٰهَ اِلَّااللّٰهُ
 LAA ILAAAHA ILLALLAAH dengan murni lagi ikhlas, maka dia masuk surga, dan barang siapa berpuasa satu hari dibulan Rajab dengan hanya berharap keridhaan Allah maka akan masuk surga". Kemudian saya pergi kepada Rasulullah, dan saya bertanya: "Wahai Rasulullah, sungguh Mu'adz telah memberitahu kepada saya begini begini". Beliau Nabi 'alaihish shalaatu wassalaamu menjawab "Betul apa yang dikatakan oleh Mu'adz".
(Zahratur Riyaadhi)

Ketahuilah sesungguhnya yang berikut akan dibacakan / diceritakan adalah dari sebagian qisah ringan / pendek dan kata-kata mulia/mutiara dari Nabi terakhir, yaitu Nabi Muhammad Rasulullah.

Rasulullah shallallaahu ta'aalaa 'alaihi wa sallama berkhutbah pada hari Nahar (Hari Raya Besar) diwaktu hajji perpisahan demikian:

اَلَا اِنَّ الزَّمَانَ قَدْاِسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوَاتِ وَالْاَرْضَ السَّنَةُ اِثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا اَرْبَعَةُ حُرُمٌ ثَلَاثَةٌ مُتَوَالِيَةٌ ذُوْالْقَعْدَةِ وَذُوْالْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ مُضَرِّ اَلَّذِىْ بَيْنَ جُمَادَىْ وَشَعْبَانَ

ALAA INNAZ ZAMAANA QAD ISTADAARA KAHAI-ATIHI YAUMA KHALAQAS SAMAAWAATI WAL ARDHA, ASSANATU ITSNAA 'ASYARA SYAHRAN, MINHAA ARBA'ATUN HURUMUN, TSALAATSATUN MUTAWAALIYATUN DZUL QA'DATI, WA DZUL HIJJATI WAL MUHARRAMU WA RAJABU MUDHAR ALLADZII BAINA JUMAADAA WA SYA'BAANA
Ketahuilah sesungguhnya zaman itu telah beredar seperti geraknya pada hari Allah menciptakan tujuh langit dan bumi, satu tahun itu dua belas bulan, dari antara dua belas itu empat bulan yang dimuliakan: tiga bulan berurutkan yaitu, Dzul Qa'dati, Dzul Hijjati, Muharram, dan Rajab bulannya bani Mudhar yang jatuh antara Jumadats Tsaanii dan Sya'ban.

Artinya: "Bulan -bulan itu kembali seperti semula dan ibadah Haji itu juga kembali pada bulan Dzul Hijjah. Berarti pula bahwa zaman yang terbagi menjadi beberapa bulan dan beberapa tahun itu juga kembali seperti semula, dan tahunpun kembali keasal perhitungannya yang telah dipilih/ditentukan oleh Allah ta'aalaa pada hari Dia Allah menciptakan tujuh langit dan bumi, dan ibadah Haji juga kembali kebulan Dzul Hijjah sesudahnya orang-orang Jahiliyah menghapuskannya dari tempatnya/waktunya dengan mengakhirkannya yang mereka adakan baru. Pengakhiran itulah yang telah disebutkan oleh Allah ta'aalaa didalam kitabNya:

اِنَّمَاالنَّسِئُ زِيَادَةٌ فِى الكُفْرِ

INNAMAN NASII-U ZIYAADATUN FIL KUFRI = Sesungguhnya pengakhiran itu menambah didalam kekufuran
Artinya: mengakhirkan bulan yang diharamkan kepada bulan lain. Karena orang-orang pada zaman jahiliyah sama mengagungkan bulan-bulan yang diharamkan sebagai pusaka dari Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail 'alai himash shalatu wassalaamu. Maka mereka mengharamkan peperangan didalam bulan -bulan tersebut. Kemudian mereka itu mengadakan pengunduran dan merubah bulan-bulan yang diharamkan. Sebab mereka orang-orang yang gemar berperang, maka bilamana telah datang bulan yang diharamkan sedang mereka dalam peperangan, sulit bagi mereka meninggalkannya, sehingga mereka menghalalkannya dan mengharamkan peperangan itu dibulan lain. Dengan dimikian mereka telah menghilangkan dan merubah bulan-bulan yang telah dikhususkan/ditetapkan haramnya. 

Maka meka mengharamkan empat bulan dari bulan-bulan umu. Hal itu tepat seperti yang difirmankan oleh Allah ta'aalaa:
لِيُوَاطِئُوْا عِدَّةَ مَاحَرَّمَ اللّٰهُ
LIYUWAATHI-UU 'IDDATA MAA HARRAMALLAAHU = Mereka itu melampaui bilangan apa-apa/bulan yang telah diharamkan oleh Allah.
Artinya: mereka itu menyesuaikan bilangan yang sebanyak empat bulan, sehingga mereka tidak menyalahi bilangannya; akan tetapi mereka telah menyalahi ketetapan yang merupakan salah satu dari pada dua kewajiban.

Oleh sebab itu mungkin terjadi mereka itu memperbanyak bilangan bulan-bulan menjadi tiga belas bulan dan atau menjadi empat belas bulan.

Diterangkan bahwa hal tersebut itu terjadi bagi suku kinanah, yang mereka itu merupakan suku yang fakir dan sangat berhajat kepada peperangan.

Junadah bin Auf Al-Kinany adalah seorang yang ditaati pada zaman jahiliyah. Pada musim tertentu dia berdiri diatas untanya sambil berkata dengan suara yang keras: "Sungguh tuhan-tuhan kamu sekalian telah menghalalkan/membolehkan (peperangan) dibulan yang diharamkan, maka halalkanlah olehmu sekalian. Akan tetapi pada bulan mendatang dia berdiri pula dan berkata: "Sungguh tuhan-tuhan kamu sekalian telah mengharamkan/mencegah (peperangan), maka hindarilah oleh kamu sekalian".

Mengakhirkan/mengundurkan (yang telah ditetapkan) menjadikan sebab tambahnya dalam kekufuran. Karena sesungguhnya orang kafir itu apabila berbuat durhaka berarti menambah kekufurannya:

فَزَادَتْهُمْ رِجْسًااِلٰى رِجْسِهِمْ

FA ZAADAT-HUM RIJSAN ILAA RIJSIHIM = Maka (kedurhakaannya) menambah kekufuran kepada kekufuran yang sudah ada pada mereka.

Sebagaimana seorang mukmin apabila bertaat, maka akan bertambah imannya,

فَزَادَتْهُمْ اِيْمَانًا وَهُمْ يَسْتَبْشِرُوْنَ

FA ZAADAT-HUM IIMAANAN WA HUM YASTABSYIRUUNA = Maka menambah mereka beriman, dan mereka juga bergembira. (Kasysyaafun). (Mereka menambah bulan itu) agar supaya kesempatan mereka lebih longgar. Untuk itu nash yang menetapkan bilangan bulan terdapat didalam Al-Qur'an dan Hadits.

Adapun yang didalam Al-Qur'an sebagaimana telah terdahulu yaitu firman Allah ta'aalaa INNA 'IDDATASY SYUHUURI (Al Ayyah)

Adapun yang di dalam Hadits, maka beliau Nabi Besar Muhammad alaihish shalaatu wassalaamu menerangkan bahwa 1 tahun itu ada 12 bulan dan 12 bulan itu diperhitungkan dengan jalannya matahari sebagaimana yang dilakukan oleh para ahli kitab.

Dari antara bulan-bulan Qomariah ada bulan-bulan yang dimuliakan sebanyak 4: Zulkaidah Dzulhijjah dan Muharam. dan yang satu sendirian ialah bulan Rajab.

Di dalam hadis yang terdahulu bahwa bulan Rajab dimudhafkan/disandarkan kepada kalimat “Mudhar” (Nama suku), Karena suku Mudhar  sangat mengagungkan bulan Rajab dan memuliakannya dengan sangat.

Bagi orang di zaman Jahiliyah, pada bulan Rajab itu terdapat beberapa hukum. dari antaranya mereka mengharamkan peperangan di bulan itu, Sebagaimana telah diterangkan dahulu. maka haram nya terus berlaku pada permulaan zaman Islam.

Para Ulama berselisih pendapat mengenai kelangsungannya (diharamkannya perang dalam bulan Rajab).

Para Jumhur Ulama ( Mayoritas)  berpendapat bahwa hukum haramnya itu telah terhapus. mereka menggunakan dalil, bahwa para sahabat sesudah Nabi Alaihish shalaatu wassalaamu selalu sibuk membuka dan menyerang kota-kota/ negara-negara dan melanjutkan peperangan serta berjuang dan tidak ada keterangan dari salah seorang pun mengenai berhenti berperang dalam bulan-bulan Haram tersebut. Hal ini menunjukkan ijma' persepakatan mereka dalam nasakh/ penghapusannya.

Dari antara beberapa hukum, bahwa pada zaman Jahiliyah tradisi mereka memotong binatang yang mereka namakan “Atiirah”.

Para  Ulama berselisih pendapat mengenai “Atiirah”  itu sesudah Islam.

Sebahagian besar para Ulama berpendapat bahwa Islam telah membatalkannya. karena telah ditetapkan di dalam hadits Bukhari Muslim yang diriwayatkan oleh Abi Hurairah radhiyallaahu ta’aalaa ‘anhu:
لَافَرَعَ وَلَاعَتِيْرَةَ
LAA FARA'A WA LAA 'ATIIRATA = Tidak boleh menyelenggarakan 'fara'a' dan 'atiirah'.

Fara’un ialah anak onta yang pertama dilahirkan. orang-orang Jahiliyah memotong anak onta itu untuk Tuhan Tuhan mereka  dan mereka mengambil berkah dengan anak onta itu.

Atiirah ialah binatang yang dipotong pada 10 hari yang pertama dari bulan Rajab dan korban itu dinamakan rajabiyah.

Dan adalah orang-orang jahiliyah bermaksud mendekatkan diri kepada Tuhan Tuhan mereka dengan perantaraan korban itu dan demikian juga orang-orang Islam pada mula pertamanya; kemudian korban dengan cara itu dinasakh atau dihapuskan dengan sebuah hadits yang berbunyi.
لَافَرَعَ وَلَاعَتِيْرَةَ
LAA FARA'A WA LAA 'ATIIRATA = Tidak boleh menyelenggarakan 'fara'a' dan 'atiirah'.

Diriwayatkan bahwa Hasan Radhiyallahu ‘anhu berkata: “ tidak ada di dalam Islam acara ‘Atiirah’ dan adanya ialah pada zaman Jahiliyah: seseorang melakukan puasa di bulan Rajab kemudian mengadakan acara Atiirah yang waktu memotongnya itu dijadikan hari besar.

Diriwayatkan dari Thawus radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi 'alaihish shalaatu was salaamu bersabda:
لَا تَتَّخِذُوْا شَهْرًا عِيْدًا وَلَا يَوْمًا عِيْدًا
LAA TATTAKHIDZUU SYAHRAN 'IIDAN WA LAA YAUMAN 'IIDAN
Janganlah kamu sekalian jadikan bulan sebagai hari besar dan jangan pula suatu hari dijadikan hari besar.

Pada pokoknya, bahwa sesungguhnya orang-orang islam itu tidak dibolehkan menjadikan suatu waktu sebagai hari besar kecuali yang telah ditetapkan oleh syariat. yaitu dalam satu minggu jatuh pada hari Jumat dan 1 tahun jatuh pada hari raya Idul Fitri hari raya Idul Adha dan pada hari-hari Tasyrik ( tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah).

Adapun selain Yang tersebut itu, maka hari besar yang diadakan ialah Bid'ah yang tidak berpangkal pada syariat Nabi Muhammad. bahkan hari besar Fara’ah atau Atiirah adalah hari-hari besar orang musyrikin (orang-orang yang menyekutukan Allah).

Orang-orang musyrik itu mempunyai hari-hari besar yang dikaitkan dengan masa-masa tertentu atau tempat-tempat tertentu.

Tatkala Islam datang, maka Allah telah membatalkan semuanya dan menggantinya: yang berkaitan dengan masa masa tertentu diganti dengan hari raya Idul Fitri, hari raya Idul Adha dan hari-hari Tasyrik, sedang yang berkaitan dengan tempat diganti Ka'bah, Arafat, Mina dan Muzdalifah. mudah-mudahan Allah ta'ala memudahkan bagi kita sekalian untuk mengunjungi tempat-tempat atau kota-kota tersebut.

Maka tidak satu musim pun atau masa pun dan tidak ada satu tempat pun yang tersebut, melainkan di dalamnya sudah ada tugas-tugas yang di tertuju kepada Allah dan menunjukkan ketaatan kepadaNya dan bertaqarrub kepadaNya, Dan keharuman kasih yang dilimpahkan oleh Allah kepada siapa yang dikehendaki olehNya dengan fadhal dan anugerahNya serta rahmat dan kasih sayangNya.

Orang yang berbahagia ialah siapa yang bisa mengambil keuntungan di dalam masa-masa tersebut dan di tempat-tempat tersebut serta bertaqarrub mendekatkan diri kepada Allah ta'ala sebagai Pemimpinnya dengan segala macam perbuatan ibadah yang telah disyariatkan atau diperintahkan olehNya, sehingga bisa memperoleh keharuman pahalanya yang akan menyelamatkannya dari siksa neraka.

Adapun mengenai berpuasa di dalamnya (bulan Rajab), maka sesungguhnya telah banyak hadits yang menerangkan kesunahannya.

Diantaranya: seperti hadits yang diriwayatkan oleh Baihaqi di "Syu'bil Iimaani" dari Anas radhiyallaahu 'anhu bahwa beliau Nabi alaihish shalaatu wassalaamu bersabda: 
فِى الْجَنَّةِ نَهْرٌ يُقَالُ لَهُ رَجَبٌ اَشَدُّ بَيَاضًا مِنَ اللَّبَنِ وَاَحْلَى مِنَ الْعَسَلِ مَنْ صَامَ يَوْمًا مِنْ رَجَبٍ سَقَاهُ اللهُ تَعَالٰى مِنْ ذٰلِكَ النَّهْرِ
FIL JANNATI NAHRUN YUQAALU LAHU RAJABUN, ASYADDU BAYAADHAN MINAL LABANI WA AHLAA MINAL 'ASALI, MAN SHAAMA YAUMAN MIN RAJABIN SAQAAHULLAAHU TA'AALAA MIN DZAALIKAN NAHRI

Di dalam surga terdapat sebuah sungai yang disebut sungai Rajab, yang airnya lebih putih daripada susu dan lebih manis daripada madu. barangsiapa berpuasa 1 hari di dalam bulan Rajab, maka akan diberi minum oleh Allah dengan air dari sungai itu. Ini adalah berpuasa di sebahagiannya.

Adapun berpuasa di dalam bulan itu (bulan Rajab) sepenuh bulan maka tidak boleh dengan kekhususannya sesuatu dari Nabi Alaihish shalaatu wassalamu dan juga tidak dari para sahabatnya. Hanya saja ada hadis yang menerangkan puasa di bulan-bulan Haram seluruhnya dan satu dari antaranya ialah Rajab, maka semestinya tidak dilarang berpuasa di bulan Rajab itu.

Telah diriwayatkan bahwa Abu qilabah radhiyallahu 'anhu berkata: "Sesungguhnya di dalam surga terdapat 1 istana untuk mereka yang berpuasa bulan Rajab.

Kata Baihaqi: "Sesungguhnya Abu qilabah itu termasuk orang besar dari golongan Tabi'in dan dia tidak mengatakan seperti itu kecuali hanya menyampaikan dari orang yang lebih tinggi daripada nya dari orang atau sahabat yang mendengar dari Nabi alaihish shalaatu wassalaamu.

Memang telah diriwayatkan bahwa Ibnu Abbas telah menghukumi makruh berpuasa di bulan Rajab sepenuhnya dan Imam Ahmad juga memakruhkan nya, dan dia mengatakan; hendaklah berbuka 1 hari atau 2 hari di dalam bulan Rajab itu", dan dia meriwayatkannya dari Umar dan Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhum akan tetapi hukum makruh nya itu bisa hilang bila puasanya bulan Rajab juga beserta dengan bulan lainnya.

Al Mawardi di dalam Kitab Iqna'nya berkata: "disunahkan berpuasa bulan Rajab dan bulan Sya'ban".

Adapun mengenai salat (sunah) di bulan Rajab, maka tidak ada ketetapan yang khusus mengenai hal itu Sebagaimana telah kami Terangkan terdahulu. (Dari Majaalisul Ruumy)

Kata Ibnu Hamam rahmatullahi ta'ala 'alaihi: "Keragu-raguan yang terjadi di antara wajib dan bid'ah, maka lebih hati-hati nya ialah mengerjakannya, dan keraguan terjadi di antara sunnah dan bid'ah, maka yang lebih baik ialah meninggalkannya, karena meninggalkan bid'ah itu harus dan mengerjakan sunnah itu tidak harus; maka salat untuk bulan Rajab itu termasuk sesuatu yang diragukan antara sunnah dan bid'ah. Oleh karena itu jelas lebih baik meninggalkannya dan tidak boleh mengerjakannya sendirian ataupun dengan berjamaah karena berjamaah termasuk bid'ah juga. (Keterangan ini dari Majalisur Ruumy di bab lain)

Telah diriwayatkan bahwa Abu Bakar Shiddiq radhiyallahu 'anhu berkata: "Apabila telah berlalu sepertiga malam di bulan Rajab pada awal Jum'at. maka para malaikat dilangit dan dibumi semua berkumpul di Ka'bah; dan Allah ta'aalaa melihat mereka sambil berfirman: "Hai para malaikat-Ku, mintalah kamu sekalian sekehendakmu!". Mereka berkata: "Wahai Tuhan kami, hajat kami ialah agar supaya Engkau mengampuni orang yang berpuasa bulan Rajab" Dia Allah ta'aalaa berfirman:  "Sungguh mereka telah Aku ampuni"

Siti Aisyah radhiyallaahu 'anhu berkata: "Nabi 'alaihish shalaatu wassalaamu bersabda:
كُلُّ النَّاسِ جُيَّاعٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ اِلَّا الْأَنْبِيَاءَ وَاَهْلِيْهِمْ وَصَائِمَ رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَرَمَضَانَ فَاِنَّهُمْ شُبَّاعٌ لَاجُوْعَ لَهُمْ وَلَاعَطْشَ
KULLUN NAASI JUYYAA'UN YAUMAL QIYAAMATI ILLAL ANBIYAA-A WA AHLIIHIM WA SHAA-IMA RAJABIN WA SYA'BAANA WA RAMADHAANA FA IN-NAHUM SYUBBAA'UN LAA JUU'A LAHUM WA LAA 'ATHSYA
Semua manusia besok di hari kiamat semua lapar, kecuali para Nabi dan para Ahlinya dan orang yang berpuasa di bulan Rajab, bulan Sya'ban dan di bulan Ramadan. Maka sesungguhnya mereka itu semua kenyang dan tidak merasa lapar dan dahaga.
(Zubdatul Waa'izdiina)

Telah diceritakan, bahwa seorang wanita di Baitul Maqdis, seorang ahli ibadah, ketika datang bulan Rajab dia membaca:
قُلْ هُوَ اللهُ اَحَدٌ
QUL HUWALLAAHU AHAD = "Katakanlah bahwa Dia adalah Allah Yang Maha Esa" 11 kali setiap hari sebagai penghormatan dan memuliakan bulan Rajab itu. Dan dia menanggalkan pakaian kebesarannya dan mengenakan pakaiannya yang biasanya.
Di bulan Rajab si wanita itu sakit dan berwasiat kepada anaknya, agar supaya dia menguburkannya dengan pakaian yang biasa saja.
Akan tetapi anaknya mengkafaninya/ membungkusnya dengan kain yang tinggi nilainya hanya karena riya' (agar dilihat dan disanjung manusia).
Pada suatu malam dia bermimpi melihat ibunya dan ibunya berkata: "Hai anakku, mengapa engkau tidak melaksanakan wasiatku, maka saya tidak rela terhadap kamu".
Maka dia terbangun dan terkejut takut dan kemudian membongkar kubur ibunya, namun tidak dia dapatkan didalam kubur, sehingga dia bingung dan menangis keras sekali. Disaat itu dia mendengar suara yang mengatakan: "Tidaklah engkau ketahui, bahwa sesungguhnya barang siapa memuliakan bulanKu bulan Rajab, maka dia tidak ditinggalkan didalam kubur sendirian?" 
(Zubdatul Waa'izdiina)
Rabu, 26 Februari 2020 0 komentar

11 Amal Hendaknya Diraih Di Bulan Rajab

بسم الله الرّحمن الرّحيم



Hendaknya bagi setiap kaum Muslimin untuk tidak menyia-nyiakan keutamaan bulan yang sangat mulia ini dengan beberapa perkara, diantaranya:


  1. Perbanyak membaca Istighfar dan bertaubat dengan sebenar benarnya taubah.
  2. Kesungguhan didalam mengejar ridha ALLAH Subhanahu wa Ta'ala dengan melaksanakan keta'atan, dan meninggalkan kemaksiatan yang dilarang ALLAH.
  3. Menginterospeksi keadaan dirinya kemudian memperbaikinya serta membangun kehidupannya di atas peneladanan Nabi Muhammad Shallahu alaihi wa ala alihi wa sohbihi wa sallam.
  4. Memperhatikan keadaan dirinya dalam menjalankan kewajiban yang ALLAH wajibkan kepadanya secara detail dan di dalam menjalankan sunnah-sunnah serta rawatib, dan memperhatikan kehadiran hatinya di dalam menjalankan semua itu.
  5. Berusaha untuk selalu sholat berjamaah di shaf pertama. dan berusaha untuk selalu mendapatkan takbiratul ihram setelah imam.
  6. Hendaknya memiliki saham yang besar didalam membaca Al Qur'an, mentadabburi ayat-ayatnya, serta dalam mengamalkan tuntunannya.
  7. Merutinkan pembacaan dzikir di pagi dan sore hari dan dzikir seusai sholat lima waktu.
  8. Memperhatikan dirinya dalam bergaul yang baik dengan rumah tangga, sahabat, teman, keluarga, tetangga dan kepada seluruh mahluk.
  9. Berpuasalah di bulan ini, khususnya dihari Senin dan Kamis, dan juga di AYYAMUL BHIDH (13, 14, 15 di bulan Hijriah).
  10. Hendaknya memiliki saham besar dalam bersedekah dan memenuhi hajat orang-orang faqir dan miskin, dan berbuat baik kepada mereka.
  11. Hendaknya mengambil kesempatan emas dimalam malam bulan rajab ini untuk beribadah, khususnya di waktu akhir malam, maka alangkah baiknya jika di bulan ini kita berada di dalam keadaan yang mulia disaat akhir malam. dimana ALLAH berfirman - (Sesungguhnya mereka sebelumnya adalah orang orang yang baik, yang sedikit dari malam-malamnya tertidur dan di malam hari selalu beristgfar meminta pengampunan ALLAH)
اَللهم بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
0 komentar

Niat Bulan Rajab


NIAT BULAN RAJAB .

Diawal bulan rajab ini mari kita berniat bersama, sebagaimana yang diajarkan oleh para salafus sholeh untuk memperbanyak niat-niat yang sholeh
نَوَيْتُ كَما نَوَى مَشايِِخَنا و أسْلافِنا الصالحين

عِنْدَ اِسْتِقْبالٓ شَهْرِ رجَب و في أوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رجَب و في شَهْرِ رجَب

  • Saya niat memperbanyak istighfar, puasa Sunnah, sodaqah, amal-amal kebaikan yang membawa keridhoanMu Yaa Allah
  • Saya niat Taubah sesungguhnya (nasuha) dari kesalahan dan dosa yang saya kerjakan sengaja maupun tidak sengaja
  • Saya niat Taubah dari amal-amal wajib yang tidak kami kerjakan sengaja atau tidak sengaja
  • Saya niat menjaga mata dari melihat hal-hal yang tidak Engkau ridhoi
  • Saya niat menjaga lisan dari ucapan-ucapan yang tidak Engkau ridhoi (ghibah, adu domba, bohong, membuka aib orang, dsb)
  • Saya niat menjaga telinga dari suara yang tidak Engkau ridhoi
  • Saya niat menjaga tangan dan kaki dari menggerakkan nya untuk sesuatu yang tidak Engkau ridhoi
  • Saya niat menjaga seluruh anggota tubuh dari hal-hal yang tidak Engkau ridhoi
  • Saya niat menjaga hati dari penyakit-penyakitnya (ujub, sombong, riya', su'dzon, cinta dan mengagungkan dunia, suka dengan hal-hal yang tidak Engkau sukai, dsb)
  • Saya niat menghiasi hati dengan kebaikan-kebaikan yang Engkau ridhoi yang sesuai dengan jalan Rasulullah ﷺ


Ya Allaah..
Bukakanlah pintu Taubah dan kebaikan pada kami..
Kami tidak mampu berbuat kebaikan, dan tidak mampu berhenti dari perbuatan dosa kecuali mendapat Taufiq dan kemudahan darimu.

YaAllaah, berkahilah kami dibulan Rajab dan sya'ban, sampaikanlah kami dibulan Ramadhan dalam keadaan yang baik lagi indah, lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
اَللّٰهُمَّ بارِكْ لَنا في رجَب و شَعْبان و بَلِّغْنا رمَضان و اَعِنّا عَلَى الصِّيامْ و القِيامْ و قِراءَةِ القُرْآن و قَنِّعْنا بِاليَسيرِ مِن الكَلامْ وَ الطَّعامْ و المَنامْ

اَللّٰهُمّ هٰذا الدُّعاءْ وَ مِنْكَ الإِجابَة...
و هٰذا الجُهْدُ و عَلَيْكَ التُّكْلانْ..
ولا حٓوْل ولا قُوّة الاّ باللّه.. و صلى الله على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه وسلم

Sumber : https://majelisalmunawwarah.blogspot.com/2017/04/niat-bulan-rajab.html

0 komentar

Keistimewaan Dibalik Tanggal 10 Rajab

بسم الله الرّحمن الرّحيم




KEISTIMEWAAN DIBALIK TANGGAL 10 RAJAB.
Syaikhina KH Maimoen Zubair pernah Dawuh :

"Dalam bulan Rajab sebenarnya ada dua peristiwa besar, yakni Isra' Mi'raj dan pindahnya Nur Nabi Muhammad SAW dari punggung Sayyidina Abdullah bin Abdul Mutholib ke rahim Sayyidah Aminah binti Wahab atau disebut wiladah pertama.

Hal ini bertepatan dengan tanggal 10 Rajab. Karena itu disunnahkan berpuasa untuk menghormati berpindahnya nur itu. Disamping itu karena ada hadits juga .

Peristiwa Isra' Mi'raj, banyak orang yang tahu, bahkan banyak juga yang memperingatinya secara besar-besaran. Namun untuk peristiwa kedua (wiladah pertama) hanya orang khowas yang tahu .

Memperingatinya pun tidak boleh dibesar besarkan, cukup dengan berpuasa sebagai rasa syukur. Wiladah pertama ini yang disebut dengan wiladah haqiqiyyah. Maka dalam kitab al-Barzanji disebutkan banyak kejadian-kejadian besar yang terjadi bersamaan dengan peristiwa itu". .

Penjelasan Syaikhina diatas disampaikan kepada santri Madrasah Ghozaliyah Syafi'iyah (MGS) Sarang, kabupaten Rembang.

Ini termasuk yang melatarbelakangi mengapa Syaikhina menganggap bahwa al Barzanji lebih ilmiah daripada yang lain .

Salah satu santri Al-Anwar Sarang Kabupaten Rembang, juga pernah mengungkapkan, biasanya KH Maimoen Zubair melakukan puasa setiap tanggal 10 Rajab.

Sumber: https://majelisalmunawwarah.blogspot.com/2017/04/keistimewaan-dibalik-tanggal-10-rajab.html
Selasa, 25 Februari 2020 0 komentar

Amaliyah Bulan Rajab

بسم الله الرّحمن الرّحيم







  1. Memperbanyak membaca do'a:
    اَللهم بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

  2. Mengangkat tangan dengan membaca istighfar setiap pagi dan sore 70x

    رَبِّ اغْفِرْلِي وَارْحَمْنِيْ وَتُبْ عَلَيَّ اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّبُ الرَّحِيْمُ

  3. Membaca Sayyidul Istighfar 3x Pagi dan Sore

       اَللهم أَنْتَ رَبِّي، لَااِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي، وَ أَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ، وَوَعْدِكَ مَااسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّ مَصَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْلِي، فَاِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الدُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ.

  4. Membaca
    1.  Pada tanggal 1-10 = 100x
      لَا إله إِلَا الله سُبْحَانَ اللهِ الْحَيِّ الْقَيُّوْم

    2. Pada tanggal 11-20 = 100x

      لَا إله إِلَا الله سُبْحَانَ اللهِ الأَحَدُ الصَّمَد

    3.  Pada tanggal 21-30 = 100x

      لَا إله إِلَا الله سُبْحَانَ اللهِ الرَّؤُوْف

  5. Pada Jumat terakhir bulan Rojab saat khotib di atas mimbar dan duduk menjelang khutbah ke dua hendaknya membaca 35x:
    اَحْمَدُ رَسُوْلُ اللهِ مُحَمَّدُ رَسُوْلُ الله
Jumat, 21 Februari 2020 0 komentar

Do'a Nabi Daud Alaihissalam

بسم الله الرّحمن الرّحيم

اللهُمَّ اِنِّى اَسْأَلُكَ اَرْبَعَةً وَاَعُوْذُ بِكَ مِنْ اَرْبَعَةٍ اَللهم اِنِّى اَسْأَلُكَ لِسَانًا ذَاكِرًا، وَقَلْبًا شَاكِرًا، وَبَدَنًا صَابِرًا وَزَوْجَةً تُعِيْنُنِىْ فِى دُنْيَا ىَ وَآخِرَتِى. وَ اَعُوْذُ بِكَ مِنْ وَلَدٍ يَكُوْنُ عَلَيَّ سَيِّدًا وَمِنْ اِمْرَأَةٍ تُشَيِّبُنِىْ قَبْلَ وَقْتِ الْمَشِيْبِ. وَمَنْ مَالٍ يَكُوْنُ وَبَالًا عَلَىَّ. وَمِنْ جَارٍ لَوْرَأَى مِنِّى حَسَنَةً كَتَمَهَا وَلَوْرَأَى مِنِّى سَيِّئَةً اَفْشَاهَا.

Allahumma Inni As-Aluka Arba'atan Wa A'uu-dzubika Min Arba'atin. Allahumma Inni As-Aluka Lisaanan Dzaakiran Wa Qalban Syaakiran Wa Badanan Shaabiran Wa Zaujatan Tu'inunii Fii Dunyaa-ya Wa Aa-khiratii. Wa A'uu-dzubika Min Waladin Yakuunu 'Alayya Sayyidan Wamin Imra'atin Tu-syayyibunii Qabla Waqtil Mu-syib. Wa mimi Maalin Yakuunu Wabaalan 'Alayya Wa Min Jaarin Laura-aa Minnii Hasanatan Katamahaa Wa Laura-aa Minnii Sayyi-atan Afsyaha.
Ya Allah saya mohon kepada-Mu empat, dan berlindung kepada-Mu dari empat. Saya mohon kepada-Mu lidah yang selalu berdzikir, dan hati yang selalu syukur, dan badan yang sabar, dan istri yang membantuku dalam urusan dunia dan akhirat. Dan saya berlindung kepada-Mu dari empat: Saya berlindung kepada-Mu dari anak yang menguasai aku, dan dari istri yang menyegerakan aku beruban sebelum waktunya, dan dari harta yang membahayakan kepadaku, dan dari tetangga, bila melihat kebaikanku ditutupi, dan bila melihat kebusukanku disiarkan.


Sumber: https://majelisalmunawwarah.blogspot.com/2015/02/doa-nabi-daud-as.html
0 komentar

27 Jumadil Akhir 1441 H (21 Februari 2020)

بسم الله الرّحمن الرّحيم

  1. Tidak dijadikan manusia itu melainkan untuk beribadah. Maka sembah sujudlah kamu kepada Tuhanmu sampai datang keyakinan padamu. (13:40 WIB)
  2. Sholat yang tidak mengerti dirinya dan Tuhannya, maka sembah sujudnya hanya seperti orang yang berolahraga. (13:41 WIB)
  3. Orang yang lalai dalam sholat itu bukanlah orang yang tidak sholat, melainkan dia melaksanakan sholat tetapi tidak menyempurnakan sholatnya dan tidak memiliki kekhusyukan didalamnya. (13:42 WIB)
  4. Sholat ini sampai mengenal Tuhannya sampai datang kepada Tuhannya, dan hukumnya adalah wajib untuk mengenal Allah SWT. (13:43 WIB)
  5. Barangsiapa yang tidak pernah jujur kepada Allah, dia pasti tidak akan pernah jujur kepada manusia lainnya. (13:44 WIB)
  6. Rasulullah SAW bersabda: "Apabila umatku sudah gentar untuk menegur orang yang berbuat dhalim, maka Allah SWT akan membiarkan mereka tersiksa dengan orang-orang dhalim tersebut". (13:47 WIB)
  7. Orang untuk amar ma'ruf ini harus memiliki modal, kekuatan untuk mendoktrin, dan memiliki contoh perilaku tutur kata yang baik. (13:49 WIB)
  8. Barangsiapa hendak berdakwah dijaman akhir ini seharusnya dia memiliki banyak harta, karena manusia jaman sekarang mereka datang kepada orang alim bukan karena ilmunya melainkan karena harta dan kedudukannya. (13:55 WIB)
  9. Tanamkanlah dihatimu wahai pendakwah, bagaimana mengajak orang masuk kedalam surga sedangkan dirinya sendiri belum tentu juga masuk surga. (13:56 WIB)
  10. Saling mengingatkanlah kamu diantara saudaramu apabila terjadi kelalaian, maka itulah orang-orang yang berserikat menuju kepada jalan Allah SWT. (13:58 WIB)
  11. Apabila hendak sholat, jadikanlah sholatmu itu seolah-olah sholatmu yang terakhir, yang tidak akan kamu ketahui akan menemui lagi atau tidak pada waktu berikutnya. (14:10 WIB)
  12. Sesungguhnya orang yang mukmin itu akan dimatikan dalam kerinduan dan kecintaan kepada Tuhannya. (14:12 WIB)
  13. Perbuatan yang paling utama adalah cinta karena Allah dan benci juga karena Allah. (14:29 WIB)
  14. Cintailah orang yang dicintai oleh Allah SWT, niscaya kamu juga akan dicintai oleh Allah SWT. Dan janganlah kamu bergaul dengan orang yang mendapatkan kemurkaan oleh Allah SWT. (14:31 WIB)
  15. Barangsiapa yang menyenangkan hati Gurunya niscaya dia akan menjadi orang yang mulia. (14:38 WIB)
  16. Orang yang berilmu itu tidak dilihat dari banyaknya ilmu, tetapi bagaimana dia memiliki akhlaq yang mulia. (14:39 WIB)
  17. Jauhilah olehmu pergunjingan, karena didalamnya terdapat 3 bencana, doanya tidak dikabulkan, kebaikannya tidak diterima, dan keburukannya bertambah. (14:42 WIB)
  18. Sesungguhnya buah amal yang kamu terima itu berdasarkan apa yang kamu tanam, apabila kamu menanamkan buah dunia maka tumbuh juga menjadi dunia, begitu juga menanam akhirat akan tumbuh amal sholeh. (14:50 WIB)
  19. Orang yang cerdas dia mengetahui amal apa yang ditanamnya sehingga buahnya juga bermanfaat, tetapi orang yang bodoh dia seperti orang yang menanam tetapi tidak tahu apa yang ditanam, tidak semua berbuah, dan belum tentu juga pohon itu berbuah. (14:53 WIB)
  20. Contohlah seperti buah kurma, ditanam dengan tempat yang kering dan sedikit air tetapi justru semakin manis, begitu juga kehidupan ini bersabarlah dengan segala kekeringan niscaya kamu akan merasakan manisnya kelak di akhirat. (14:55 WIB)
  21. Perbuatan riya' itu bagi pemula para penuntut ilmu, dan wajib dia memilikinya. Amal tanpa riya' tidak akan terwujud. (15:04 WIB)
  22. Sesungguhnya sifat riya' itu penting bagi orang yang pemula dalam beramal, kelak dia akan habis-habisan dalam amalnya, maka saat dia menyadari ada sifat riya' maka di kikislah sifatnya bukan amalnya. (15:05 WIB)
  23. Cara mengikis riya' adalah mengetahui bahwa amal ini agar dipandang oleh Allah SWT bukan dipandang oleh manusia. (15:06 WIB)
  24. Tidak ada artinya kecintaan manusia seluruh dunia tetapi Allah tidak mencintaimu, dan apalah arti kebencian manusia satu dunia tetapi Allah cinta kepadamu. (15:07 WIB)
  25. Sesungguhnya istiqomah itu lebih dari seribu kebaikan. (15:11 WIB)
  26. Datanglah menuntut ilmu dengan 3 niat, yaitu agar ditambahkan rasa takut pada dirinya karena semakin banyak ilmunya, dan sedekah dengan niat mendapatkan berkah di majelis ilmu dan mudah-mudahan tidak ditunjukkan dengan orang yang selalu membuka aib-aib Guruku sehingga menghapus amalku, berdoa agar tidak ditemukan orang yang suka gibah Gurunya. (15:19 WIB)
  27. Barangsiapa yang senang membuka aib seseorang niscaya dia akan dibuka juga aibnya dan keburukannya sebelum dia menemui kematian. (15:23 WIB)
  28. Barangsiapa yang bergaul tetapi ukurannya adalah dunia niscaya dia akan terhina, tetapi bergaullah dengan dasar akhlaq, yaitu saling mendoakan. Maka barangsiapa yang memiliki sahabat yang soleh niscaya dia akan mampu menjadi penyelamat. (15:30 WIB)
  29. Perbuatan amal ini ada dua yang terang-terangan atau secara sembunyi-sembunyi, tetapi lebih dicintai oleh Allah SWT yang sembunyi-sembunyi. Karena kebaikan yang dirahasiakan ini dapat memadamkan amarah Allah SWT. (15:38 WIB)
  30. Banyak-banyaklah berdoa, karena bisa jadi saat ini tidak dikabulkan, tetapi dikabulkan saat kamu sudah lupa, dan bisa juga kebaikan yang kamu terima saat ini berkat doamu yang dahulu. (15:49 WIB)
  31. Sesungguhnya harta yang paling berharga itu adalah keturunan yang sholeh dapat mengikuti Nabi Muhammad SAW. (15:52 WIB)
  32. Orang yang betul-betul mendapatkan kecintaan oleh Allah dan RasulNya yaitu mereka yang selalu berjuang dijalan Allah SWT. (16:03 WIB)
  33. Jagalah wudhumu jangan sampai batal, karena orang yang menjaga wudhu dia mengikuti jalan seperti halnya Bilal bin Rabbah. (16:04 WIB)
  34. Jagalah keluargamu dengan menjaga sholatnya, yaitu berusaha untuk selalu sholat berjamaah. (16:06 WIB)

0 komentar

Sholawat Hadzi Asyra

بسم الله الرّحمن الرّحيم




Ijazah dari Al-Habib Muhammad bin Hadi bin Hasan Assegaf
Sumber: https://majelisalmunawwarah.blogspot.com/2015/02/sholawat-hadzi-asyra.html
Selasa, 18 Februari 2020 0 komentar

Do'a Taubat

بسم الله الرّحمن الرّحيم





اللهم إِنِي أَسْأَلُكَ بِأَنِّي أَشْهَدُ أَنَكَ أَنْتَ اللهُ لَاإِلَهَ إِلَّا أَنْتَ الأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدُ، رَبِّ اغْفِرْلِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الْغَفُورُ، اَللهم إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيْرًا مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِي إِنَّكَ اَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. اَللهم اغْفِرْلِى خَطِيئَتِى وَجَهْلِى وَإِسْرَافِى فِى أَمْرِى وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّ اَللهم اغْفِرْلِى جِدِّ وَهَزْلِى وَخَطَئِى وَعَمْدِى وَكُلُّ ذَلِكَ عِنْدِى. رَبِّ اغْفِرْلِى وَلِوَ الِدَّيَّ وَالْمُسْلِمِيْنَ أَجْمَعِيْنَ، رَبِّ تَقَبَّلْ تَوْبَتِي وَاغْسِلْ حَوْبَتِي، وَأَجِبْ دَعْوَتِي وَاهْدِ قَلْبِي وَسَدِّدْ لِسَانِي وَثَبِّتْ حُجَّتِي وَاسْلُلْ سَخِيْمَةَ قَلْبِي.

Tuhanku, aku memohon (pertolongan) kepada-Mu. Aku bersaksi bahwa Engkau adalah Allah. Tiada Tuhan selain Engkau Yang Maha Esa, tempat bergantung yang tiada melahirkan dan tiada dilahirkan, serta tiada apapun yang menyamai-Nya.Ya Allah, ampunilah dosaku dan terimalah taubatku, karena sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang Maha Mengampuni dan Menerima taubat". Ya Allah sesungguhnya aku telah mendzolimi diriku sendiri dengan kedzoliman yang banyak. Dan tidak ada yang bisa mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu, dan berilah rahmat kepadaku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". Ya Allah, ampunilah kesalahanku, kejahilanku, sikakpku yang melampaui batas dalam urusanku dan segala hal yang Engkau lebih mengetahui hal itu dari diriku. Ya Allah, ampunilah aku, kesalahan yang kuperbuat secara sadar maupun tidak sadar, dan ampunilah pula kesalahanku saat aku tidak sengaja maupun sengaja, ampunilah segala kesalahan yang kulakukan. Ya Allah ampunilah dosa kedua orangtuaku dan segenap kaum muslimin, Ya Allah, terimalah taubatku, hilangkanlah kekhawatiranku, kabulkanlah doaku, kokohkanlah argumentasiku, pertajamlah pembicaraanku, berikanlah petunjuk pada hatiku, dan hilangkanlah perasaan dengki dalam dadaku.

Jumat, 14 Februari 2020 0 komentar

20 Jumadil Akhir 1441 H / 14 Februari 2020

بسم الله الرّحمن الرّحيم

  1. Diam itu adalah ibadah tanpa jerih payah, dan perhiasan tanpa emas dan permata, membuat pelakunya mendapatkan kewibawaan tanpa keuasaan, dan dia menjadi benteng tanpa pagar. Diam adalah kekayaan tanpa harta, sebuah kemuliaan tanpa merendahkan, dan dai memberikan istirahat malaikat pencatat (13:28 WIB)
  2. Hendaknya manusia itu berkata yang manfaat / mengandung hikmah, apabila tidak bisa maka hendaknya diam. (13:30 WIB)
  3. Manusia lebih baik diam, andaikan dia banyak bicara hendaknya banyak mengandung nasehat dan amal-amal sholeh. (13:31 WIB)
  4. Banyak bicara itu mengeraskan hati, dan banyak unsur kebohongan didalamnya. (13:32 WIB)
  5. Bicaralah sesuatu itu sesuai dengan apa yang telah dianjurkan oleh Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW. Karena sesuatu perbuatan tanpa dilandasi keduanya pasti akan mengandung dosa dan keburukan. (13:34 WIB)
  6. Sesungguhnya orang yang banyak bicara itu dekat dengan neraka, karena banyak penduduk neraka itu masuk disebabkan lisannya yang tidak terjaga. (13:35 WIB)
  7. Sesungguhnya seorang tamu yang masuk kedalam rumahmu itu oleh Allah akan dimasukkan juga seribu berkah, dan ketika dia pulang, maka seribu dosamu juga ikut keluar. Apabila tamunya adalah seorang yang dhalim maka dia akan membawa kedhalimanmu sehingga kamu di ampuni, tetapi apabila sesama mukmin maka akan ditambahkan keimanan keduanya. (13:47 WIB)
  8. Hendaknya sering-seringlah kamu menerima tamu, niscaya keberkahan dan ampunan akan selalu meliputimu, dan hendaknya menyediakan hidangan untuk tamunya, walaupun itu hanya segelas air. (13:52 WIB)
  9. Tidak disebut murid yang tidak mengikuti wirid-wirid dari Gurunya. Dan mengikuti amalan apa yang telah diajarkan. (13:56 WIB)
  10. Belajarlah kamu atas apa yang tidak kamu ketahui, dan janganlah kamu merasa memahami sesuatu padahal kamu tidak memahaminya. (13:59 WIB)
  11. Banyak manusia yang gugur amalnya karena hal yang sepele, bisa jadi amal yang banyak gugur hanya perkara wudhunya yang tidak sempurna. (14:02 WIB)
  12. Syukur itu merupakan derajat yang mulia dan pangkat yang tinggi. (14:01 WIB)
  13. Barangsiapa yang banyak berlama-lama dalam urusan dunia, niscaya dia kelak akan berlama-lama berada dalam kesakitan. (14:04 WIB)
  14. Orang yang kurang bersyukur itu matinya pasti akan buruk / su'ul khotimah, karena Tuhannya dia adalah hawa nafsu. (14:06 WIB)
  15. Tidak disebut orang yang ahli dunia, orang yang sibuk dengan dunia tetapi tahu caranya menyeimbangkan akhiratnya. (14:06 WIB)
  16. Barangsiapa yang mencari dunia tetapi tidak mau mengimbanginya dengan akhirat, seperti halnya memotong hartanya untuk akhiratnya. (14:07 WIB)
  17. Sesungguhnya Allah menganjurkan manusia untuk mengeluarkan harta yang dimilikinya sebagai penebus waktu yang banyak digunakan mencari dunia. Dan barangsiapa yang tidak mau mengeluarkan hartanya, tentu kelak yang akan dikeluarkan akan lebih besar dan dalam kesakitan. (14:09 WIB)
  18. Sungguh orang yang beruntung selalu membersihkan dirinya dengan banyak berdzikir kepada Allah SWT sebagai bagian dari mencuci batinnya, dan mengeluarkan zakat sebagai pembersih dari harta yang dimilikinya. (14:11 WIB)
  19. Sesungguhnya manusia itu pada umumnya apabila ditambahkan hartanya bukan malah banyak mengeluarkan justru dia akan semakin pelit dalam memberi. Itulah tanda-tanda dia telah masuk dalam tipuan iblis. (14:12 WIB)
  20. Semakin banyak orang yang meminta kepadamu, maka akan semakin banyak Allah SWT akan memberimu. (14:13 WIB)
  21. Janganlah kamu menunda kebaikan, karena sama saja kamu memundurkan segala urusanmu dengan Tuhanmu, dan termasuk orang yang khianat dengan Allah. Maka akan dihamburkan segala urusannya. (14:14 WIB)
  22. Orang yang pemurah itu diberikan dua kekayaan, yaitu kayanya hati dan kayanya harta. Dan orang yang bakhil juga siksanya dua, siksa hati dan siksa dunianya. (14:15 WIB)
  23. Mudahkanlah segala urusan orang lain, niscaya kamu akan dimudahkan juga urusanmu oleh Allah SWT. (14:16 WIB)
  24. Orang yang selalu menginginkan harta dan dunia itu pasti rendah, karena harta dan dunia itu Allah jadikan rendah dan hina, maka kamu akan menjadi apa yang kamu tuju. (14:23 WIB)
  25. Barangsiapa yang cita-citanya adalah dunia maka akan diakhirkan bangkrut, dan barangsiapa yang dunia ini menjadi sarana maka akan selamat. (14:26 WIB)
  26. Tuntutlah ilmu agar saat kamu memiliki harta ilmu yang akan menjaganya, tetapi apabila kamu mencari harta tanpa memiliki ilmu maka kamu akan yang menjaga hartamu, niscaya kamu akan lelah dan diterkam oleh dunia itu sendiri. (14:27 WIB)
  27. Sesungguhnya orang yang cinta dunia itu ibarat dia sedang menuju kawanan singa, terbuang waktunya dalam perjalanan, masa tuanya dia bersembunyi dari kawanan singa diatas pohon yang ada ditepi jurang yang sedang digerogoti tinggal menunggu lapuk dan jatuh menuju kematian. (14:32 WIB)
  28. Urusilah duniamu dengan syariat muamalah, dan kejarlah urusan akhiratmu dengan hakikat menyembah kepada Tuhanmu, niscaya dunia dan akhiratmu tidak akan terganggu satu sama lain. (14:34 WIB)
  29. Perbaikilah urusan akhiratmu niscaya Allah akan memperbaiki urusan duniamu, tetapi apabila manusia sibuk memperbaiki urusan dunianya, maka urusan dunia tidak akan selesai urusan dengan Tuhannya terlupakan, rugilah keduanya. (14:35 WIB)
  30. Mengamalkan apa saja tanpa memiliki ilmu itu pasti akan tersesat, dan ilmu itu adalah pedoman, tetapi manusia tidak menggunakannya, malas mencarinya, tidak mau bersusah payah dalam menempuhnya. (14:39 WIB)
  31. Sesungguhnya untuk meraih cita-cita itu harus dengan sabar, karena menempuhnya tidak mudah dan membutuhkan waktu yang sangat panjang. (14:40 WIB)
  32. Ada 3 pangkal dosa;
    1. kesombongan yang bermula dari kesombongan iblis manakala diperintahkan oleh Allah SWT untuk sujud kepada Nabi Adam as. sehingga jadilah dia terkutuk.
    2. kerakusan yang bermula dari Nabi Adam as. manakala diperbolehkan baginya untuk menikmati segala buah yang ada di surga kecuali buah kuldi, tapi karena rakus iapun melanggarnya dan dikeluarkan dari surga. 
    3. kedengkian yang dimulai dari qobil kepada habil, sehingga ia rela membunuh saudaranya sendiri. (14:43 WIB)
  33. Kerakusan anak Adam era sekarang adalah bagaimana dia terjerumus dalam urusan riba, dengan banyak alasan. Sesungguhnya dia termasuk orang yang tidak bersyukur dan bersabar maka terjerumus dalam kesesatan. (14:44 WIB)
  34. Nasib yang buruk itu dirubah dengan akal, takdir yang buruk dirubah dengan doa. Maka rubahlah nasibmu dengan akalmu, rubahlah takdirmu dengan doa. (14:56 WIB)
  35. Orang yang tidak sungguh-sungguh dalam merubah nasib dan takdirnya dan mengatakan pasrah, sesungguhnya dia termasuk orang yang putus asa, orang yang putus asa itu dibenci oleh Allah SWT. Dan tidaklah disebut pasrah tanpa melakukan ikhtiar. (14:58 WIB)
  36. Sesungguhnya orang yang selalu menggantungkan kepada orang lain, dia termasuk orang yang mati akalnya. (14:59 WIB)
  37. Manusia itu ada 3 macam, yaitu kurang akal, setengah akal, dan berakal. Orang yang kurang akal itu selalu memburu urusan duniawi, sedangkan orang yang setengah akal adalah orang yang bekerja untuk membeli akhiratnya, dan orang yang berakal adalah yang mempersiapkan akhiratnya sebagai bekal kelak di akhirat. (15:01 WIB)
  38. Barangsiapa selama dalam urusannya karena Allah SWT dan Rasulullah maka janganlah takut akan perihal urusan rejeki. (15:01 WIB)
  39. Ilmu yang tidak disampaikan dan tidak menjadi manfaat adalah bentuk hukuman dari Allah SWT bagi penuntut ilmu yang gagal. (15:02 WIB)
  40. Orang celaka adalah orang yang merasa puas dan cukup dengan amalnya. (15:21 WIB)
  41. Jagalah urusan makananmu, ketahuilah asal-usulnya walaupun sifatnya halal, tetapi apabila didapatkan dari cara yang haram maka akan menjadi haram. Dan akan tertolak doanya selama 40 hari. (15:28 WIB)
  42. Disebut orang yang keramat adalah orang yang doanya mudah terkabul, dan terkabulnya doa itu disebabkan oleh makanan-makanan yang halal. (15:50 WIB)
  43. Sesungguhnya bentuk sedekah itu tidaklah selalu dalam bentuk uang, tetapi saling mendoakan juga termasuk sedekah. Maka apabila kamu tidak memiliki harta dan hendak sedekah maka bacalah tasbih yang keutamaannya melebihi dari 2 gunung emas. (15:55 WIB)
  44. Kedudukan orang yang sedekah itu lebih tinggi dari orang yang berdoa. Karena sedeka itu sifat Allah, dan doa adalah sifat hamba. (15:59 WIB)
  45. Sesungguhnya orang yang bertakwa adalah orang yang mampu mendekat kepada Waliyullah. (16:06 WIB)
0 komentar

Manaqib KH. Abdul Qodir bin Muhammad Hasan Al-Banjari / Guru Tuha

بسم الله الرّحمن الرّحيم


KH Abdul Qodir bin Muhammad Hasan Al-Banjari / Guru Tuha

KH. ABDUL QODIR BIN MUHAMMAD HASAN AL-BANJARI / GURU TUHA". (Beliau lahir di Tunggul Irang Martapura pada Tahun1891, dan beliau wafat pada hari Sabtu 19 Juni 1978) beliau adalah pimpinan Pondok Pesantren Darussalam Martapura periode keempat (Tahun 1940 s/d 1959)

Beliau dikenal sebagai sesepuh di Pondok Pesantren Darussalam dan seringkali dipanggil dengan sebutan Guru Tuha. Beliau adalah orang yang menjadi tangan kanan waktu itu oleh KH. Muhammad Kasyful Anwar saat menjabat sebagai pimpinan Pondok Pesantren Darussalam tahun 1922 s/d 1940 dan kemudian menggantikan sebagai pimpinan setelah KH. Muhammad Kasyful Anwar wafat dari tahun 1940 s/d 1959.

PENDIDIKAN BELIAU
Beliau mengaji di Martapura diantaranya adalah dengan KH. Abdur Rahman (Guru Adu) Tunggul Irang, dan KH. Muhammad Kasyful Anwar. Beliau juga mengaji keluar daerah, seperti di Pulau Madura dengan KH.Kholil Bangkalan, dan di Pulau Jawa dengan KH. Hasyim Asy'ari Tebuireng Jombang, dan sempat pula belajar di kota Makkah Al Mukarromah.

SEBAGIAN DARI RIWAYAT HIDUP BELIAU
KH. Abdul Qodir Hasan termasuk murid yang paling disayangi oleh KH. Hasyim Asy'ari dan dipercaya untuk mendirikan cabang NU pertama di luar Pulau Jawa yakni di Kota Martapura, setelah mengikuti Muktamar Nahdlatul Ulama pertama tanggal 21 Oktober di Surabaya. Dari kota Martapura inilah beliau mendirikan dan melantik cabang-cabang organisasi NU di beberapa wilayah di Pulau Kalimantan sebagai rais syuriah pada masa itu.
Di masa kepemimpinannya sebagai pimpinan pondok dan rais NU, beliau melaksanakan pertemuan rutin setiap bulan di aula Pondok Pesantren Darussalam yang dihadiri oleh seluruh tuan-tuan guru yang ada di kota Martapura dan sekitarnya untuk membahas persoalan agama yang timbul di masyarakat (Bahtsul Masa'il) dan ditutup dengan tahlilan, acara ini disebut dengan istilah Lailatul ijtima.
Hasil forum bahtsul masail ini kemudian disebarkan kepada masyarakat sebagai solusi terhadap berbagai persoalan keagamaan dan sosial yang terjadi di masyarakat.

MENYEBAR LUASNYA PONDOK PESANTREN DARUSSALAM DI LUAR KALIMANTAN
Sejak pimpinan KH.Muhammad Kasyful Anwar sampai pimpinan KH. Abdul Qodir Hasan, banyak guru pengajar di Darussalam yang ditugaskan untuk berdakwah dan mengajar agama Islam keluar daerah seperti Sampit, Pontianak, kotawaringin, Kotabaru, Purukcahu dan daerah di luar Kalimantan Selatan lainnya. Para guru yang dikirim tersebut bermukim di tempat-tempat tersebut dan lalu mendirikan madrasah/pesantren-pesantren yang berafiliasi dengan Pondok Pesantren Darussalam Martapura.

MASA PENJAJAHAN
Pada masa pendudukan Jepang Pondok Pesantren Darussalam dipaksa untuk menjadi asrama tentara Jepang, namun oleh Dia proses belajar mengajar masih tetap terus dijalankan dengan disebarkan di rumah-rumah guru pengajar dan terus istiqomah kegiatan sekolah dijalankan seperti itu hingga Jepang keluar dari Martapura tahun 1945.

MASA REVOLUSI KEMERDEKAAN
Pada masa revolusi kemerdekaan Dia bertindak sebagai sesepuh gerakan gerilya di Kalimantan, memberikan semangat dan kekuatan moril bagi para pejuang gerilya yang berusaha mengusir tentara Belanda yang kembali hendak menjajah tanah air. Pada tahun selanjutnya, awal kemerdekaan RI dia turut aktif memulihkan keamanan bersama-sama dengan almarhum KH.Zainal Ilmi Dalam Pagar Martapura.

WAFAT
KH.Abdul Qodir Hasan wafat pada hari Sabtu, tanggal 11 Rajab 1398 H / 17 Juni 1978 M. Tempat pemakaman dia di Kubah KH. Abdul Qodir Hasan di Jalan K.H.M. Kasyful Anwar Pasayangan Martapura.

Sumber: https://majelisalmunawwarah.blogspot.com/2017/02/manaqib-kh-abdul-qodir-bin-muhammad.html
Jumat, 07 Februari 2020 0 komentar

13 Jumadil Akhir 1441 H (7 Februari 2020)

بسم الله الرّحمن الرّحيم


  1. Yang paling ringan adalah ucapan dzikir, mudah diucapkan tetapi memiliki kandungan yang besar, dan dapat mengantarkannya masuk kedalam surga. (13:30 WIB)
  2. Orang yang selalu nyaman adalah orang yang selalu berbuat baik, sehingga orang melihatmu senang dan nyaman. (13:32 WIB)
  3. Orang yang memiliki akhlaq adalah orang yang dapat membuat setiap orang senang apabila berada didekatnya. (13:32 WIB)
  4. Barangsiapa memperbaiki yang tersembunyi maka Allah SWT akan memperbaiki sesuatu yang terlihat. (13:34 WIB)
  5. Sesungguhnya niat yang kecil akan mampu menjadikan pahala amal yang besar, tetapi pahala amal yang besar itu akan menjadi nol apabila tidak memiliki niat. (13:35 WIB)
  6. Musuhmu adalah hawa nafsumu, dan orang yang cerdas dia akan berusaha mencari cara bagaimana menundukkan dan mengalahkannya. (13:36 WIB)
  7. Sesungguhnya dalam beribadah itu hendaknya terbebas dari sifat paksaan, karena sesuatu yang terpaksa atau dipaksa itu mengandung sifta dhalim. (13:42 WIB)
  8. Sesuatu hal yang berusaha untuk menyaingi sesuatu dari Gurunya niscaya dia termasuk murid yang tidak memiliki akhlaq terhadap Gurunya. (13:52 WIB)
  9. Orang yang menuntut ilmu hendaknya dia semakin pandai mencari kesalahan dan kelemahan dirinya, bukan justru mencari kepandaian, kemuliaan dan ketenaran. (13:55 WIB)
  10. Sesungguhnya sebuah perjalanan tanpa di iringi oleh Allah SWT adalah siksaan dan sebuah kerugian. (13:59 WIB)
  11. Tidak ada siksa yang lebih pedih didunia ini daripada siksa meninggalkan Allah SWT. (14:00 WIB)
  12. Ketahuilah musuh terbesar yang tidak kamu ketahui adalah setan yang masuk kedalam sel darahmu, sehingga manusia itu setiap detik hatinya berubah-ubah. (14:02 WIB)
  13. Orang yang cinta dunia itu pasti membenci akan perihal kuburan, begitu juga sebaliknya orang yang cinta akhirat dia akan merindukan kematian dan berjumpa dengan Tuhannya. (14:05 WIB)
  14. Langkahmu itu akan memutuskan dirimu baik atau buruknya, maka orang yang bodoh dia akan melangkah kepada keburukan, disebabkan dia tidak pernah menghitung langkahnya apakah cenderung untung atau rugi. (14:08 WIB)
  15. Allah ciptakan manusia baik dan buruk, begitu juga langkah kaki dibuat kanan dan kiri, menandakan pergerakan langkah manusia itu setelah buruk ditunggu kebaikan, setelah baik ditunggu keburukan, begitu seterusnya, yang menjadi perhatian adalah apakah langkah terakhirmu pada kebaikan atau keburukan. (14:10 WIB)
  16. Janganlah kamu risau akan kematianmu apakah banyak yang menangisi kepergianmu atau tidak, tetapi tangisilah dirimu sendiri apabila kematianmu tidak membawa bekal apa-apa. (14:11 WIB)
  17. Manusia itu terkadang hanya berpikir yang disebut musibah adalah bencana alam saja padahal hati yang lalai tidak mengingat Allah SWT adalah musibah yang paling besar bagi dirinya. (14:16 WIB)
  18. Carilah nikmat akhirat karena niscaya akan kekal, janganlah kamu mencari nikmat dunia karena pasti akan berkurang dan membuatmu takut akan kehilangannya. (14:19 WIB)
  19. Janganlah kamu memaksakan orang lain menjadi baik dengan kemauanmu, tapi jadikan dirimu sendiri untuk menjadi lebih baik. (14:27 WIB)
  20. Berilmulah sehingga kamu ditemani oleh ilmu dan menguasai harta, tetapi jika kamu berharta tanpa ilmu, mustahil kamu ditemani harta justru dia akan menguasaimu. (14:35 WIB)
  21. Orang yang terjebak dalam pujian itu adalah orang yang dalam kebinasaan. (14:42 WIB)
  22. Hati orang tua akan tetap muda karena mencintai 2 hal yaitu kehidupan yang panjang dan cinta kepada harta. (14:55 WIB)
  23. Ikhlas itu sesudah kamu bertawakkal kepada Allah, tawakkal itu sesudah kamu sabar, dan mustahil seorang dapat ikhlas ditempuh dengan waktu yang singkat melainkan juga harus ditempuh dengan banyaknya ujian. (15:10 WIB)
  24. Orang yang gelisah perkara dunia adalah orang yang munafik, sedangkan orang yang beriman dia selalu gelisah perkara dosa-dosanya. (15:18 WIB)
  25. Berhati-hatilah kamu sekalian terhadap penyakit jenjang sosial, karena penyakit gengsi itu sudah banyak menjerumuskan orang baik, yang dihatinya merasa lebih baik dari orang lain. (15:31 WIB)
  26. Barangsiapa yang tawadhu' niscaya dia akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT. (15:35 WIB)
  27. Barangsiapa dihatinya ada sebiji sawi saja ada rasa sombong maka Allah akan haramkan kamu masuk neraka, tetapi jika sebiji sawi saja ada rasa takutmu kepada Allah maka akan diharamkan neraka bagimu. (15:36 WIB)
  28. Tidak disebut Ulama yang tidak mau duduk dan memberi makan orang fakir miskin, jauhilah ulama seperti itu karena tanda bahwa hatinya telah mati, walaupun ilmunya segudang. (15:39 WIB)
Kamis, 06 Februari 2020 0 komentar

Do'a Berlindung Dari Fitnah Harta

بسم الله الرّحمن الرّحيم



اَللهم إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ النَّارِ وَعَذَابِ النَّارِ وَمِنْ شَرِّ الْغِنَى وَالْفَقْرِ

ALLAAHUMMA INNII A'UUDZU BIKA MIN FITNATIN NAAR WA 'ADZAABIN NAAR WA MIN SYARRIL GHINAA WAL FAQR

Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari fitnah neraka dan adzab neraka, serta dari keburukan kekayaan dan kefakiran.
0 komentar

Do'a Untuk Mukmin Yang Pernah Kita Hina

بسم الله الرّحمن الرّحيم


اَللهم فَأَيُّمَا مُؤْمِنٍ سَبَبْتُهُ فَاجْعَلْ ذَلِكَ لَهُ قُرْبَةً إِلَيْكَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
ALLAAHUMMA FA-AYYUMAA MU'MININ SABABTUHU FAJ'AL DZAALIKA LAHU QURBATAN ILAIKA YAUMAL QIYAAMAH


Ya Allah, siapa saja di antara orang mukmin yang kuhina, jadikanlah hal itu sebagai sarana yang mendekatkan dirinya kepadaMu di hari kiamat.


 
;