Jumat, 15 Oktober 2021

15 Oktober 2021

بسم الله الرّحمن الرّحيم

Bab Tadbir (Risalah Al-Amin - Syeikh Abu Hasan Asy-Syadzili)

Amal itu seperti halnya kedudukan seorang anak, sedangkan Ilmu itu kedudukannya seperti halnya seorang Ayah, sebanyak apapun amal tetaplah dia dibawa ilmu.

Ketaqwaan itu bukanlah di penampilan, melainkan ketaqwaan itu berada di hati. Kondisi ini seperti halnya juga Syeikh Abdul Qadir Jailani adalah Rajanya para Wali, namun bukan berarti Syeikh Abu Hasan Syadzili ini tidak memiliki kedudukan. 

Perbedaan orang yang berilmu dan tidak itu jaraknya seperti halnya 700 derajat, dan satu derajatnya ditempuh perjalanan 500 tahun dengan kuda yang ramping.

Ilmu itu bukanlah pengajian seperti halnya membaca ratib, manaqib, istighotsah namun perihal itu adalah bentuk amal, maka ilmu itu lebih kepada pembahasan sumbernya bagaimana, maka janganlah kamu mengikuti pengajian yang tidak diawasi dengan seorang mursyid.

Hakikat ilmu itu adalah hidup, sedangkan amal itu harus dibangunkan, maka orang yang berilmu itu tidak akan mengenal namanya istirahat, sedangkan orang yang beramal itu saat dia puas dengan amalnya sudah banyak melakukan kebaikan dia beristirahat. Orang yang banyak istirahat di dunia ini niscaya kelak di akhirat dia tidak akan beristirahat, dan barang siapa yang tidak pernah istirahat di dunia ini niscaya di akhirat dia akan beristirahat.

Cahaya itu adalah pantulan dari ilmu, bukan dari amal, maka banyak orang yang beramal siang dan malam namun tidak ibadahnya tidak memiliki cahaya.

Shiddiq itu jujur benar dan tidak akan dimiliki oleh orang belum takut kepada Allah SWT. Maka orang yang shiddiq ini adalah orang yang dikehendaki oleh Allah SWT. Sesuatu yang tidak ada orang shiddiq atau Wali pasti akan terjerumus pada perihal yang menjadi kehendak dirinya bukan kehendak Allah SWT.

Maka ikutilah orang yang shiddiq, karena mereka sungguh-sungguh dalam berjalan di jalan Allah SWT. Mereka adalah orang yang memiliki komitmen, tanggung jawab dalam menuju dan menempuh jalan Allah SWT.

Jagalah 4 perkara, dimana 3 untukmu dan 1 untuk temanmu yang miskin: Janganlah kamu memilih satu urusanmu, putuskanlah untuk tidak memilih, dan larilah dari pilihan tersebut, dari larimu itu sendiri dan dari segala sesuatu selain Allah SWT. 
Qs. Al-Qashas: 69

Terdapat dua hal yang memutuskan jiwa sahabatmu yang miskin secara rohani dari terhubung ke Allah: 
1. Terjerumusnya dia ke dalam amal dunia dengan tadbirnya (pengaturannya sendiri)
2. Amalan akhiratnya ia lakukan dengan keraguan

Allah menghukum jiwa yang miskin secara rohani dengan hijab.....


0 komentar:

Posting Komentar

 
;