Minggu, 28 Oktober 2018 0 komentar

16 Shafar 1440 (26 Oktober 2018)

بسم الله الرّحمن الرّحيم

  1. Barangsiapa mengharapkan pertolongan Allah SWT bacalah La Ilahailallah Al-Malikul Haqqul Mubbin sebanyak 100x setelah sholat dhuhur, niscaya Allah SWT akan memberikan pertolongannya. (14:00 WIB)
  2. Bentuk doa itu bukanlah sekedar dibaca saja tetapi lebih kepada benar-benar mengharapkan pertolongan dari Allah SWT. (14:01 WIB)
  3. Tempatkanlah amal itu pada tempatnya niscaya apa yang menjadi hajatmu akan kamu dapatkan, maka dari itulah menuntut ilmu agar manusia itu dapat menempatkan amalnya. (14:02 WIB)
  4. Tinggalkan sesuatu yang tidak manfaat kecuali kamu bermanfaat dan sedikitkan bicaramu lalu perbanyaklah berdzikir kepada Allah SWT niscaya Tuhanmu tidak akan meninggalkanmu. (14:04 WIB)
  5. Barangsiapa membaca Surat Al-Ikhlas 3x saat hendak keluar rumah dan masuk rumah, malaikat akan menjagamu selama pergi dan mengantarmu pulang, begitu masuk rumah mendapatkan ampunan dari Allah SWT. (14:05 WIB)
  6. Sesungguhnya rusaknya dunia ini disebabkan tangan-tangan manusia yang tidak amanah lagi terhadap Tuhannya. (14:09 WIB)
  7. Perhatikanlah sesuatu yang kecil menurut pandanganmu bisa jadi itu besar menurut pandangan Allah SWT, maka itulah bentuk ketelitian terhadap ilmu Allah SWT. (14:10 WIB)
  8. Manusia yang tidak pernah muhasabah dan mencari kelemahan dirinya niscaya dia akan terus sibuk dengan kelebihannya, dan apabila manusia tidak meletakkan sisi lemah dihadapan Allah SWT niscaya akan jauh dari pertolongan Allah SWT. (14:16 WIB)
  9. Apabila Allah sudah mencabut nikmat dari diri seorang niscaya manusia itu tidak akan merasakan puas dan nikmat dalam hal apapun sehingga dia terus mencari kenikmatan yang ada di dunia ini. (14:17 WIB)
  10. Apabila manusia itu sudah diberikan kenikmatan oleh Allah SWT niscaya apapun yang terjadi terhadap dirinya pasti dia akan merasakan nikmat. Dan nikmat itu diberikan oleh Allah SWT kepada orang yang ridha. (14:18 WIB)
  11. Rugilah manusia yang menghadap gurunya untuk urusan dunia, karena apabila manusia menghadap untuk mencari ridhanya Allah SWT niscaya segala bentuk permasalahan dunianya akan selesai. (14:22 WIB)
  12. Apabila sudah yakin terhadap Allah SWT janganlah memasukkan selainNya maka itulah yang disebut Tauhid. (14:15 WIB)
  13. Tidak ada yang mustahil bagi Allah SWT, karena Allah SWT itu menghendaki atas apa yang dikehendaki dan berkuasa atas segala sesuatu. (14:27 WIB)
  14. Apabila manusia menggantungkan dirinya pada hawa nafsu tentulah dia akan banyak angan-angan, sehingga amal ibadahnya mengharapkan selain Allah SWT. (14:39 WIB)
  15. Setiap manusia itu mengurus dunia sudah pasti akan terjatuh kepada kesalahan. (14:43 WIB)
  16. Apabila kamu tidak bisa bersama Allah SWT maka bertemanlah dengan orang yang dekat kepada Allah SWT. (14:50 WIB)
  17. Manusia apabila berilmu pastilah memiliki sifat Allah SWT. Dia tidak mementingkan kepentingan dan urusannya. (14:54 WIB)
  18. Bentuk orang yang bersama Allah SWT pastilah lebih mengutamakan manfaat untuk orang banyak. (14:57 WIB)
  19. Puncaknya manusia menuntut ilmu adalah Hikmah, sehingga apabila manusia bisa mengambil sebuah hikmah maka akan bertambahlah kebaikannya. (14:59 WIB)
  20. Bersihkanlah hatimu dari segala keinginan yang dibenci oleh Allah SWT. (15:03 WIB)
  21. Apabila ada Waliyullah yang memiliki kekayaan sesungguhnya bukanlah Wali tersebut ingin kaya tetapi Allah SWT yang menjadikan kaya. (15:04 WIB)
  22. Hancurkanlah badanmu sehingga hatimu memiliki kekuatan, maka hancurkanlah hatimu sehingga kamu bersama Allah SWT. (15:08 WIB)
  23. Sesungguhnya ibadah itu bukanlah untuk mencari karomah, melainkan ibadah itu untuk mendekat kepada Allah SWT. (15:17 WIB)
  24. Bukanlah banyaknya ilmu yang kau dapat, dan tingginya ilmu yang kau miliki tetapi seberapa manfaat ilmu yang kau miliki adalah keutamaan. (15:19 WIB)
  25. Bebaskanlah hatimu menghadapi manusia, dimuliakan atau tidak karena kemuliaan itu letaknya pada ketakwaan. (15:31 WIB)
  26. Seorang murid adalah orang yang menyadarkan diri dalam menempuh jalan Allah SWT untuk mendapatkan keterbukaan rahasia. (15:43 WIB)
  27. Barangsiapa memperbaiki ilmu dhahirnya maka akan membantu batinnya, dan barangsiapa yang memperbaiki tauhidnya akan membantu dhahirnya. (15:44 WIB)
  28. Hakikat tidak akan dibangun dengan syariat yang lemah, maka syariat yang kuat akan meninggikan ilmu hakikatnya. (15:46 WIB)
  29. Semua perbuatan orang yang arif adalah bentuk sifat Allah SWT. (15:56 WIB)
  30. Apabila manusia memperbaiki dhahir maka niscaya kamu akan berharap kepada Allah SWT. Apabila memperbaiki batin niscaya akan merasa takut kepada Allah SWT, maka perbaikilah dhahir dan batinmu. (16:08 WIB)
  31. Janganlah ragu terhadap janji Allah SWT meski belum terlaksana saat tiba waktunya, jagalah hatimu agar tidak memadamkan cahaya di hatimu, karena doa ini semua dikabulkan tetapi terbagi 3 macam, ada yang langsung diberikan, ada yang ditunda, ada yang disimpan kelak diberikan di akhirat. (16:14 WIB)
  32. Perbanyaklah berdoa kepada Allah SWT niscaya doa yang pantas akan diberikan di dunia, sedangkan yang tidak pantas Allah SWT simpan sebagai pahala kelak diberikan di akhirat. (16:15 WIB)
  33. Manusia yang tidak mengetahui bahwa doa yang tidak diberikan di dunia selalu berburuk sangka kepada Allah SWT, sehingga dia berputus asa, padahal kelak dia akan mendapatkannya di akhirat. (16:16 WIB)
  34. Amal ibadah laksana kerangka tubuh, sedangkan ruhnya adalah ikhlas. (16:18 WIB)
  35. Setelah manusia berdzikir baik tidur, berdiri, dan berjalan maka niscaya setelah dzikir itu penuh manusia akan dapat bertafakkur kepada Allah SWT. (16:30 WIB)
Minggu, 21 Oktober 2018 0 komentar

9 Safar 1440 H (19 Oktober 2018)

بسم الله الرّحمن الرّحيم

  1. Beristighfar itu tidaklah menunggu musibah, hendaknya mereka memohon ampun sebelum Allah SWT jatuhkan bencana kepadanya. (13:44 WIB)
  2. Sesungguhnya istighfar itu dapat menahan hukuman Allah SWT, maka barangsiapa yang banyak beristighfar kepada Allah SWT niscaya dia akan dijauhkan dari hukuman dan musibah. (13:46 WIB)
  3. Manusia yang sakit diberi kenikmatan makanan dia tidak akan merasakan kelezatannya, seperti halnya manusia yang beribadah apabila masih memiliki penyakit maka dia tidak akan merasakan kelezatan dalam ibadahnya. (13:47 WIB)
  4. Musibah yang datang kepada manusia bisa jadi sebuah hukuman dan peringatan bagi yang banyak dosa, dan sebuah ujian bagi yang dekat kepada Allah SWT. (13:47 WIB)
  5. Bentuk musibah itu adalah penghapusan dosa bagi seorang hamba, sedangkan bagi mereka yang taat dan beriman merupakan bentuk ujian untuk diberikan kemuliaan apabila bersabar. (13:48 WIB)
  6. Sesungguhnya orang yang beriman itu diberikan sesuatu yang halal itu takut, karena mengetahui akan hisab dan perhitungannya. (13:49 WIB)
  7. Apabila seorang manusia itu sudah dihinakan oleh Allah SWT niscaya semua manusia akan menghinakannya, maka kemuliaan itu terletak kepada ketakwaan kepada Allah SWT. (13:50 WIB)
  8. Ujian kekurangan dan kesempitan dalam ekonomi itu adalah bentuk ujian yang paling ringan dari Allah SWT, karena ujian yang paling besar adalah saat dibukakan kemudahan, kelonggaran dan kelebihan dalam harta. (13:51 WIB)
  9. Manusia yang diberikan kelonggaran dalam rezekinya lalu disempitkan kembali disebabkan dia lupa kepada Allah SWT. (13:52 WIB)
  10. Dua orang mukmin dan kafir berangkat mencari rezeki mengail ikan, setiap jala diangkut orang kafir dan menyebut nama berhalanya lalu dapat ikan banyak, sedang orang mukmin menyebut Asma Allah SWT pada saat jala diangkat hampa, sampai menjelang waktu maghrib baru terasa akan memperoleh ikan tetapi setelah diangkat ternyata kosong dan ia pulang dengan tangan kosong. Lalu orang kafir pulang dengan penuh ikan. Malaikat penjaga orang mukmin menyesal dan ketika naik langit diperlihatkan kepadanya tempat orang mukmin di surga berkata,  "Demi Allah SWT tidak seberapa penderitaannya di Dunia jika persediaan tempatnya semacam ini" dan ketika diperlihatkan kepadanya tempat orang kafir di neraka, ia berkata "Demi Allah SWT harta di Dunia yang diperolehnya tiada artinya jika kelak dikembalikan ditempat semacam ini." (14:02 WIB)
  11. Allah SWT menciptakan Nabi dan Rasul itu sebagai ibrah kepada umat manusia agar dapat mengambil pelajaran didalamnya. (14:04 WIB)
  12. Ilmu itu meletakkan amal sesuai dengan tempatnya, bukanlah ilmu itu bentuk kesaktian, dan orang bodoh itu adalah orang yang paling dibenci. (14:07 WIB)
  13. Ilmu itu berpegang kepada syariat Nabi Muhammad SAW, apabila tidak memiliki syariat maka tidak bisa disebut orang yang memiliki ilmu. (14:12 WIB)
  14. Bentuk pengurangan kenikmatan atau rezeki oleh Allah SWT kepada hambanya, disebabkan Allah SWT hendak menggantikan sesuatu yang lebih baik kepada dirinya. (14:19 WIB)
  15. Manusia yang berharap mendapatkan sesuatu kemuliaan dari Allah SWT lepaskanlah sesuatu yang dapat menjadi penghalang dirimu dengan Allah SWT. (14:20 WIB)
  16. Doa yang diterima itu tidak perkara dia dalam kondisi kaya atau miskin, tetapi doa itu dapat diterima apabila dia selalu memakan makan yang halal. (14:40 WIB)
  17. Sesungguhnya apa yang kamu lakukan itu akan kembali kepada dirimu, apabila kamu terhina sesungguhya bukanlah Allah SWT yang menghinakanmu melainkan kamu sendiri yang menghinakan dirimu. (14:47 WIB)
  18. Apabila doamu tidak terkabul dan jauh dari orang alim ulama, maka periksalah makananmu. Apabila makananmu tidak halal,  maka akan menjadi hijab bagi dirimu sendiri. Sekalipun mendapatkan ilmu tetapi tidak menjadi manfaat. (14:49 WIB)
  19. Apabila kita senang dalam bersedekah maka Allah SWT juga senang untuk memberi balasannya kepadamu, tetapi bila kamu berat dalam bersedekah maka Allah SWT juga akan berat dalam membalasnya. (14:59 WIB)
  20. Orang yang memiliki harta lebih apabila bersedekah itu adalah hal yang wajar, tetapi lebih dicintai oleh Allah SWT orang yang dalam kondisi kekurangan tetapi dia tetap bersedekah. (14:59 WIB)
  21. Siapa yang mencari kenikmatan dunia ini niscaya tidak akan dapat merasakan kenikmatan di akhirat. (15:00 WIB)
  22. Ibnu Qayyim dalam perkataannya: "Ilmu itu terbagi menjadi 3, tidak ada keempatnya, yang haq mempunyai kejelasan, ilmu tentang sifat-sifat Allah SWT dan perbuatannya, juga Asma yang Maha Pengasih, perintah dan larangan sebagai agamanya, dan balasannya pada kehidupan yang kedua." (15:09 WIB)
  23. Janganlah kamu mengingat manusia baik yang kau cintai sekalipun dan jangan masuk sampai kedalam hatimu.  Sampai kamu pikirkan siang dan malam dan berkhianat kepada Allah SWT. (15:12 WIB)
  24. Jadilah manusia yang menerangi umat, jangan berharap akan pemberian dan perhatian dari manusia, tetapi tinggikanlah Allah SWT. (15:15 WIB)
  25. Yang disebut ikhtiar itu mencari petunjuk dari Allah SWT, maka orang yang bekerja tanpa petunjuk Allah SWT pasti menggunkaan hawa nafsu dan akan menjadi sulit urusannya. (15:19 WIB)
  26. Seburuk-buruk ulama adalah ulama yang diakhir zaman, dan seburuk-buruk manusia adalah manusia di akhir zaman, maka kurangilah urusanmu dan sedikitkanlah dalam bergaul agar kamu selamat. (15:22 WIB)
  27. Orang yang mati itu adalah bukti bahwa diri kita akan menyusul, sehingga manusia itu menyiapkan bekal untuk mati, karena itu adalah perjalanan yang jauh dan tidak akan kembali lagi. (15:38 WIB)
  28. Barangsiapa ketika mandi dia berpikir bahwa suatu saat dia akan dimandikan dan menjadi mayat dan mengingat Tuhannya niscaya itu lebih utama daripada beribadah ribuan tahun lamanya. (15:40 WIB)
  29. Rasulullah SAW bersabda: "Jika benar kau cinta kepadaku, bersiaplah menerima ujian dengan baju yang tebal, karena hal itu sangatlah cepat menimpa orang yang mencintaiku melebihi banjir atau air bah yang turun dari gunung kedalam jurang." (15:49 WIB)
  30. Cinta kepada Rasulullah SAW adalah dengan cara mengikuti langkah Beliau. (15:51 WIB)
  31. Barangsiapa membaca LAA ILAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIKA LAH LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU YUHYI WA YUMITU WA HUWA ‘ALA KULLI SYAI’IN QODIR sebanyak 10x maka dia mendapatkan pahala seperti halnya membebaskan budak-budak di zaman Nabi Ibrahim as. (16:08 WIB)
  32. Orang yang bangga dengan hartanya dan menginginkannya maka dia telah menyekutukan Allah SWT, karena dia telah sibuk dengan pemberianNya bukan sibuk dengan Yang Maha Memberi. (16:12 WIB)

Minggu, 14 Oktober 2018 0 komentar

2 Safar 1440 H (12 Oktober 2018)

بسم الله الرّحمن الرّحيم

  1. Terjadinya gempa di muka bumi ini disebabkan banyaknya orang yang meninggalkan sholat, riba, perzinahan, dan minum khamr. (13:45 WIB)
  2. Apabila maksiat itu dilakukan secara sembunyi-sembunyi maka Allah SWT akan menghukum mereka saja yang bermaksiat, tetapi apabila maksiat itu dilakukan secara terang-terangan maka Allah SWT akan menghukum semuanya baik yang bermaksiat atau tidak. (13:46 WIB)
  3. Hukuman Allah SWT yang merata terhadap orang yang bermaksiat dan tidak disebabkan maksiat itu dilakukan terang-terangan dan yang tidak melakukan maksiat tidak menegur orang yang melakukan maksiat. (13:47 WIB)
  4. Manusia yang tidak mengetahui musuhnya niscaya akan percuma setiap amal kebaikannya, yaitu hawa nafsu, setan, dan dunia. (13:52 WIB)
  5. Walapun manusia itu beribadah sampai kering, menangis setiap hari tetapi untuk mengetahui keasliannya adalah saat dihadapkan oleh harta. (13:54 WIB)
  6. Sesungguhnya bentuk kemiskinan dan kelaparan adalah ujian yang sangat ringan dari Allah SWT, sedangkan ujian yang paling berat adalah saat terbukanya pintu kemudahan dan kekayaan. (13:58 WIB)
  7. Dizaman akhir ini setiap manusia bisa menjadi ustadz, bahkan hanya bermodalkan kitab dan internet saja tanpa berguru, maka berhati-hatilah terhadap ulama yang tidak bersanad niscaya kamu akan tergelincir kepada tujuan dunia. (13:59 WIB)
  8. Allah SWT telah mencabut hakikat kenikmatan didunia ini dan ditunjukkan dengan dibangunnya banyak tempat kesenangan, pertanda manusia itu kehilangan nikmat hakiki dan berusaha mencari nikmat untuk kepuasan dirinya. (14:00 WIB)
  9. Apapun yang mengikuti sebuah tradisi orang yang kafir maka dia termasuk golongannya. (14:01 WIB)
  10. Islam itu berada diatas segalanya, maka barangsiapa yang mengikuti islam maka Allah SWT akan mengangkat derajat manusia itu diantara yang lainnya. (14:02 WIB)
  11. Apabila orang islam itu sempit rejekinya sesungguhnya dia itu memiliki dosa yang banyak, sekalipun mendapatkan harta niscaya pasti haram. (14:06 WIB)
  12. Menangislah karena Allah SWT janganlah menangis selain kepada Allah SWT, niscaya air mata itu akan ditampung oleh malaikat dan dapat memadamkan api neraka. (14:12 WIB)
  13. Sedikit sekali manusia yang menangis karena dosanya, kebanyakan mereka menangis karena nasibnya. (14:13 WIB)
  14. Janganlah kau menangisi nasibmu, menangisi kondisi keuanganmu, tetapi menangislah karena dosa-dosamu, sehingga air matamu memadamkan amarah Allah SWT, dan apabila telah diampuni dosa-dosamu niscaya akan terbuka semua pintu kemudahan dan rezeki kepadamu. (14:14 WIB)
  15. Apabila dosamu banyak maka banyak-banyaklah membaca doa "Rabbighfirli Warhamni Wattub Alayya." (14:16 WIB)
  16. Jadikan amalmu bukan untuk mendapatkan rezeki atau balasan, tetapi beramal itu untuk mendapatkan ridha Allah SWT, apabila Allah SWT ridha setiap urusanmu pasti akan dipermudah. (14:17 WIB)
  17. Apabila manusia itu sudah bertawakkal kepada Allah SWT niscaya akan dijamin oleh Allah SWT setiap urusannya. (14:17 WIB)
  18. Apabila manusia itu setiap hidupnya meminta petunjuk pasti akan mudah jalannya, mau berangkat kerja dia sholat istikhoro, dhuhur dia istikhoroh, malam dia istikhoroh niscaya aspek kehidupannya akan mudah karena diberikan petunjuk oleh Allah SWT. (14:23 WIB)
  19. Hendaknya kalian jangan pernah batal wudhu, apabila batal segeralah berwudhu, dan manusia itu hendaknya berdzikir kepada Allah disetiap gerakannya, dan dzikir yang memiliki wudhu itu nilainya lebih tinggi daripada yang tidak memiliki wudhu. (14:24 WIB)
  20. Bacalah doa: اللّٰهُمَّ إِنَّى أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى agar selalu diberikan petunjuk, ampunan dan kekayaan. (14:34 WIB)
  21. As-Sibli berkata: "Saya telah berkhidmat kepada 400 orang guru, dan saya telah membaca 4000 hadits, kemudian saya telah memilih satu buah hadits saja. Hadits tersebut saya amalkan dan selain itu saya tinggalkan juga, mengapa demikian? karena saya berpikir-pikir dan saya dapati bahwa keselamatan saya lantaran mengamalkan hadits tersebut. Hadits tersebut ialah bahwa Rasulullah SAW bersabda kepada sahabatnya: 'beramal-lah untuk duniamu selama tinggal disitu. dan beramal-lah untuk akhiratmu sebanyak masa tinggalmu, beramal-lah kepada Allah SWT sekedar kebutuhan kepadanya, dan beramal-lah bagi mereka sekedar kesabaranmu menghadapinya. (14:40 WIB)
  22. Apabila manusia senang melampaui batas maka akan didatangkan hukuman kepadamu, sedangkan susah yang melewati batas juga bentuk dari kekufuran. (14:41 WIB)
  23. Banyak manusia mengakui kesalahan dan dosanya kepada Allah SWT tetapi bingung kepada masalahnya bukan mengingat kepada Allah SWT. (14:45 WIB)
  24. Barangsiapa yang memperbaiki hubungannya dengan Allah SWT, pasti diperbaiki hubungannya dengan manusia, dan barangsiapa memperbaiki urusan akhiratnya pasti akan diperbaiki juga urusan dunianya. (14:52 WIB)
  25. Imam Ghazali: "Wahai anakku, tak perlu kamu mencari ilmu yang banyak. Perhatikanlah hikayat yang lain, bahwa Hatim Al-Ashom salah seorang murid dari Syeikh Saqiq Al-Baqi. Pada suatu hari ditanya oleh gurunya sebagai berikut 'wahai Hatim sudah 30 tahun kita bersahabat apa yang kamu peroleh selama ini, Hatim menjawab 'telah aku peroleh 8 ilmu pengetahuan yang sangat berfaedah, inilah yang mencukupi diriku untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan, aku berharap keselamatan dan kebahagiaan itu ada didalamnya.' dan Saqiq bertanya apakah itu? lalu hatim menjawab:
    1. Kulihat dari masing2 manusia mempunyai kekasih yang dicintainya, sebagian kekasih ada yang menemani pada saat sakit hingga matinya, sebagian lagi menemani sampai ke liang lahat. Kemudian semuanya pulang ia kini sendirian didalam kubur, 'lantas saya berpikir dan berkata dalam hati sebaik-baik kekasih adalah yang mengikuti dan masuk kedalam kubur dan memberikan ketenangan didalamnya, hal itu tidak akan dijumpai kecuali amal perbuatan baik, maka amal soleh menjadi kekasih dan pelita didalam kuburku, memberi ketenangan dan tidak meninggalkan saya sendirian.
    2. Kulihat kebanyakan manusia hanya mengikuti dan memperturutkan kehendak nafsunya, untuk memenuhi segala keinginannya, maka saya memperhatikan firman Allah SWT dari Al-Qur'an surat An-Naziyat ayat 40-41.
    3. Manusia suka mengumpulkan kesenangan duniawi, menahan dan mencengkeramnya, lalu aku lantungkan hatiku dan pikiranku pada firman Allah SWT kepada surat Al-Qur'an An-Nahl ayat 96.
    4. Sebagian orang merasa bangga bahwa kemuliaannya terletak pada banyaknya warga dan keluarga, sebagian beranggapan bahwa kemuliaan itu terletak pada banyaknya harta dan anak, lalu merekapun membanggakannya, sebagian lain beranggapan bahwa kemuliaan dan ketinggian martabat dalam berperilaku lazim keserakahan dan pertumpahan darah sesama manusia, bahkan ada pula yang berkeyakinan bahwa kemuliaan dan ketinggian martabat terletak pada keborosan, pesat pora, dan menghamburkan harta benda, maka saya merenungkan firman Allah SWT Qs. Al-Hujurat ayat 13.
    5. Saya melihat sebagian orang mencela sebagian lainnya, merekapun saling mempergunjingkan satu dengan satu yang lainnya, hal yang demikian itu ternyata adalah sifat iri hati, dalam harta, kedudukan dan ilmu. Maka aku memperhatikan firman Allah SWT dalam surat QS. Az-Zukhruf Ayat 32.
    6. Saya melihat manusia saling bermusuhan karena berbagai sebab dan tujuan, maka saya renungkan firman Allah SWT dalam surat QS Fatir ayat 6. maka saya mengerti bahwa bermusuhan itu tidak diperbolehkan kecuali dengan setan. (15:07 WIB)
    7. Banyak manusia yang bekerja keras memburu harta, lalu aku merenungkan firman Allah SWT pada surat QS. Hud ayat 6. Maka mengertilah saya bahwa rezeki itu pada kekuasaan Allah SWT semata. Masalah rezeki dialah yang menanggung, karena itu saya bangkit memelihara ibadah kepadanya, dan saya buang jauh-jauh rasa lobak dan tamak.
    8. Saya melihat kepada setiap orang ia menggantungkan dirinya kepada sesama mahluk, sebagian dari mereka menggantungkan dirinya kepada dinar dan dirham, sebagian yang lain kepada harta dan hak milik, sebagian lagi ada yang bergantung kepada pekerjaan dan kerajinan pertukangan, dan sebagian pula ada yang bergantung kepada manusia, maka kembali saya memperhatikan dengan sungguh-sungguh firman Allah SWT QS At-Thalaq ayat 3. Sesungguhnya Allah SWT melaksanakan urusan yang dikehendakinya. (15:11 WIB)
  26. Barangsiapa yang cinta kepada sesuatu pastilah akan disebut dan di ingat terus sampai mati, dan akan dikumpulkan kelak apa yang dicintainya itu di akhirat. (15:13 WIB)
  27. Barangsiapa yang terlalu cinta kepada dunia niscaya Allah SWT akan menghinakan. (15:19 WIB)
  28. Larangan cinta kepada dunia bukan berarti manusia itu tidak boleh menjadi kaya atau harta yang banyak, tetapi tidak boleh melirik dan masuk kedalam hati, walaupun miskin tetapi apabila memandang harta dunia didalam hatinya maka termasuk cinta dunia. (15:20 WIB)
  29. Dunia itu bukanlah untuk dicari melainkan sebagai ujian, apakah kamu bersyukur atau kamu kufur terhadap pemberian Allah SWT. (15:28 WIB)
  30. Hatim Al-Ashom: "Aku heran melihat banyak orang menguburkan orang mati, tetapi tidak mengambil pelajaran bahwa setiap manusia itu pasti akan mati." (15:28 WIB)
  31. Barangsiapa yang mengingat mati Allah SWT akan menghidupkan kehidupannya, dan barangsiapa yang hidupnya memikirkan kehidupan maka Allah SWT akan tutup setiap sektor kehidupannya. (15:34 WIB)
  32. Sesibuk-sibuknya dirimu janganlah kamu jauh-jauh dari guru-gurumu, karena ini adalah zaman fitnah. Jangan sampai tertinggal dan tertipu oleh kesibukkan, ambillah warisan Nabi Muhammad SAW. (16:07 WIB)
  33. Taubat itu wajib dilakukan setiap hamba dalam setiap tarikan nafasnya. (16:13 WIB)
  34. Orang yang berilmu itu pasti beramal, dan orang yang beramal itu pasti akan condong kepada riya'. (16;23 WIB)
  35. Ibrahim Al-Khawas: "Jika Al-Haq muncul dari hati seorang hamba, maka segala sesuatu yang pernah muncul akan hilang." (16:28 WIB)
  36. Petunjuk itu hanyalah sekali, apabila manusia itu mendapatkan petunjuk tetapi tidak merawat petunjuk tersebut, atau nasehat yang tidak dilaksanakan pastilah akan hilang. (16:29 WIB)
  37. Ibadah itu tidak akan dapat dirasakan kenikmatannya apabila hatinya memiliki penyakit, seperti halnya orang yang sakit tidak akan bisa merasakan nikmatnya makanan walaupun makanan tersebut nikmat. (16:30 WIB)
  38. Sesungguhnya orang yang munafik itu dia akan mati tidak membawa iman. Dan orang yang beriman itu selalu memegang prinsip untuk menjadi orang yang bertakwa. (16:31 WIB)
  39. Orang yang beriman itu sangatlah takut akhir hayat yang buruk, karena semua ibadahnya tidak akan berarti dan dihamburkan. Maka setiap sholat jangan pernah meninggalkan doa "Ya Allah Biha Ya Allah Biha Ya Allah Bihusnil Khatimah". (16:32 WIB)
Kamis, 11 Oktober 2018 0 komentar

Gallery Foto Al-Habib Ahmad Masyhur bin Thaha bin Ali Al-Haddad

بسم الله الرّحمن الرّحيم

Al-Habib Ahmad Masyhur bin Thaha bin Ali Al-Haddad 
Al-Habib Ahmad Masyhur bin Thaha bin Ali Al-Haddad



Al-Habib Ahmad Masyhur bin Thaha bin Ali Al-Haddad

Al-Habib Ahmad Masyhur bin Thaha bin Ali Al-Haddad

Al-Habib Ahmad Masyhur bin Thaha bin Ali Al-Haddad

Al-Habib Ahmad Masyhur bin Thaha bin Ali Al-Haddad

Al-Habib Ahmad Masyhur bin Thaha bin Ali Al-Haddad

Al-Habib Ahmad Masyhur bin Thaha bin Ali Al-Haddad

Al-Habib Ahmad Masyhur bin Thaha bin Ali Al-Haddad

Al-Habib Ahmad Masyhur bin Thaha bin Ali Al-Haddad

Al-Habib Ahmad Masyhur bin Thaha bin Ali Al-Haddad

Al-Habib Ahmad Masyhur bin Thaha bin Ali Al-Haddad

Al-Habib Ahmad Masyhur bin Thaha bin Ali Al-Haddad

Al-Habib Ahmad Masyhur bin Thaha bin Ali Al-Haddad

0 komentar

Manaqib Al-Habib Ahmad Masyhur bin Thaha bin Ali Al-Haddad

بسم الله الرّحمن الرّحيم

Al-Habib Ahmad bin Masyhur bin Thaha bin Ali Al-Haddad

Nasab beliau ;
Habib Ahmad Masyhur bin Thaha bin ‘Ali bin ‘Abdullah bin Thaha bin ‘Abdullah bin ‘Alwi bin Muhammad bin ‘Abdullah bin Thaha bin ‘Umar (adik bungsu kepada al-Imam ‘Abdullah al-Haddad) bin ‘Alwi bin Muhammad bin Ahmad bin Abdullah bin Muhammad al-Haddad bin ‘Alwi bin Ahmad bin Abi Bakar bin Ahmad bin Muhammad bin ‘Abdullah bin al-Faqih Ahmad bin ‘Abdurrahman bin ‘Alwi (Ammu al-Faqih) bin Muhammad Shahib Mirbath bin ‘Ali bin ‘Alwi Khali’ Qasam bin Muhammad bin ‘Alwi bin Ubaidillah bin Sayyidina al-Muhajir ilallah Ahmad bin ‘Isa al-Rumi bin Muhammad an-Naqib bin ‘Ali al-Uraidhi bin Ja’far ash-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin ‘Ali Zain al-‘Abidin bin al-Hussin al-Sibth bin ‘Ali suami Fathimah al-Zahra’ binti Muhammad Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم.

Al-Habib Ahmad Masyhur bin Thaha Al-Haddad adalah salah seorang generasi Alawiyin yang paling berpengaruh di benua Afrika Timur dan biasanya digelar sebagai seorang Mujaddid di sana.

Beliau lahir di Kota Qaydun, Hadhramaut pada tahun 1325 H. Beliau dibesarkan di dalam keadaan ilmu dan taqwa oleh ibunya yang sholehah Shofiyyah, yang merupakan anak Al-Imam Thahir bin Umar Al-Haddad.

Pendidikan awalnya kemudian ke dua orang ulama besar Al-Haddad yaitu Al-Habib Abdullah dan Al-Habib Alawi, dua beradik yang mengasaskan Ribath (Pondok/Pesantren) Qaydun. Al-Habib Ahmad sendiri kemudiannya menjadi guru di Ribath tersebut dalam usia yang masih muda. Beliau kemudian memasuki Ribath Tareem dan belajar pada para ulama di sana.

Sesuai dengan ilmu agama yang memerlukan penuntun belajar dengan cara bersanad dan ijazah, seperti tradisi Ulama Alawiyin, Al-Habib Ahmad telah mendapatkan ijazah dari para ulama di Hadhramaut, Hiaz, Indonesia dan Afrika Timur. Syaikh yang paling banyak menuntun rohani Al-Habib Ahmad Masyhur bin Thaha Al-Haddad ialah Al-Imam Ahmad bin Muhsin Al-Haddar.

Awal 1350-an Hijriah, beliau menetap di Mombasa, Kenya. Selain perniagaannya di sana, beliau mengadakan halaqah ilmu di Masjid dan rumahnya. Dengan rahmat Allah beliau menjadi pemimpin, dan seorang tokoh yang disegani di sana. Masyarakat berduyun-duyun mendatangi beliau dan mendengarkan pengajiannya. Beliau juga menjadi rujukan utama dalam urusan agama dan Syariat.

Beliau juga mengadakan ekspedisi dakwah menyerukan Islam ke kawasan-kawasan pedalaman Kenya. Namanya mulai terkenal di kawasan Afrika Timur dengan gelar “Habib”.

Pada tahun 1375 H (1955 M) beliau hijrah ke Kampala, Uganda dan menetap di sana selama 13 tahun. Beliau meninggalkan perniagaan dan meghabiskan  sepenuh waktunya untuk mengajar dan menyeru masyarakat kepada Allah.

Banyak pemuda Afrika yang belajar dengannya, yang kemudian menjadi Qadhi, guru agama dan pendakwah. Beliau sendiri pergi ke segenap kawasan, hutan maupun gurun, untuk berdakwah terutamanya di Uganda, Congo, Tanzania dan negara-negara Afrika Timur lain. Beliau mendirikan banyak Masjid dan sekolah serta mengislamkan banyak orang di sana.

Usaha dakwah Al-Habib Ahmad di Kenya dan Uganda telah menyebabkan peningkatan yang begitu besar jumlah ummat Islam. Sebagai seorang guru yang tidak pernah mengenal penat, masyarakat yang menginginkan ilmu, barakah atau nasihat berbondong-bondong datang ke rumahnya.

Al-Habib Ahmad Masyhur benar-benar menghambakan diri sepenuhnya hanya untuk Allah. Beliau sentiasa menjaga wirid dan solat sunnah. Tidak pernah tinggal untuk bangun menunaikan Qiamullail hatta ketika musafir.

Setiap gerak, kalimah dan senyuman beliau menyegarkan ingatan kita akan kehadiran Rasulullah. Tiada yang melihat wajah beliau melainkan akan ingat Allah. “Haibah”nya menyebabkan mereka yang melihat merasa hormat, namun kelembutan dan hormat pada semua, melembutkan hati mereka yang hadir. Mereka akan terlupa segala masalah dan dapat menikmati pengalaman yang diterima oleh seseorang yang cukup dengan Allah dan RasulNya.

Di penghujung hayatnya, Al-Habib Ahmad sering bolak balik dari Afrika ke Makkah dan Madinah. Saat usianya sudah semakin lanjut, beliau menetap di Jeddah bersama keluarganya. Rumahnya sentiasa terbuka buat para tamu. Mereka mendapati dirinya seorang mursyid, pembimbing yang ikhlas dan seorang alim yang hebat.

Beliau pergi menemui sang Kekasih pada 6 Desember 1995 dalam usian 87 tahun.
Selain dakwah di Afrika dan murid-murid yang kemudian menjadi Masyaikh, Al-Habib Ahmad juga meninggalkan khazanah yang bernilai. Tulisannya yang paling masyhur berjudul Miftahul Jannah (Kunci Surga).

Berikut adalah beberapa tulisan beliau:

  1. Miftahul Jannah
  2. Majmu' Fatwa
  3.  Syarh Nadzam Sa`id bin Nabhan
  4. Ad-Durratun Nafi'ah
  5. As-Sabhatuts Tsaminah

 ==================================

Keikhlasan Habib Ahmad dalam berdakwah di Afrika membuahkan hasil yang menggembirakan. Di Uganda saja, jumlah orang yang masuk Islam diperkirakan mencapai 60.000 orang. Belum lagi di negara lain.

Pada awalnya, pengertian da’i lebih menunjukkan orang yang menyeru orang lain masuk ke dalam Islam. Tetapi, dalam perkembangannya, dakwah lebih sering ditujukan kepada kaum muslimin saja. Tidak banyak lagi da’i yang berdakwah kepada kalangan non muslim. Di antara mereka, nama Habib Ahmad Mashyur bin Thaha Al-Haddad tercatat dengan tinta emas, karena keberhasilan dakwahnya dan pengaruhnya yang luar biasa.

Habib Ahmad Masyhur dilahirkan di kota Qaidun, lembah Du’an, Hadhramaut pada tahun 1325 H/1907 M. Ayahnya Habib Thaha bin Ali Al-Haddad termasuk wali yang mastur (tak dikenal). Ia menghabiskan sebagian umurnya di Indonesia, kemudian pada hari tuanya kembali ke hadhramaut dan wafat disana. Habib Ahmad Masyhur sungguh beruntung. Bukan hanya Ayahnya yang memiliki kelebihan dibanding kebanyakan orang. Ternyata ibunya, Syarifah Shafiyyah, juga bukan perempuan sembarangan. Ia putri Imam besar Habib Thahir bin Umar Al-Haddad. Selain dikenal sebagai hafizhah (penghafal Al-Qur’an), Syarifah Shafiyyah juga memiliki keunggulan dalam ilmu dan keshalihan.

Putra Habib Ahmad Masyhur, Habib Muhammad bin Ahmad Masyhur, dalam pengantar salah satu kitab ayahnya, mengisahkan perihal neneknya, termasuk caranya mendidik putranya. “Ibunya yang shalihah, Sayyidah Shafiyyah binti Thahir bin Umar Al-Haddad, adalah sekolah pertama baginya. Ia termasuk salah satu diantara sedikit kaum ibu yang memiliki kelebihan dalam hal ilmu, keteguhan dan keistimewaan. Ia penghafal Al-Qur’an. Sambil menyusui dan membimbingnya, ia membaca Al-Qur’an. Kepada anaknya ini, ia juga banyak menceritakan kisah para imam dan tokoh yang shalih yang pernah ia jumpai,” tulisnya.

Di antara kebiasaan Ibunda Habib Ahmad Masyhur adalah mendekatkan anaknya dengan ulama besar. Maka ketika Imam besar Habib Ahmad bin Hasan Al-Attas berada di mesjid Qaidun, dia pun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Segera dia kirim putranya, Habib Ahmad Masyhur, agar dapat menunaikan shalat subuh di belakangnya. Ibunya semakin gembira, karena kemudian Habib Ahmad bin Hasan membacakan untuk Habib Ahmad Masyhur surah Al-Fatihah. Saat itu usianya baru kira-kira tujuh tahun. Berkat kejadian ini, Habib Ahmad Masyhur menganggap Habib Ahmad bin Hasan Al-Attas sebagai salah satu gurunya.

Pada awal masa belajar, Habib Ahmad Masyhur mengambil sebagian besar ilmunya dari Habib Abdullah bin Thahir Al-Haddad dan kakaknya, Habib Alwi bin Thahir Al-Haddad, tokoh besar yang pada kemudian hari dikenal sebagai mufti Johor. Kedua tokoh terkemuka ini masih kerabat dekat. Mereka sepupu ayahnya. Ia belajar di rubath Qaidun yang didirikan kedua ulama bersaudara itu. Kemudian Habib Ahmad masyhur belajar kepada banyak ulama di berbagai tempat. Di antaranya ada yang tinggal di Hadhramaut, Indonesia, Haramain (Makkah dan Madinah), dan Afrika.

Sebelum berusia 20 tahun, Habib Ahmad Masyhur mendapatkan kesempatan pergi ke Indonesia, menemani sang guru, Habib Alwi bin Thahir Al-Haddad. Di Indonesia, ia berjumpa  dengan para tokoh besar, seperti Habib Alwi bin Thahir Al-Haddad dan Habib Muhammad bin Ahmad Al-Muhdhar. Setiap kali berjumpa dengan tokoh terkemuka, Habib Ahmad Masyhur selalu mendapatkan perhatian dan kabar yang menggembirakan tentang dirinya. Malah Habib Muhammad pernah menyanjungnya dalam syair yang ia buat sebagai balasan atas syair Habib Ahmad yang memujinya.

Habib Ahmad juga pernah mengadakan perjalanan ke Mukalla di pantai selatan Semenanjung Arab untuk mengambil ilmu dari tokoh terkemuka, Habib Ahmad bin Muhsin Al-Haddar. Selama belajar kepadanya, Habib Ahmad banyak mendapatkan rahasia besar yang membuatnya menganggap Habib Ahmad Al-Haddar sebagai salah satu gurunya yang khusus.

Pada tahun 1347 H, untuk pertama kali Habib Ahmad Masyhur menjejakkan kakinya di Afrika Timur. Ia masuk Kepulauan Zanzibar. Saat itu, imam para Habaib di sana, Habib Umar bin Ahmad bin Smith, telah pergi ke kepulauan Madagaskar. Penduduk Zanzibar menerima Habib Ahmad Masyhur dengan penuh kecintaan dan penghormatan. Kemudian ia mengadakan pengajian di masjid jami’ pada bulan Ramadhan dengan menafsirkan Al-Qur’an kepada mereka. Ia mulai dari Surah Al-Fatihah. Begitu terperinci penjelasan Habib Ahmad, sehingga selama 15 hari ia hanya menjelaskan ayat iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in (hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami mohon pertolongan).

Pada tahun 1351 H, Habib Ahmad Masyhur kembali ke Afrika dalam perjalanannya menunaikan haji. Ia masuk melalui Mombassa, pelabuhan utama Guinea. Disana, ia mendengar tentang Habib Shalih bin Alwi Jamalullail. Tergeraklah keinginannya untuk mengunjungi Beliau di Pulau Lamo, tempat tokoh ini tinggal. Saat mengetahui hal itu, Habib Shalih pun menyuruh anaknya pergi bersama beberapa muridnya ke pelabuhan untuk menjemput Habib Ahmad Masyhur. Kedatangannya disambut hangat oleh Habib Shalih yang kemudian mendoakannya, memberinya ijazah, dan memintanya menjadi imam.

Kemudian Habib Ahmad Masyhur kembali ke Aden untuk melanjutkan perjalanan hajinya. Di Aden, Ia sempat mengirim surat kepada Habib Alwi bin Muhammad Al-Haddad di Indonesia tentang hal-hal sawahili. “Keadaan Sawahili sama seperti daerah lain dalam hal yang menyusahkan dan krisis yang terjadi. Baik orang Arabnya maupun penduduk pribuminya lemah. Mereka ditekan oleh kaum Nasrani dalam pekerjaan dan keadaan mereka. Tak ada pihak yang mengingatkan. Suara agama telah mati. Para pemberi petunjuk yang sebelumnya berada disanapun telah pergi. Peninggalan keluarga Bin Smith di Zanzibar telah lengang tak berpenghuni...,” tulisnya.

Setelah menunaikan haji, Habib Ahmad Masyhur kembali ke Afrika dan menetap di kota Mombassa. Mulailah ia mengajak orang kembali ke jalan Allah. Ia masuk ke hutan untuk berdakwah di kalangan suku pedalaman. Habib Ahmad Masyhur beruntung mendapatkan pertolongan dan perhatian Habib Umar bin Ahmad bin Smith. Beberapa kali Habib Ahmad mengunjunginya di zanzibar dan kepulauan Komoro. Sebaliknya Habib Umar pun, beberapa kali datang berkunjung ke tempatnya di Guinea. Pada tahun 1376 H, Habib Umar mengunjunginya di Kampala, ibu kota Uganda.

Sayyid Muhammad, putra Habib Ahmad Masyhur, juga menuturkan demikian. “Jika kita perhatikan kehidupan ilmiah dan amaliah Habib Ahmad Masyhur di Afrika Timur, niscaya kita mendapati rentang masa panjang yang membawa pengaruh keagamaan yang sangat besar dan mengagumkan. Kita menyaksikan sikap zuhud dan qana’ahnya dalam perdagangan yang ia jalani dalam rangka menjaga ilmu dan memelihara kehormatan diri. Namun, kita juga melihatnya sebagai orang yang mampu membagi waktu dengan baik dalam kegiatan ibadah, perbaikan masyarakat, dan kegiatan mengajar. Pelajarannya diberikan di masjid dan dihadiri banyak orang, baik ulama’, da’i, pelajar, maupun masyarakat umum. Rumahnya menjadi tujuan para penuntut ilmu. Di Afrika, mereka yang jumlahnya banyak ini, dipandang sebagai teladan dalam akhlak dan adab Islam yang lurus dan bijak.

Habib Ahmad Masyhur masuk ke Uganda tahun 1375 H/1956 M. Disana ia mendapati suku yang tak beragama. Banyak pula yang terpengaruh dengan gerakan misionaris lalu masuk Nasrani. Kaum muslimin juga ada di sana, baik dari kalangan pribumi, orang India, maupun orang Arab. Ada lagi kelompok sesat seperti, Qadiyaniyah dan Ismailiyah. Habib Ahmad berkeinginan mengajak mereka semua kepada kebenaran. Maka pergilah ia ke desa dan ke hutan di pedalaman, bahkan ia sampai ke komunitas orang kerdil di Kongo. Setiap kali ia masuk ke suatu daerah, orang menyambutnya dengan hangat dan mereka masuk Islam. Kemudian mereka mempelajari prinsip Tauhid dan dasar-dasar syari’ah. Mereka juga membangun banyak masjid.

Selama berada di Uganda, Habib Ahmad Masyhur mengalami kesulitan, karena pemerintahan Milton Obote memusuhinya. Bahkan pada masa Idi Amin yang muslim pun, kesulitan yang dialaminya tidak berakhir sama sekali. Tetapi Allah memberikan kepadanya pembantu yang benar-benar menolongnya dalam berdakwah. Sebagian mereka dari kalangan Habaib, yang lain dari orang Afrika sendiri, dan orang Asia.

Cakupan Dakwah
Tidak seperti kebanyakan da’i, yang hanya mengarahkan dakwahnya pada satu atau dua kelompok sasaran saja, cakupan dakwah Habib Ahmad sangat luas. Ia tidak hanya berdakwah kepada para penyembah berhala dan orang yang belum mengenal Islam. Berbagai kalangan muslimin juga menjadi sasaran dakwahnya. Demikian juga kelompok yang murtad atau yang sesat. Habib Ahmad sangat memerangi Qadiyaniyah, misalnya. Sebagaimana dimaklumi kelompok ini adalah salah satu aliran Ahmadiyah yang menganggap Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi dan Rasul. Padahal setelah Rasulullah SAW, tak ada lagi Nabi, apalagi Rasul. Habib Ahmad Masyhur berdebat dengan para pengikut aliran tersebut sampai dapat mengalahkan mereka dan meruntuhkan argumentasi mereka.
Ia juga menentang berbagai hal yang terdapat dalam masyarakat Islam yang menyimpang dari ajaran agama, misalnya bercampurnya laki-laki dan perempuan di acara umum dan cara berpakaian wanita muslimah yang tidak mengikuti syariat. Hal yang juga ditentangnya adalah terpengaruhnya pikiran sebagian kaum muslimin oleh pemikiran barat, baik sosialisme, komunisme, sekularisme, maupun pemikiran permisif.

Di sisi lain ia juga menentang sikap dan pendirian orang yang dengan dalih menjaga agama, dengan mudahnya mengafirkan orang lain, hanya karena persoalan sepele. Padahal mereka tidak mempunyai ilmu dan wawasan yang memadai untuk membuat penilaian.

Habib Ahmad kembali dari Uganda ke Guinea pada tahun 1369 H/1969 M. Disana seperti biasanya ia memberikan pelajaran, menghadiri majelis, dan melakukan perjalanan ke pedesaan untuk mengajak penduduknya untuk memeluk Islam. Pada masa muda, ia pernah ke Etiopia dan Somalia. Ia juga dua kali mengadakan perjalanan ke Mesir. Yang pertama tahun 1970 dalam rangka berobat dan menjalani operasi. Yang kedua kira-kira tiga tahun setelah itu, ketika mendapat kabar bahwa habib Umar bin Smith, pemimpin kalangan Sayyid di Zanzibar, telah berangkat ke Mesir. Saat mendengar hal itu, Habib Ahmad segera kesana untuk menemuinya. Habib Ahmad juga pernah mengadakan perjalanan ke Singapura dan Indonesia, disamping beberapa kali ke Kepulauan Komoro, Tanzania, dan Zanzibar.
Habib Ahmad tergolong orang yang segala hal ihwal dan tindakannya mengikuti sunnah Datuknya, Rasulullah SAW. Ia seperti yang digambarkan oleh Nabi SAW, “Orang terbaik dari umatku adalah mereka yang apabila dilihat, orang yang melihatnya akan teringat Allah.”

Habib Ahmad menunaikan haji setiap tahun. Selain itu selama tinggal di Jeddah, ia tak pernah meninggalkan shalat Jum’at di Masjidil Haramdi Makkah, padahal jarak keduanya cukup jauh. Itu selalu beliau lakukan baik pada musim panas, maupun musim dingin, pada musim haji atau di luar musim haji.

Di majelisnya, tak ada orang yang melakukan ghibah (membicarakan orang), namimah (mengadu domba), atau perbuatan tercela lainnya. Beliau seperti yang dilukiskan oleh Imam Al-Haddad, “Seorang arifbillah maqamnya adalah kewibawaan, hal ihwalnya adalah penyandaran diri kepada Allah, sifatnya adalah senantiasa kembali kepada Allah, selalu bermohon kepada-Nya, bersungguh-sungguh dalam berdoa seolah mendesak, menundukkan diri, khusyu’, dan melihat kekurangan pada dirinya.

Habib Ahmad Masyhur juga dikenal sebagai selalu memenuhi undangan, tak peduli siapapun yang mengundangnya. Ketika berada di berbagai negeri Afrika, ia selalu peduli dengan kondisi sosial politik disana dan ikut terlibat dalam pemilu dengan memberikan nasihat dan bimbingan bahkan membuat qashidah yang bersifat membangun. Namun Ia sendiri menolak dicalonkan untuk jabatan apapun.

Pada krisis Teluk di Kuwait 1990-an, ia banyak berdoa untuk menghilangkan beban yang ditanggung kaum muslimin disamping doa rutinnya setiap hari untuk Umat Islam seluruhnya.

Rahasia kesuksesan Beliau tampaknya berkaitan dengan masalah bahasa. Selama di Afrika Timur ia mempelajari bahasa yang digunakan penduduknya yaitu bahasa Sawahili.
Setelah puluhan tahun mengabdikan diri untuk dakwah dan penyebaran ilmu di berbagai negri, pada 7 Desember 1995 (1416 H) di Jeddah, Habib Ahmad Masyhur kembali kehadirat Allah SWT, dan dimakamkan di Makkah. Puluhan ribu bahkan ratusan ribu orang yang mendapatkan hidayah melalui dakwahnya adalah saksi nyata atas perjuangan yang tak kenal lelah di medan dakwah. Semoga balasan terbaik dari Allah SWT menemani kehidupannya yang baru di alam sana.

رب فنفعنا ببركتهم واهدنا الحسنى بحرمتهم وامتنا فى طريقتهم ومعافة من الفتان من قبل ،اللهم صلي على سيدنا محمد وعلى 

0 komentar

Ketika Perut Rasulullah Berbunyi

بسم الله الرّحمن الرّحيم


Suatu ketika Rasulullah SAW menjadi imam shalat. Para sahabat yang menjadi makmum di belakangnya mendengar bunyi menggerutup seolah-olah sendi-sendi pada tubuh Rasulullah bergeser antara satu sama lain.

Sayidina Umar yang tidak tahan melihat keadaan baginda itu langsung bertanya setelah selesai sholat, ”Ya Rasulullah, kami melihat seolah-olah tuan menanggung penderitaan yang amat berat, apakah Anda sakit?” Namun Rasulullah menjawab, ”Tidak. Alhamdulillah, aku sehat dan segar.” Mendengar jawaban ini Sahabat Umar melanjutkan pertanyaannya, ”Lalu mengapa setiap kali Anda menggerakkan tubuh, kami mendengar seolah-olah sendi bergesekan di tubuh tuan? Kami yakin engkau sedang sakit…” Melihat kecemasan di wajah para sahabatnya, Rasulullah pun mengangkat jubahnya. Para sahabat amat terkejut. Ternyata perut Rasulullah yang kempis, kelihatan dililiti sehelai kain yang berisi batu kerikil untuk menahan rasa lapar. Batu-batu kecil itulah yang menimbulkan bunyi-bunyi halus setiap kali tubuh Rasulullah bergerak

Umar memberanikan diri berkata, ”Ya Rasulullah! Adakah bila Anda menyatakan lapar dan tidak punya makanan, lalu kami hanya akan tinggal diam?” Rasulullah menjawab dengan lembut, ”Tidak para sahabatku. Aku tahu, apa pun akan engkau korbankan demi Rasulmu ini. Tetapi apakah yang akan aku jawab di hadapan Allah nanti, apabila aku sebagai pemimpin, menjadi beban bagi umatnya?” Para sahabat hanya tertegun. Rasulullah melanjutkan, ”Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah Allah buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia ini lebih-lebih lagi tiada yang kelaparan di Akhirat kelak.” Wallahu a'lam

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Minggu, 07 Oktober 2018 0 komentar

25 Muharram 1440 H (5 Oktober 2018)

بسم الله الرّحمن الرّحيم
  1. Media sosial itu diletakkan pada niat, apabila niatnya untuk berdagang janganlah dicampur adukkan dengan agama. (13:40 WIB)
  2. Riya' ini terkadang tidak disadari oleh seorang murid, tetapi Guru mengetahui, maka bertanyalah perihal penyakitmu kepada Guru. (13:42 WIB)
  3. Nasehat itu hanya berlaku kepada orang yang telah melampaui batas tetapi tidak akan mampu merubah tabiat. (13:43 WIB)
  4. Nasehat itu diberikan kepada orang yang ingin kebaikan tetapi tidak akan merubah takdirnya. (13:43 WIB)
  5. Al-Qur'an itu Allah jadikan didalamnya banyak perumpamaan bagi orang yang berpikir. (13:50 WIB)
  6. Janganlah kamu sholat terburu-buru, tenangkanlah dirimu dalam beribadah jangan sampai terganggu. (14:17 WIB)
  7. Sholat Tasbih yang dibaca saat maghrib itu untuk menghilangkan beban ekonomi yang sangat berat. Sholat Tasbih yang dilakukan saat malam hari setelah Isya' itu adalah bentuk rayuan kepada Tuhanmu, maka setelah itu baru sholat hajat. (14:24 WIB)
  8. Barangsiapa meletakkan ilmu tidak pada waktunya niscaya akan mencelakakan yang mengamalkannya, maka tanyakanlah kepada Gurumu. (14:25 WIB)
  9. Imam Ghazali: "Wajib atas orang yang akan menempuh jalan yang benar melakukan 4 perkara:
    1. I'tiqod yang benar yang tidak dicampur dengan bid'ah
    2. Taubat yang sungguh-sungguh dengan mengunci mati semua kemungkinan kemaksiatan
    3. Meminta keridhoan dari semua lawan dan musuh sehingga tidak ada lagi beban yang ditanggung terhadap orang lain
    4. Mempelajari ilmu dunia dengan tujuan haknya untuk memperlancar perintah Allah SWT, dan mempelajari ilmu akhirat yang dapat menyelamatkan dirimu dari bahaya siksa api neraka. (14:52 WIB)
  10. Tidak disebut ahli dunia ketika dia mendapatkan dunia untuk belanja akhirat, dan tidak disebut ahli akhirat apabila ibadahnya semata karena menginginkan dunia. (14:52 WIB)
  11. Janganlah kamu seperti orang yang munafik, dimana dia mendatangi majelis ilmu untuk mendapatkan sesuatu yang tidak ada apa-apanya, kemudian saat tidak mendapatkannya maka dia didalam keraguan. (14:55 WIB)
  12. Orang yang munafik adalah rajin apabila diberikan nikmat oleh Tuhan, dan malas ketika diuji. Mereka adalah golongan orang yang putus asa. (14:57 WIB)
  13. Apabila manusia terlalu banyak memakan sesuatu yang haram niscaya tidak akan pernah baik segala apa yang menjadi perbuatannya. (15:08 WIB)
  14. Rezeki yang dicari sebelum waktunya maka tidak akan mendapatkannya, begitu juga setelah waktunya, maka carilah rezeki pada tepat waktunya niscaya rezeki itu akan mencukupimu. (15:21 WIB)
  15. Rezeki yang dicukupi dan tepat adalah petunjuk, maka rezeki yang tidak cukup dan tepat adalah rezeki yang kira-kira, dan orang yang kira-kira itu pastilah banyak angan-angannya. (15:22 WIB)
  16. Pikirkanlah yang nyata jangan pernah berpikir sesuatu yang tidak nyata. (15:22 WIB)
  17. Orang yang banyak membuang waktu adalah orang yang banyak angan-angannya. (15:23 WIB)
  18. Rezeki orang yang mukmin adalah kematian, sedangkan rezeki orang munafik adalah harta yang melimpah, dan rezeki orang kafir adalah dunia dan seisinya. (15:24 WIB)
  19. Orang yang bangkrut di akhirat adalah yang banyak angan-angan dan berkhayal didunia yang tidak pernah terwujud. (15:26 WIB)
  20. Aku berdoa tidak peduli diberikan atau tidak, karena aku mengetahui keputusan Tuhanku itu lebih utama daripada keputusanku. (15:29 WIB)
  21. Barangsiapa yang tidak memiliki sifat Allah SWT pada dirinya maka dia belum termasuk orang yang beriman. (15:34 WIB)
  22. Janganlah kau memutus asakan manusia untuk mengharap kasih sayang dari Allah SWT, niscaya kau akan diputus asakan oleh Allah SWT. (15:53 WIB)
  23. Ibadah itu ada dua hal yaitu memperbaiki hubungan dengan Allah SWT, yang kedua adalah memperbaiki hubungan dengan manusia. (15:54 WIB)
  24. Bentuk ibadah itu adalah memperbaiki hubungan dengan Allah SWT, dampaknya adalah dia berbuat baik kepada setiap mahluk Allah SWT. (15:55 WIB)
  25. Bebaskanlah dirimu berbuat apapun dan semaumu didunia ini tapi jangan lupa kelak nanti akan diperhitungkan oleh Allah SWT atas apa yang telah kamu perbuat. (15:57 WIB)
  26. Apabila kamu mengurangi kebaikan kepada Allah SWT maka berkuranglah kebaikanmu, tetapi apabila kamu menambah kebaikan juga tidak akan menambah kerajaan Allah SWT. (15:58 WIB)
  27. Waktumu singkat, kematianmu sangat dekat, hari-harimu banyak yang kau sia-siakan yang tidak akan kembali lagi. (16:00 WIB)
  28. Syeikh Abu Hasan As-Syadzili: "Secuil perbuatan hati sama dengan segunung perbuatan badan." (16:04 WIB)
  29. 11 Adab dalam berdzikir:
    1. Suci dari hadats
    2. Mengawali dengan sholat Sunnah dua rakaat
    3. Menghadap Kiblat
    4. Ditempat yang sunyi
    5. Memohon Ampunan
    6. Membaca Surat Al-Fateha dan Surat Al-Ikhlas
    7. Memejamkan kedua mata
    8. Berhubungan dengan kubur
    9. Ada pertalian dengan Syeikh /Mursyid
    10. Menghimpun seluruh indra badan
    11. Sejenak bertafakkur. (16:06 WIB)
  30. Semua dzikir itu terhimpun dalam hati, apabila hati itu kotor dan pecah banyak cabangnya maka itulah yang disebut dzikir berhamburan tercerai berai. (16:07 WIB)
  31. Dzikir adalah pusat perhatian dan dialog antara Allah SWT dan hambanya yang tidak boleh dimasuki wilayah apapun. (16:07 WIB)
  32. Dzikir itu membentengi seluruh tubuhnya dan mematikan apa yang ada disekitarnya sehingga akan tampak terang benderang cahaya yang ada dalam hatinya. (16:09 WIB)
  33. Barangsiapa yang memandang sesuatu keindahan tanpa mengetahui Allah SWT menyimpan rahasia didalam mahluknya, maka pandangannya adalah pandangan setan, karena mata itu mengandung 70 iblis didalamnya. (16:13 WIB)
  34. Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah SWT berfirman: "Wahai para hambaku kalian semua berdosa kecuali yang telah Aku maafkan, maha mohonlah ampunan kepadaKu niscaya Aku ampuni kalian, dan barangsiapa yang mengetahui sesungguhnya Aku memiliki kemampuan untuk mengampuni dirinya, maka pasti akan Aku ampuni semua dosanya dan aku tidak peduli." (16:24 WIB)
  35. Hamba yang sangat dicintai oleh Allah SWT adalah hamba yang sering bertaubat kepada Allah SWT. (16:25 WIB)
  36. Barangsiapa yang berbicara dengan berdzikir niscaya akan menggelontor hatinya dari karat, sedangkan berbicara yang tidak berdzikir akan mengeraskan hati. Dan penyebab karat hati adalah disebabkan kecintannya pada dunia. (16:33 WIB)
  37. Orang yang beribadah digantikan materi sesungguhnya dia memiliki hati yang telah tertutup, setiap dunia yang masuk didalam hatinya akan mengundang lalat untuk hinggap, dan tidak akan lalat itu hilang sebelum kotoran itu hilang, sedangkan manusia sibuk menghalau lalatnya bukan membuang kotorannya. (16:34 WIB)
  38. Orang kafir itu tujuan hidupnya adalah bersenang-senang didunia ini, maka barangsiapa yang ingin hidup bersenang-senang sesungguhnya dia telah kafir sekalipun dia orang yang beriman. (16:35 WIB)
 
;