Rabu, 20 September 2023 0 komentar

Adab Menuntut Ilmu

بسم الله الرّحمن الرّحيم


Cara pertama menekuni ilmu/dasar bagi pemula bagaikan orang yang menerjunkan dirinya ke lautan yang dalam, karena bisa jadi keyaqinannya tidak akan mungkin selamat saat ketika memperhatikan yang syubhat atau yang meragukan karena Allah SWT menyampaikan mempelajari sedikit demi sedikit dan menghafalkan sampai memahami dan tertanam dalam hatinya sehingga tidak perlu argumen-argumen karena keyaqinannya karena memasuki dan mengenal islam harus tahu makna pengabdian islam keseluruhannya karena makna islam adalah kepasrahan dan tunduk sedangkan iman adalah kelembutan / penerimaan hati.

Sesuai dalam Firman Allah SWT,

فَأَخْرَجْنَا مَن كَانَ فِيهَا مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ

Fa akhrajnā mang kāna fīhā minal-mu`minīn
Lalu Kami keluarkan orang-orang yang beriman yang berada di negeri kaum Luth itu.
Qs. Az-Zariyat: 35

فَمَا وَجَدْنَا فِيهَا غَيْرَ بَيْتٍ مِّنَ ٱلْمُسْلِمِينَ

Fa mā wajadnā fīhā gaira baitim minal-muslimīn
Dan Kami tidak mendapati negeri itu, kecuali sebuah rumah dari orang yang berserah diri.
Qs. Az-Zariyat: 36

Disana hanya ada satu rumah dan terkadang Allah SWT menyebutkan keduanya dengan makna yang lain yang mana disebutkan dalam firman Allah SWT,

قَالَتِ ٱلْأَعْرَابُ ءَامَنَّا ۖ قُل لَّمْ تُؤْمِنُوا۟ وَلَٰكِن قُولُوٓا۟ أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ ٱلْإِيمَٰنُ فِى قُلُوبِكُمْ ۖ وَإِن تُطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ لَا يَلِتْكُم مِّنْ أَعْمَٰلِكُمْ شَيْـًٔا ۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Qālatil-a'rābu āmannā, qul lam tu`minụ wa lāking qụlū aslamnā wa lammā yadkhulil-īmānu fī qulụbikum, wa in tuṭī'ullāha wa rasụlahụ lā yalitkum min a'mālikum syai`ā, innallāha gafụrur raḥīm
Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".
Qs. Al-Hujurat: 14
Selasa, 05 September 2023 0 komentar

Kisah Pengemis Buta Dan Nabi Muhammad SAW

بسم الله الرّحمن الرّحيم

Di suatu tempat yaitu pasar di Kawasan Madinah Al Munawarah, ada seorang pengemis Yahudi buta yang selalu meminta-minta.

Setiap kali ada orang lewat di hadapannya, pengemis itu selalu mengatakan hal-hal buruk terhadap sosok Nabi Muhammad.

"Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad. Dia itu orang gila, pembohong, tukang sihir, apabila kalian mendekatinya akan dipengaruhinya," kata pengemis itu.

Dari hari ke hari, pengemis itu selalu mengucapkan kalimat sama secara berulang agar siapa saja berhati-hati pada Muhammad yang menurutnya punya pengaruh buruk.

Nabi Muhammad yang mengetahui perbuatan si pengemis itu sama sekali tidak merasa marah atau kesal. Beliau justru memberi makanan dan menyuapi pengemis itu dengan penuh kasih sayang.

Selama memberi pengemis makanan, Nabi Muhammad tidak pernah berkata apa pun dan cukup diam mendengarkan setiap perkataan si pengemis.

Nabi juga rela meluangkan waktu setiap pagi untuk menyuapkan makanan kepada pengemis buta tersebut.

Kebiasaan tersebut terus berlanjut setiap hari, bahkan si pengemis itu tak tahu bahwa yang menyuapinya makan adalah Nabi Muhammad yang ia benci.

Hingga suatu hari Rasulullah wafat. Lalu Aisyah RA berpesan pada Abu Bakar tentang kebiasaan Nabi Muhammad yang selalu memberi pengemis makan. Abu Bakar segera datang menemui pengemis di pasar sambil membawa makanan.

Ketika diberi makanan oleh Abu Bakar, pengemis itu menolak karena ia tahu bahwa orang yang memberinya makanan kali ini bukanlah seperti orang yang biasanya.

Pengemis yang menolak makanan dari Abu Bakar berkata bahwa orang yang biasa mendatanginya selalu menyuapi, bahkan terlebih dahulu menghaluskan makanannya sebelum diberikan kepada si pengemis.

Mendengar cerita dari pengemis buta itu, Abu Bakar hanya bisa menangis karena ia tahu betapa mulianya Muhammad kepada semua orang, sekalipun pada orang yang telah menghinanya.

Abu Bakar berkata, "Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW."

Setelah mendengar penjelasan dari Abu Bakar, pengemis buta itu terkejut. Ia ikut menangis dan berkata, "Benarkah demikian?"

"Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, dan ia tidak pernah marah sedikit pun, ia datang kepadaku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia," ucap pengemis itu.

Usai kejadian tersebut, si pengemis buta yang menghina Nabi Muhammad itu langsung mengucapkan syahadat di hadapan Abu Bakar.

Hal ini menjadi bukti bahwa kasih sayang, kelembutan, dan kebaikan Nabi dapat menggerakkan hati seseorang dan membuatnya memeluk Islam.
0 komentar

Do'a Pemeliharaan Diri Nabi Khidir Alaihissalam

بسم الله الرّحمن الرّحيم

اَللّٰهُمَّ فَنِّعْنَابِمَارَزَقْتَنَاوَاعْصِمْنَامِنْ حَيْثُ نَهَيْتَنَاوَلَا نُخَوِّجْنَا اِلَى مَنْ اَغْنَيْتَهُ عَنَّا وَاحْشُرْنَافِى زُمْرَةِ اُمَّةِ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَبِكَأْسِهِ فَاسْقِنَا وَمِنْ مَعَاصِيْكَ جَنِّبْنَا. وَعَلَى التَّقْوٰى اَمِتْنَاوَ لِلذِّكْرِاَلْهِمْنَا وَمِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ النَّعِيْمِ فَاجْعَلْنَا وَ اَسْعِدْنَا وَلَاتُشْقِنَايَاذَاالْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ

Allaahumma Fanni’naa Bimaa Rozaqtanaa Wa’shimnaa Min Haitsu Nahaitanaa Wa Laa Nukhowwij-Naa Ilaa Man Aghnaitahu ‘Annaa Wahsyurnaa Fii Zumroti Ummati Sayyidinaa Muhammadin Shollallaahu ‘Alaihi Wa Sallama Wa Bika’sihi Fasqinaa Wa Min Ma’aashiika Jannibnaa. Wa ‘Alat-Taqwaa Amitnaa Wa Lidz-Dzikri Alhimnaa Wa Min Wa Rotsati Jannatin-Na’iimi Faj’alnaa Wa As’idnaa Wa Laa Tusyqinaa Yaa Dzaljalaali Wal Ikroomi.

Ya Allah, jadikanlah kami orang yang qona’ah (sederhana/hidup adap adanya) dengan apa yang telah Engkau rezekikan kepada kami, dan peliharalah kami dari apa yang telah Engkau larang. Janganlah Engkau jadikan kami orang yang membutuhkan pertolongan orang yang telah Engkau jadikan dia kaya, dan himpunlah kami ke dalam golongan umat Nabi Muhammad SAW. Dan dengan gelasnya semoga Engkau memberi minuman, semoga Engkau menjauhkan kami dari perbuatan maksiat, dan semoga Engkau mematikan kami dalam ketaqwaan, serta berilah kami ilham. Jadikanlah kami sebagai ahli waris surga Na’im, bahagiakanlah kami dan semoga Engkau tidak menjadikan kami celaka, wahai Tuhan Yang Maha Agung lagi Maha Mulia”.

Do’a ini biasa dibaca oleh Tamim Ad Dari bin Habib. Do’a ini diajarkan kepadanya oleh Nabi Khidir AS.

Diamalkan selepas Sholat Fardhu 1x
Fadhilah, Insya Allah : 
  1. Dipelihara kehidupannya dunia dan akhirat oleh Allah SWT.
  2. Diberikan rezeki yang berkah dan berlimpah-limpah.



 
;