Jumat, 15 April 2022

15 April 2022

بسم الله الرّحمن الرّحيم

Qs. Fatir:1
Rasulullah SAW pada ayat ini ditunjukkan oleh Allah SWT bagaimana bentuk malaikat, sifatnya, dan pujiannya karena melihatnya. Maka orang yang melihat keindahan itu pasti memujinya, mana mungkin orang dapat memuji apabila tidak melihat atau menyaksikan apa yang disaksikannya.

Dan dijadikan malaikat itu untuk mengurus berbagai macam urusan, bahkan sampai hal terkecil dan detail pun Allah perintahkan Malaikat untuk mengurusinya.

Qs. Fatir:2
Apabila Allah menghendaki kebaikan pada seseorang tidak ada seorangpun yang mampu menghinanya, begitupun sebaliknya apabila tidak Allah kehendaki kebaikan kepada seseorang maka apapun yang dikerjakannya pasti tidak akan baik.

Maka perihal tersebut adalah bentuk rahmat, maka orang yang tidak mendapatkan rahmat itu memang tidak pantas mendapatkannya.

Qs. Fatir:3
Orang akan tahu sesuatu kenikmatan itu apabila merasakan kesusahan, orang akan tahu betapa nikmatnya makan saat pernah kelaparan. Apabila manusia tidak pernah merasakan perihal lapar, bahkan cenderung nikmat dan berlebihan pasti dia tidak akan merasakan kenikmatannya.

Hakikat nikmat itu bukanlah rasa, maka hakikat rasa menurut orang Tauhid ialah dia tahu pemberian itu dari Tuhannya, dan dia merasakan betapa tidak pantasnnya namun diberikan kepadanya yang tidak bisa dirasakan oleh orang lain.

Yang bisa merasakan nikmat itu adalah orang yang jauh dari nikmat. Orang bisa merasakan pedihnya lapar saat dia tidak bisa makan dan melihat orang lain sedang makan.

Qs.Fatir: 4
Sudah banyak manusia ingkar dari jaman Rasulullah SAW apalagi hari ini. Berapa triliun manusia yang dari dulu sampai kini menderita di dalam kuburnya.

Qs. Fatir: 5
Ketahuilah rahmat itu dari Allah, maka janganlah bangga dengan kehidupanmu, jangan bangga akan apa yang kamu miliki. Dan rahmat itu diberikan kepada hanya orang yang berbuat baik.

Maka saat manusia diperdaya dengan dunia sejatinya dia telah ditipu oleh setan, sehingga tidak percaya lagi kepada janji-janji Allah. Bahkan sekalipun orang dermawan dan bakhil tidak bisa ditentukan dari seberapa besar pemberiannya. Tapi dilihat sebagaimana dia yakin akan janji-janji Allah. 

Qs. Fatir: 6
Maka orang yang senang hasud, dengki dia telah masuk kedalam golongan setan. 

بسم الله الرّحمن الرّحيم

Hati terdalam hamba yang sholeh adalah keindahan dengan keharuman urusan Allah SWT. Hati mereka bersinar dengan mengagungkannya, dan karena kebesarannya. Sedangkan hati orang yang meremehkan menjadi putus sebab kerugian yang diteguk, menyesali masa lalu yang disia-siakan dan kepedihannya berlipat ganda saat didebat tentang ketergelincirannya yang buruk. 

Betapa ruginya orang yang telah memikul amanah lalu saat catatan amalnya dibuka ternyata mengkhianatinya. Maha Suci Allah yang mementukan dan membagi, memastikan dan menghukumi, menciptakan cahaya dan kegelapan, dan menjadikan taubat para hambanya adalah penyesalan, serta mengetahui yang sudah dan akan ada.

Manusia itu ada yang yakin, ragu-ragu, dan tidak yakin. Kalau orang yakin pasti tidak akan ada pertimbangan dan teori dalam memutuskan, dan langsung melaksanakan atas apa yang telah diyakini. Sedangkan orang yang ragu-ragu itu banyak pertimbangan dalam melakukan setiap hal. Dan yang terakhir adalah orang yang tidak yakin, orang yang seperti ini tidak perlu diberikan nasehat.

Orang yang menerima uang warisan itu adalah orang yang sangat kekurangan, dan perihal itu disebabkan karena banyaknya dosa-dosa. Dan setiap harinya hanya menghimpun dosa-dosanya. Tanpa disadari oleh pelakunya mau beramal sholeh dia mengalami kesusahan.



Wahai Tuhanku sungguh perbuatan dhalim yang kami lakukan merata, lautan kelalaian dihati kami sudah meluap, kelemahan telah menyeluruh, kepungan dosa telah terjadi, menyerahkan diri itu lebih menyelamatkan kami, karena Engkau (Allah SWT) lebih mengetahui kondisi kami.

Wahai Tuhanku kami bermaksiat kepadamu bukan karena kami tidak mengetahui siksamu, bukan pula karena ingin mendekati siksamu, dan bukan karena meremehkan derajatmu. Tetapi nafsu kami menguasai diri ini, kesengsaraan kami menolong nafsu itu lalu kami tertipu oleh tutupan aib yang Engkau lakukan. 

Banyak manusia menyesal akan dosa-dosanya tetapi tidak melakukan perbuatan, bahkan tidak ada amal solehnya kepada Allah, lalu ditambahkan lagi tidak ada kepeduliannya dengan orang sekitarnya.



Ada 6 Hal yang bila mendekati dosa kecil ia akan menjadi dosa besar, dan jika 6 hal itu ada pada dosa besar maka ia akan semakin besar dan meningkat:
  1. Ishrar (Terus menerus)
  2. Menganggap remeh sebuah dosa
  3. Bahagia dengan dosa, karena sesungguhnya hati hamba menjadi hitam sesuai dengan kebahagiaan atas dosa yang dilakukan.
  4. Meremehkan nikmat Allah SWT, yaitu nikmat yang berupa tidak diketahuinya, perbuatan dosa yang ditutupi oleh Allah SWT, dan kesabarannya untuk menunda balasan atasnya, juga tidak menyegerakan siksanya.
  5. Menampakkan dosa, maksudnya dengan melakukan maksiat secara terang-terangan, dan menceritakannya lalu berbangga diri karena telah melakukannya
  6. Pelaku dosa itu adalah alim yang telah dihormati.\


Seandainya seorang lelaki melakukan ibadah seperti ibadahnya 70 Nabi maka pada hari kiamat ia akan terhitung sedikit, hal ini karena kegentingan yang ia lihat pada hari itu. 

Nabi SAW bersabda: Sesungguhnya diantar orang mukmin ada orang yang diberi catatan amalnya tertutup setelah melewati jembatan shirath. Dalam catatan amal itu disebutkan 'engkau melakukan ini dan ini, sesungguhnya Aku (Allah) malu menampakkannya kepadamu, berangkatlah sungguh Aku telah mengampunimu' Maha Suci Dia yang malu terhadap hamba yang bermaksiat kepadaNya. Ini tiada lain adalah wujud kedermawanan yang murni.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;