بسم الله الرّحمن الرّحيم
Beliau adalah anak lelaki Syeikh Abdurrahman As-Segaf. Beliau seorang wali besar yang mempunyai karamah luar biasa. Karamahnya banyak diceritakan orang.
Beliau r. a. adalah putra Sayyidina Alfaqihil muqaddam Ats-Tsani Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Mauladawilah. RadhiAllahu anhum wanafa anabihi. Beliau seorang wali besar dengan kekeramatan yang masya Allah.
Imam Umar Muhdahr lahir di Tarim. Beliau dibesarkan dalam ketaatan kepada Allah SWT dan di didik dalam asuhan ayahnya, maha guru kaum shalihin, al-arif rabbani, hafal alqur’an dan kitab Minhaj al-Thalibin seperti beliau hafal surat al-fatihah yang ia pelajari dari ayah dan gurunya. Beliau mempunyai daya hafal yang luar biasa maka jika ia disodori kitab maka kitab tersebut dihafalnya dalam jangka waktu yang cepat.
Selain kepada ayahnya, beliau belajar fiqih kepada Syeikh Abu Bakar bin Muhammad Bafadhal. Kepada gurunya tersebut beliau mempelajari kitab Minhaj, Tanbieh, Ihya dan Tafsir yang hampir saja beliau menghafal kitab-kitab tersebut. Khusus ilmu batin beliau belajar kepada ayahnya.
Imam Umar Muhdhar seorang yang banyak bermujahadah, riyadhoh dalam amal-amal soleh, meninggalkan kesenangan dan kenikmatan, sedikit makan malam maupun siang, bahkan beliau tidak makan kurma selama tiga puluh tahun. Beliau berkata : Kurma dapat menimbulkan nafsu syahwat, karena itu aku melarang diriku sendiri untuk makan kurma". Beliau menunaikan ibadah haji ke baitullah selama empat puluh hari perjalanan tanpa merasakan makanan dan air, akan tetapi kekuatannya tidak berkurang dan tidak merasa lelah dalam perjalanan tersebut. Beliau pernah tinggal di sisi makam Nabi Hud a.s selama selama satu bulan tidak makan kecuali hanya beberapa ekor ikan. Seperti saudaranya Abu Bakar As-Sakran, beliau juga menguasai ilmu-ilmu tentang ketuhanan dan alam malakut serta rahasia alam gaib. Keadaan tersebut mulai diketahui sejak ayahnya masih hidup. Maka ayahnya berkata, "Kami temukan pada Umar sesuatu yang membuat kami mengetahui bahwa ia termasuk golongan auliya’ Allah." Beliau dapat membaca lafadz al-Tatief dalam satu nafas sebanyak seribu kali, begitu juga lafadz al-hafidz.
Murid-murid Imam Umar Muhdhar yang utama diantaranya Syeikh Abdullah Al-Idrus dan saudaranya Syeikh Ali bin Abu Bakar As-Sakran, Syeikh Ahmad bin Abu Bakar, Syeikh Ahmad bin Umar bin Ali bin Umar bin Ahmad bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam, Sayyid Husin bin al-Faqih Ahmad bin Alwi, Sayyid Muhammad bin Abdullah bin Ali, al-Faqih Muhammad bin Ali Bazaqfam, Syeikh Abubakar bin Abi Qubail.
Pada zamannya, tidak ada satu orangpun yang dapat melebihi keutamaannya. Al-allamah Muhammad bin Ali al-khirrid berkata,"Saya mendengar ayahku berkata : Sesungguhnya pada diri Syeikh Umar Muhdhar terpelihara delapan puluh macam karamah".
Berkata Syeikh Abdullah Al-Idrus, "Suatu hari saya mendengar Syeikh Umar berkata, jika dikumpulkan semua keluarga Ba’alawi yang ada dan ditimbang, maka timbangan tersebut sama dengan timbangan saya seorang diri". Berkata Sulthonah az-Zubaidiyah, "Saya melihat Syeikh Umar Muhdhar bin Abdurrahman Assegaf di suatu qubah dari cahaya yang naik menuju langit dan semua auliya’ berada di bawahnya, sedangkan ia di atasnya seperti bintang."
Diantara kekeramamatan beliau .ra ialah semua harta bendanya dibiarkan begitu saja tanpa dijaga sedikit pun. Anehnya siapa saja yang berani mengganggunya pasti terkena bencana seketika itu juga. Sampai pun jika ada seekor binatang yang berani mengganggu tanamannya tanpa sepengetahuan beliau binatang itu akan mati seketika itu juga.
Diriwayatkan ada seekor burung gagak yang makan pohon kurmanya. Burung itu segera dihalaukannya. Tidak lama kemudian, burung gagak itu pun kembali makan pohon kurma beliau. Dengan izin Allah burung gagak itu tersungkur mati seketika itu juga.
Sebagian pelayan beliau ada yang mengadukan tentang banyaknya kijang yang menyerang kebun beliau dan tetangga beliau banyak yang mentertawakannya. Beliau menyuruh pelayannya berseru untuk menyuruh semua kijang yang berada di kebun beliau segera meninggalkan tempat menuju ke kebun tetangga beliau yang mentertawakannya. Dengan izin Allah semua kijang itu menyingkir pindah ke kebun tetangga yang mentertawakan beliau. Terkecuali hanya seekor kijang saja yang tidak mau berpindah. Dengan mudah kijang tersebut dipegang oleh beliau dan disembelih.
Salah seorang pelayan beliau bercerita: "Ayah saudaraku mempunyai anak perempuan yang cantik. Setiap kali dipinang orang anak perempuan itu selalu menolak pinangannya". Aku mengadukan hal itu kepada Sayyid Umar Al-Muhdhor. Jawab beliau: "Anak perempuan ayah saudaramu itu tidak akan berkawin selain dengan engkau, dan engkau akan mendapatkan seorang anak lelaki daripadanya". Aku rasa apa yang dikatakan oleh Sayyid Umar Al-Muhdhor itu tidak mungkin akan terjadi pada diriku yang sefakir ini. Dengan izin Allah aku pun dipinang oleh anak perempuan ayah saudaraku itu. Aku kawin dengan anak perempuan ayah saudaraku dan mendapatkan seorang anak lelaki seperti yang dikatakan oleh Sayyid Umar Al-Muhdhor".
Seorang datang mengadu pada beliau: "Kalung isteriku dicuri". Sayid Umar Al-Muhdhor berkata: "Katakan pada orang banyak di sekitarmu, siapa yang merasa mengambil kalung itu hendaknya segera dikembalikan, kalau tidak dalam waktu tiga hari ia akan mati dan kalung tersebut akan kamu temui pada baju pencuri itu". Perintah beliau dijalankan oleh lelaki tersebut. Tapi tidak seorangpun yang mengaku perbuatannya. Setelah tiga hari ia dapatkan orang yang mencuri kalung isterinya itu mati. Waktu diperiksa ia dapatkan kalung isterinya itu berada dalam pakaian si mayat sebagaimana yang dikatakan oleh Sayyid Umar.
Pernah beliau memberi kepada kawannya segantang kurma yang ditempati dalam keranjang. Setiap hari orang itu mengambilnya sekedar untuk memberi makan keluarganya. Segantang kurma itu diberi berkat oleh Allah sehingga dapat dimakan selama beberapa bulan. Melihat kejadian itu si isteri tidak tahan untuk tidak menimbangnya. Waktu ditimbang ternyata hanya segantang saja seperti yang diberikan oleh Sayyid Umar Al-Mudhor. Anehnya setelah ditimbang kurma itu hanya cukup untuk beberapa hari saja. Waktu keluarga itu mengadukan kejadian itu pada Sayyid Umar beliau hanya menjawab: "Jika kamu tidak timbang kurma itu, pasti akan cukup sampai setahun".
Do'a beliau sangat mujarab, banyak orang yang datang pada beliau untuk mohon do'a. Ada seorang wanita yang menderita sakit kepala yang berpanjangan. Banyak dokter dan tabib yang dimintakan pertolongannya. Namun tidak satupun yang berhasil. Si wanita itu menyuruh seorang untuk memberitahukan penderitaannya itu kepada Sayyid Umar Al-Muhdhor. Beliau berkunjung ke rumah wanita yang sakit kepala itu dan mendo'akan baginya agar diberi sembuh. Dengan izin Allah wanita itu segera sembuh dari penyakitnya.
Ada seorang lelaki yang mengadu pada beliau bahwa ia telah kehilangan uang yang berada di dalam pundi-pundinya. Beliau berdo'a kepada Allah mohon agar uang lelaki itu dikembalikan. Dengan izin Allah pundi-pundi itu dibawa kembali oleh seekor tikus yang menggondolnya.
Beliau r.a wafat dikota Tarim pada tahun 833 H dalam keadaan bersujud waktu shalat dzuhur, dan dimakamkan di pekuburan Zanbal – Tarim Hadramaut. Beliau r.a mempunyai wakaf masjid yang besar dan megah dan dinamai Masjid Umar Muhdhor, masjid tersebut berdiri tetap berdiri tegak sampai saat ini.
Al-Imam al-Habib Umar Al Muhdhar bin Abdurrahman Assegaf. Imam zamannya dalam ilmu, tokoh dalam tasawuf. Terkenal dengan kemurahan hatinya. Rumahnya tidak pernah sunyi dari para tamu yang datang berkunjung baik untuk kepentingan agama maupun kepentingan duniawi - Menjamin nafkah beberapa keluarga yang tak mampu dan mendirikan tiga buah masjid. Umar Al Muhdhar terkenal dengan do'anya yang amat mustajab. Wafat 833 H
Karamah beliau banyak sekali sehingga sukar untuk disebutkan semua. Beliau wafat di kota Tarim pada tahun 833 H dalam keadaan bersujud waktu sholat Dhuhur. Beliau dimakamkan di perkuburan Zanbal, Tarim, Hadhramaut, Yaman.
Ketahuilah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tidak bersedih hati. Mereka adalah orang-orang yang beriman dan selalu bertaqwa. Bagi mereka diberika berita-berita gembira baik dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat. Allah tidak akan merubah kalimat (janji)-Nya yang demikian itu adalah keuntungan yang besar sekali (bagi mereka) (QS. Yunus : 62 – 64)
Maka kisahkanlah beberapa kisah agar mereka mau berfikir (QS. Al-A’raf : 176).
Sesungguhnya dalam kisah-kisah mereka adalah bahan peringatan bagi orang yang berfikir
(QS. Yusuf : 111).
Tidak ada yang menyebabkan manusia rugi, kecuali keengganan mereka mengkaji buku-buku sejarah kehidupan kaum sholihin. Jika riwayat hidup kaum arifin dibacakan kepada orang mukmin, iman mereka kepada Allah akan bertambah. Demikian kata Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi r.a.
Ya Allah, jadikanlah hati kami terikat dalam kecintaan kepada mereka r.a dan kelak kumpulkanlah kami dan seluruh kaum muslimin dalam nikmat-Mu bersama mereka. Amin Allahumma amin.
0 komentar:
Posting Komentar