Jumat, 13 Agustus 2021 0 komentar

Do’a Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi

بسم الله الرّحمن الرّحيم

اللهم اجْعَلْنَا عَبِيدَ الإٍحْسَان لَا عَبِيْدَ الاِمْتِحَانْ

Allahummaj'alna 'Abidal Ihsan La 'Abidal Imtihan

Wahai Allah, jadikan kami hamba yang senantiasa mendapat kebaikan, bukannya hamba yang mendapat cobaan.

Do'a ini terdapat dalam kitab Majmu' Romadhoniyah


0 komentar

Menempuh Jalan Keselamatan

بسم الله الرّحمن الرّحيم

Berkata Al-Imam Umar bin Segaf Assegaf

Ku wasiatkan kepadamu agar kau terus menggali, mencari tahu bagaimana jalan para salafus shaleh, dari para ahlul bait, terkhusus keluarga bani alawi, pegang erat jalan mereka, niscaya kau akan memperoleh kebaikan dan keberuntungan yang agung.

Adapun pokok Thariqah mereka adalah pandai dalam membagi waktu, dan memakmurkannya dengan ibadah, majelis-majelis ilmu, menekuni adab, serta membaca wirid-wirid atau hizib-hizib yang mereka susun, yang kesemuanya diambil dari doa dan dzikir nabawi, contohnya seperti wirid karya Imam Haddad, begitupun hizib, dan ratibnya, juga amaliyah salaf lain.

Maka amalkan yang demikian dengan istiqamah, bersamaan dengan rasa tunduk, khusyu, juga mencoba untuk memahami tiap makna yang terkandung dibalik tiap bacaan, serta berusaha untuk ikhlas dan tulus dalam membaca.
0 komentar

8 Tanda Orang Yang Berma'rifat Kepada Allah

بسم الله الرّحمن الرّحيم

Sayyidina Utsman bin Affan r.a. berkata:

علامات العارفين ثمانية أشياء قلبه مع الخوف والرجاء ... ولسانه مع الحمد واثناء ... وعيناه مع الحياء والبكاء ... وإرادته مع الترك والرضا يعني ترك الدنيا وطلب رضا مولاه ...

  1. Tanda orang yang berma'rifat kepada Allah itu ada delapan, yaitu:
  2. Hatinya selalu diliputi oleh perasaan takut kepada Allah.
  3. Pengharapan atas rahmat-Nya.
  4. Lisannya selalu memuji Allah.
  5. Menyanjung-Nya.
  6. Kedua matanya selalu diliputi rasa malu.
  7. Dan tangisan karena Allah.
  8. Kehendaknya selalu diliputi rasa tidak senang kepada keduniaan.
  9. Selalu ingin mendapatkan ridha Allah.
0 komentar

Do'a Agar Tetap Tegar Ketika Upaya Gagal

بسم الله الرّحمن الرّحيم

قَدَّرَ اللهُ وَمَا شَاءَ فَعَلَ

Qaddarallahu Wa Ma Sya-a Fa'ala
Alla telah menentukan takdirnya dan Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki

Jumat, 06 Agustus 2021 0 komentar

Syeikh Ali bin Hasan bin Bakri bin Ahmad Al-Bayanuni Al-Halabi

بسم الله الرّحمن الرّحيم

Syeikh Ali bin Hasan bin Bakri bin Ahmad Al-Bayanuni Al-Halabi


Syeikh Ali bin Hasan bin Bakri bin Ahmad Al-Bayanuni Al-Halabi adalah seorang ulama Syafi'iyah yang sangat besar kecintaannya kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan Ahlulbait-nya.

Beliau digelari sebagai Maddah Ar-Rasul karena banyaknya menyusun Shalawat dan Qasidah untuk memuji Rasulullah dan Ahlulbait-nya.

Syeikh Ali lahir tahun 1290 H di Bayanun, sebuah desa di Allepo, Suriah. Beliau juga memiliki anak yang menjadi ulama besar, yakni Syeikh Ahmad As-Sayyad yang oleh ulama-ulama negeri Syam digelari sebagai Izzuddin (Kemuliaan Agama).
`
Setiap akan melaksanakan ibadah Haji, Syeikh Ali akan terlebih dahulu mengunjungi Madinah. Beliau tinggal disana beberapa waktu sambil banyak-banyak bersholawat kepada Rasulullah, dan membagi-bagikan uang kepada fakir miskin. Setelah itu baru pergi ke Makkah untuk menunaikan ibadah Haji.

Tapi hal berbeda terjadi pada musim Haji tahun 1362 H, dimana saat itu beliau tidak memulai kunjungannya ke Madinah, namun langsung menuju Makkah dan bertamu ke rumah Sayyid Alwi bin Abbas Al-Maliki, ayah dari Sayyid Muhammad Al-Maliki.

Kebetulan di rumah Sayyid Alwi sedang dibuka halaqah untuk membahas suatu hal yang rumit dalam ilmu Tasawuf, dan hal tersebut baru terbuka setelah dijelaskan oleh Syeikh Ali. Sayyid Alwi kemudian bertanya darimana beliau mendapatkan ilmu tersebut.

Syeikh Ali menjawab, "Dari manuskrip kuno yang aku miliki." Sayyid Alwi berkata, "Bisakah Syeikh membawakan manuskrip tersebut pada tahun Haji depan, agar kami bisa sama-sama mendapatkan manfaatnya." Syeikh Ali hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala.

Beliau lalu berkata, "Wahai Sayyid, tahun ini aku tidak akan kembali ke negaraku. Rasulullah telah menyiapkan tempat terbaik untukku di sisinya. Oleh sebab itulah tahun ini aku pergi dulu ke Makkah sebelum ke Madinah." 

Saat itu Syeikh Ali sebetulnya dalam keadaan sehat. Namun setelah ibadah Haji selesai, beliau mendadak sakit. Sesuai permintaannya, Sayyid Alwi lalu membawa Syeikh Ali ke rumah sakit di Madinah. Disana beliau akhirnya wafat setelah dirawat selama tiga hari. Jenazahnya dimakamkan di Baqi.
`
Seperti yang lazim terjadi di Baqi, dimana makam lama akan dibongkar untuk ditimbun dengan jenazah baru, makam beliau pun mendapat giliran pembongkaran pada tahun ke-4 dimakamkan.
`
Namun hal aneh terjadi, jasad beliau yang telah terkubur selama empat tahun masih utuh seperti baru meninggal. Pihak Askar pun urung membongkar makam beliau. Empat tahun kemudian, makam beliau kembali dibongkar. Namun lagi-lagi jasad beliau masih utuh.
`
Akhirnya pihak Askar memutuskan untuk tidak lagi membongkar makam beliau, dan memberi tanda "Syeikh Syami" pada batunya. Demikianlah keadaan orang yang gemar bersholawat, memuji dan merindukan Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam.

Kisah dinukil dari mukaddimah kitab Imdadul Fattah hal. 2 karya Syeikh Abdul Fattah Abu Ghuddah.

Kamis, 05 Agustus 2021 0 komentar

Sayyidah Nafisah

بسم الله الرّحمن الرّحيم

Sayyidah Nafisah ialah salah satu keturunan Rasulullah SAW. Beliau puteri Imam Hasan Al-Anwar bin Zaid Al-Ablaj bin Imam Hasan bin Imam Ali r.a. Beliau lahir di Makkah pada 11 Rabiulawal 145 H, Hidup dan besar di Madinah.

Hijrah Ke Mesir
Demi Keamanan dan ketenangan hidup Sayyidah Nafisah berhijrah ke Mesir bersama suaminya, Ishaq Al-Mu'tasim bin Ja'far-Siddiq, pada tahun 193H setelah sebelumnya ziarah ke makam Nabi Ibrahim a.s Di Mesir beliau tinggal di rumah Ummi' Hanni"

Sayyidah Nafisah menetap di Mesir selama 7 tahun. Penduduk mesir sangat menyayanginya dan percaya akan karamahnya. Mereka selalu berduyun-duyu  n mendatanginya berdesakan mendengarkan mauizahnya dan memohon doanya. Hal ini membuat suaminya berfikir untuk mengajaknya pindah ke tanah Hijaz, namun beliau menolak dan menjawab: "aku tidak bisa pergi ke hijaz karena aku bermimpi bertemu Rasulullah SAW. Beliau berkata kepadaku: :Aku tidak bisa pergi ke hijaz  karena aku bermimpi bertemu Rasulullah SAW. beliau berkata kepadaku: "Beliau berkata kepadaku : "Janganlah kamu pergi dari Mesir karena nanti Allah akan mewafatkanmu (Sama) di sanra

Pribadinya :
Sayyidah Nafisah adalah seorang yang sangat kuat beribadah kepada Allah. Siang hari dia berpuasa sunat sedangkan pada malanya ia bertahajud, menghidupkan amalan dengan berzikir dan membaca Al-Qur;an.. Dia sungguh zuhud dengan kehidupannya.Hatinya langsung tidak terpaut dengan kehidpuan dunia yang menipu daya. Jiwanya rindu dengan surga Allah....
sangat takut dengan neraka Allah. Disamping itu Sayyidah Nafisa sangat taat pada suaminya. Beliau sangat mematuhi perintah suami dan melayani suamii rajanya dengan sebaik-baiknya.

Sayyidah Nafisah adalah orang yang terkenal zuhud dan mengasihi manusia yang lain. Pernah satu ketika, beliau menerima uang sebanyak 1000 dirham dari raja untuk keperluan dirinya. Beliau telah membagikan uang tersebut kepada fakir miskin sebelum sempat memasuki rumahnya. uang hadiah dari raja itu sedikitpun  tidak diambilnya untuk kepentingan dirinya. semuanya disedekahkan kepada fakir dan miskin. Demikianlah dermawannya Sayyidah Nafisah terhadap fakir miskin.

Keutamaanya 
Sayyidah yang mulai ini sudah mendapatkan keutamaan sejak kecil lagi. Suatu ketika, demikian
Al-Hafiz Abu Muhammad dalam kitabnya Tuhfatul Asyraf, bercerita : Al-Hasan, Ayahanda Sayyidah Nafisa membawa Nafisah semasa kecil ke makam Rasulullah SAW. Di sini sang ayah berkata: "Tuanku, Bagindaku Rasulullah, ini puteriku. aku ridha dengannya. Kemudian keduanya pulang. Di malam hari sang ayah bertemu Rasulullah bersabda: "Wahai Hasan aku ridha dengan putrimu Nafisah kerana keridhaanmu itu. Dan Allah SWT juga ridha karena ridhaku itu.

Salah satu keutamaan Sayyidah Nafisah adalah selama masa hidupnya beliau telah mengkhatamkan Al-Qur'an sebanyak 4000kali. selain itu, meskipun tinggal jauh dari tanah suci, beliau melakukan ibadah haji sebanyak 17 Kali.

Sayyidah Nafisah dan Imam Syafii
Sejarah sepakat mengatakan bahwa Sayyidah Nafisah semasa dengan Imam Syafii. keduanya saling menghormati. Diceritakan bahwa Imam Syafii meriwayatkan hadits dari Sayyidah Nafisah. Setiap berkunjung ke kediaman Sayyidah Nafisah Imam Syafii dan pengikutnya sangat menjunjung tinggi adab sopan santun terhadap beliau.

Imam Syafii setiap tertimpa penyakit selalu mengirim utusan ke Sayyidah Nafisah agar berkenan mendoakannya dengan kesembuhannya. Dan benar, setelah itu Imam Syafii mendapatkan kesembuhan. Ketika Imam Syafii tertimpa penyakit yang menyebabkan beliau wafat, Sayyidah Nafisah berkata pada utusan Imam Syafii: "Semoga Allah memberikan kenikmatan pada syafii dengan melihat wajahnya yang mulia."

Karamahnya 
Sebelum menceritakan karamah-karamah Sayyidah yang mulia ini, perlu diketahui bahwa suami Sayyidah Nafisah (Ishaq bin Al-Mu'taman bin Ja'far Ash-Shadiq) pernah berkeinginan untuk memindah makam beliau ke pemakaman Baqi' (Madinah). Kemudian penduduk Mesir meminta suami Sayyidah Nafisah untuk mengurungkan keinginannya, karena penduduk mesir ingin mendapatkan berkah darinya. Akhirnya pada suatu malam suami Sayyidah Nafisah bermimpi bertemu Rasulullah SAW. Rasulullah bersabda, "Wahai Abu Ishaq, Janganlah kamu menentang keinginan penduduk mesir, karena Allah akan memberikan berkahNYA kepada penduduk mesir melalui Sayyidah Nafisah.

Di antara karamahnya ialah ketika pembantu Sayyidah Nafisah yang bernama Jauharah keluar rumah sakit untuk membawakan airwudlu  untuk beliau, pada waktu itu hujan deras sekali. Akan tetapi, tapak kaki Jauharah tidak basah dengan air hujan..

Di antara karamahnya juga ialah, ada sebuah keluarga Yahudi yang tinggal di dekat kediaman Sayyidah Nafisah di Mesir. keluarga itu mempunyai seorang anak perempuan yang lumpuh. Suatu ketika ibu anak itu berkata : "Nak, Kamu mahu apa? Kamu mahu ke kamar mandi ? Si anak tiba-tiba berkata: "Aku ingin ke tempat perempuan mulia tetangga kita itu". Setelah si ibu minta izin pada Sayyidah Nafisah. Si anak didudukkan di pinggir rumah. Ketika datang waktu sholat zuhur, Sayyidah Nafisah beranjak untuk berwudhuk di dekat gadis kecil itu, Air wudhuk beliau mengalir ke tubuh anak tersebut. Seperti mendapatkan ilham anak itu mengusap anggota tubuhnya dengan air berkah tersebut. Dan seketika itu juga ia sembuh dan bisa berjalan seperti tidak pernah sakit sama sekali.

Kemudian si anak pulang dan mengetuk pintu. Pintu dibuka oleh ibunya. Dengan heran dia bertanya: 'Kamu siapa Nak?' "Aku puterimu". sambil memeluk si ibu bertanya bagaimana ini bisa terjadi. Si anak kemudian bercerita dan akhirnya keluarga itu semuanya masuk islam.

Selain itu pernah suatu ketika sungai Nil berhenti mengalir dan mengering. Orang-orang mendatangi Sayyidah Nafisah dan memohon doanya. Beliau memberikan selendangnya agar dilempar ke sungai Nil. Mereka melakukannya, dan seketika itu juga sungai Nil mengalir kembali dan melimpah.
Karamah-Karamah beliau setelah wafat juga banyak. Di antaranya, pada tahun 638H, beberapa pencuri menyelinap ke masjidnya dan mencuri 16 lampu dari perak. Salah seorang pencuri itu dapat diketahui, lalu dihukum dengan diikat pada pohon. Hukuman itu dilaksanakan di depan masjid agar menjadi pelajaran bagi yang lain. Pada tahun 1940, seseorang yang tinggal di daerah itu bersembunyi di masjid itu pada malam hari. Ia mencuri syal dari Kasymir yang ada di makam itu. Namun, ia tidak menemukan jalan keluar dari masjid itu dan tetap terkurung disana sampai pelayan masjid datang di waktu subuh dan menangkapnya.

Wafatnya
Al-Sakhawi bercerita, "Ketika Sayyidah Nafisah merasakan ajalnya sudah dekat, beliau menulis surat wasiat untuk suaminya, dan menggali kubur beliau sendiri dirumahnya. Kubur yang digalinya itu ialah untuk beliau senantiasa mengingatkan akan kematian. Kemudian beliau turun ke liang kubur itu, memperbanyak sholat dan mengkhatamkan Al-Qur'an sebanyak 109 kali. Kalau tidak mampu berdiri, beliau sholat dengan duduk, memperbanyak tasbih dan menangis. Ketika sudah sampai ajalnya dan beliau sampai pada ayat: "Bagi mereka (disediakan) tempat kedamaian (surga) di sisi tuhannya dan dialah pelindung mereka disebabkan amal-amal sholeh yang selalu mereka kerjakan." (Surat Al-An'am :127), beliau pingsan kemudian dan menghembuskan nafas terakhir menghadap sang maha kasih abadi pada hari jumaat, bulan ramadhan 208H.

Sewaktu disholatkan sangat ramai orang yang menghadirinya. sehingga kini maqamnya diziarahi oleh pengunjung dari seluruh penjuru dunia. Demikian kehebatan yang Allah anugerahkan kepada Sayyidah Nafisah yang terkenal dengan kewaraan kepada Allah dan ketaatannya kepada suami. Semoga beliau menjadi contoh buat generasi wanita akhir zaman ini

Wallahu a'lam bis shawab.

 
;