Sabtu, 31 Oktober 2020 0 komentar

Do'a Memohon Ampunan (Nabi Adam)

بسم الله الرّحمن الرّحيم

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Rabbanaa Dholamnaa Anfusanaa Wa Illam Taghfirlanaa Watarhamnaa Lanakuunanna Minal Khassirin

Ya Rabb, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.
(Qs. Al-A'raf:23)

Do'a ini adalah doa yang selalu di panjatkan oleh Nabi Adam Alaihissalam untuk pengakuan atas kesalahan dan memohon ampunan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.


Minggu, 25 Oktober 2020 0 komentar

Hak Allah Subhanahu Wa Ta'ala

بسم الله الرّحمن الرّحيم

Apakah hak Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas hamba-hambanya?

Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas mereka adalah bahwa mereka menyembahNya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun

Apakah dalil mengenai hak Allah Subhanahu Wa Ta'ala tersebut?

Sebuah hadis yang diriwayatkan dari sahabat Mu’adz Bin Jabal Radhiyallahu Anhu bahwasanya ia berkata: ‘Aku pernah membonceng Baginda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam di atas seekor keledai.

Lalu Beliau Shallallahu Alaihi Wa Sallam berkata: ‘ Wahai Mu'adz, Apakah engkau tahu apakah hak Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas hamba-hambaNya dan apakah hak hamba-hamba Allah Subhanahu Wa Ta'ala terhadaNya? aku pun menjawab: 'Allah dan RasulNya lebih mengetahui akan hal ini.’

Kemudian beliau Shallallahu Alaihi Wasallam pun berkata: ‘Hak Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas hamba-hambaNya adalah bahwa mereka menyembahNya dan tidak mempersekutukanNya dengan sesuatu apapun. sedangkan hak hamba-hamba Allah Subhanahu Wa Ta'ala terhadapNya adalah bahwa dia tidak menyiksa orang yang tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun

Maka kewajiban yang pertama pada seorang hamba adalah mengetahui alasan mengapa ia diciptakan, yaitu menyembah Allah Subhanahu Wa Ta'ala ( beribadah kepadaNya). Tidaklah Allah Subhanahu Wa Ta'ala Menciptakan makhluk, kecuali untuk menyembahNya. Hal inisebagaimana termaktub dalam Alquran:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Wa Maa Khalaqtul Jinna Wal Insa Illa Liya'buduni
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembah kepada-Ku"
(Qs. Adz-Dzariyat:56)

Berarti hak Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas hamba-Nya sangatlah besar dan karunia Allah Subhanahu Wa Ta'ala terhadapnya sangatlah luas.Allah Subhanahu Wa Ta'ala menciptakannya dari tiada, memberinya bentuk, menganugerahinya seluruh nikmat serta menunjukkan kepadanya agama yang lurus.

(Ketahuilah, dibandingkan besarnya karunia yang Dia berikan)Seandainya seorang hamba sujud kepada Tuhannya di atas Bara Api semenjak dunia diciptakan hingga dunia ini hancur, maka ia belum bisa menunaikan hak Islam yang Allah Subhanahu Wa Ta'ala karuniakan kepadanya dan keimanan yang Allah Subhanahu Wa Ta'ala Tunjukkan dan anjurkan kepadanya.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala memiliki hak atasnya berupa nikmat-nikmat agama maupun dunia, baik pada dhohir maupun batinnya, dalam hati maupun raganya. nya sekiranya lautan menjadi tinta dan pepohonan menjadi penanya, nya semua itu akan habis sebelum sempat menghitung (sekalipun hanya)  sepersepuluh nikmat yang Allah Subhanahu Wa Ta'ala berikan kepadanya. sebagaimana firman Allah subhanahu wa taala dalam Alquran:

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ

Wa In Ta'uddu Ni'mataallahi La Tuhshuha Innaallaha Laghafurun Rahimun
"Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
(Qs. An-Nahl: 18)

Dalam ayat lainnya, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

أَلَمْ تَرَوْا أَنَّ اللَّهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً ۗ وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُجَادِلُ فِي اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَلَا هُدًى وَلَا كِتَابٍ مُنِيرٍ

A lam tarau annallāha sakhkhara lakum mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍi wa asbaga 'alaikum ni'amahụ ẓāhirataw wa bāṭinah, wa minan-nāsi may yujādilu fillāhi bigairi 'ilmiw wa lā hudaw wa lā kitābim munīr
Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.
(Qs. Luqman: 20)

Sumber: Buku Seribu Satu Jawaban Masalah-masalah Aqidah Islam
Sabtu, 24 Oktober 2020 0 komentar

Do’a Agar Terbebas Dari Sihir, Pelet dan Santet

بسم الله الرّحمن الرّحيم

 أَعُوذُبِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ

A'udzubikalimaatillahit Taammati Min Kulli Saythaanin Wahaammatin, Wa Min Kulli 'Ainin Lammatin

Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang telah sempurna dari godaan setan, binatang beracun dan dari pengaruh 'ain yang buruk.


Sumber: https://majelisalmunawwarah.blogspot.com/2020/10/doa-agar-terbebas-dari-sihir-pelet-dan.html

Kamis, 15 Oktober 2020 0 komentar

Do'a Haibah (Habib Syekh bin Ahmad Bafaqih - Boto Putih)

بسم الله الرّحمن الرّحيم

بِسْمِ اللهِ طَرِيْقِى الرَّحْمٰنُ رَفِيْقِى الرَّحِيْمُ يَحْرُسُنِيْ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يَلْمِسُنِى اٰيَةُ الْكُرْسِيِّ تُرْسِيِّ سَيْفِىْ حَسْبِيَ اللهُ تَحَصَّنْتُ بِيٰسٓ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ فَعْشِيْلَ شَلُوْخِيَا أَشْلِيْخُوْطَا شَلْخُوْطَا وَخَشَعَتِ الْأَصْوَاتُ لِلرَّحْمٰنِ فَلَاتَسْمَعُ إِلَّاهَمْسَا يَاطَيْطَوَالِ احْجُبْ عَنِّى شَرَّالْجِنِّ وَالْإِنْسِ بِحُرْمَةِ مَنْ يَقُوْلُ لِلشَّيْءٍ كُنْ فَيَكُوْنُ بِسِرِّ سِرِّكَ الْمَصُوْنِ وَعِلْمِكَ الْمَكْنُوْنِ وَمَافِىْ حُكْمِكَ الْمَخْزُوْنِ عَنِ الْعُيُوْنِ سَخِّرْلِىْ (قَلْبَ فُلَانِ) وَكُلَّ حَاجَتِىْ يَامَنْ لَايُعْجِزُهُ شَيْءٌ سَخِّرْلِىْ كُلَّ شَيْءٍ أَقْسَمْتُ عَلَيْكُمْ بِمَادَعَااللهُ بِهِ عَلَى السَّمٰوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ قَالَتَا أَتَيْنَا طَآئِعِيْنَ وَإِنَّهُ لَقَسَمٌ لَّوْتَعْلَمُوْنَ عَظِيْمٌ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.


BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM
BISMILLAAHI THORIIQIR ROHMAANU ROFIIQIR ROHIIMU YAHRUSUNII MIN KULLI SYAI-IN YALMISUNII AAYATUL KURSIYYI TURSIYYI SAYFII HASBIYALLAAHU TAHASH-SHONTU BI YAASIIN TAWAKKALTU ‘ALALLAAHI FA’SYIILA SYALUU KHIYAA ASYLIIKHUUTHOO SYALKHUUTHOO WA KHASYA’ATIL ASHWAATU LIR-ROHMAANI FALAA TASMA’U ILLAA HAMSAA YAA THOYTHOWAALIH-JUB ‘ANNII SYARROL JINNI WAL INSI BI HURMATI MAN YAQUULU LISY-SYAI-IN KUN FAYAKUUNU BI SIRRI SIRRIKAL MASHUUNI WA ‘ILMIKAL MAKNUUNI WA MAA FII HUKMIKAL MAKHZUUNI ‘ANIL ‘UYUUNI SAKH-KHIRLII (nama si fulan) WA KULLA HAAJATII YAA MAN LAA YU’JIZUHU SYAI-UN SAKH-KHIRLII KULLA SYAI-IN AQSAMTU ‘ALAIKUM BIMAA DA’AALLAAHU BIHI ‘ALAS SAMAAWAATI WAL ARDLIINA QOOLATAA ATAINAA THOO I’IINA WA INNAHU LAQOSAMUL-LAU TA’LAMUUNA ‘ADHIIMUN. WA SHOLLALLAAHU ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN WA AALIHI WA SHOHBIHI WA SALLAMA.

Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Dengan Nama Allah jalanku, Yang Maha Pengasih temanku, Yang Maha Penyayang penjagaku dari sesuatu yang menjamahku, ayat kursi menjagaku, pedangku, cukuplah Allah bagiku menjagaku, dengan Yasin aku bertawakal kepada Allah Fa’silun, Saluhiyah, Aslih Huto, Salhuto (Nama-nama Malaikat), dan tunduklah semua suara-suara pada Yang Maha Pengasih dan tidaklah mendengar padaku kecuali bisikan Ya Thoi Thowali (Nama Malaikat), hijabkanlah bagiku kejahatan Jin dan Manusia dengan kemuliaan siapa yang berkata dengan sesuatu “Kun Fayakun” jadi, maka jadilah. Dengan rahasiaMu yang terjaga dan ilmuMu yang tersimpan dan dengan hukumMu yang tersimpan dari semua mata-mata tundukkanlah hatinya bagiku (nama si fulan) dan semua hajatku, wahai siapa yang tidak lemah dengan sesuatu, tundukkanlah semua sesuatu. Aku bersumpah dengan kalian dengan apa yang Allah panggilkan baginya atas langit-langit dan bumi-bumi berkata, kami datang pada kalian dengan taat dan itu adalah sumpah, kalau engkau mengetahui itu adalah besar. Sholawat Allah atas junjungan kami Nabi Muhammad SAW dan keluarga serta sahabat-sahabatnya.

Telah diijazahkan oleh Syeikh Arifin bin Ali bin Hasan. Diamalkan 1x selepas Sholat Maghrib dan Shubuh, terutama dibaca ketika ziarah ke Makam Al Habib Syeikh bin Ahmad Bafaqih – Boto Putih – Surabaya. Sebaiknya ziarah dilakukan pada Hari Selasa sore ba’dal Ashar, khusus untuk urusan kesulitan hutang dan masalah kehidupan.

Fadhilahnya, Insya Allah : 
  1. Untuk menghadapi musuh dan orang-orang dhalim.
  2. Untuk menangkis sihir, tenung, fitnah, hasud dan dengki.
  3. Dimurahkan rezekinya.

Selasa, 13 Oktober 2020 0 komentar

Do'a Mohon Petunjuk

بسم الله الرّحمن الرّحيم

رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا

Rabbana Aatinaa Min Ladunka Rahmatan Wahayyi’ Lanaa Min ‘Amrinaa Rasyadaan

Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)

(Qs. Al-Kahf: 10)


Senin, 12 Oktober 2020 0 komentar

Do'a Agar Dimudahkan Mendapatkan Anak

بسم الله الرّحمن الرّحيم

 

رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَآءِ

RABBI HABLII MILLADUNKA DZURRIYYATAN THOYYIBATAN INNAKA SAMII'UD DU'AA
(Lepas Fardhu 3x)

Ya Allah anugerahkanlah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Memperkenankan Doa.

(Qs. Al-Imran:38)


Jumat, 02 Oktober 2020 0 komentar

Manaqib Syeikh Ahmad Khatib Minangkabawi

بسم الله الرّحمن الرّحيم

Syeikh Ahmad Khatib Minangkabawi


Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi seorang ulama-pembaharu yang sangat berpengaruh.

Sebagai ulama besar, beliau ‘melahirkan’ banyak ulama besar lainnya seperti –antara lain- KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy’ari. Sebagai pembaharu, beliau berhasil membuka cakrawala berfikir dari banyak kalangan Islam antara lain tentang bagaimana beraqidah yang benar dan penerapan syariat yang tepat.

Ahmad Khatib lahir pada 26/05/1860 di Kota Gadang, Bukittinggi, Sumatera Barat. Saat kanak-kanak, beliau memelajari dasar-dasar ilmu agama dari sang ayah yaitu Syaikh Abdul Lathif. Lewat sang ayah pula, beliau mulai menghafal Al Quran 

Saat berusia 11 tahun, Ahmad Khatib dibawa sang ayah berhaji. Di Mekkah, setelah berhaji, Ahmad Khatib belajar. Beliau mendalami Islam ke beberapa ulama seperti Sayyid Bakri Syatha, Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan, dan Syaikh Muhammad bin Sulaiman Hasbullah Al-Makki.

Ahmad Khatib adalah seorang pemuda yang pandai. Maka, latar belakang inilah yang mengantarkan Ahmad Khatib menjadi Imam dan Guru Besar dalam mazhab Syafi’i di Masjidil Haram.

Walau Ahmad Khatib mukim di Mekkah, dia termasuk tokoh pembaharu di Indonesia di penghujung abad 19 dan di awal abad 20. Pasalnya, pikiran-pikiran dia tersebar luas di Indonesia dengan cara; Pertama, melalui buku-bukunya. Kedua, melalui mereka yang datang ke Mekkah untuk beribadah haji dan sekaligus menyempatkan diri belajar kepada Ahmad Khatib.

Setelah kembali ke Indonesia, mereka lalu menjadi ulama besar. Misal, yang berasal dari Minangkabau antara lain Syaikh Muhammad Jamil Jambek (1860-1947), H. Abdul Karim Amrullah (1879-1945, ayah dari Buya HAMKA), dan H. Abdullah Ahmad (1878-1933). Sementara, yang berasal dari luar Minangkabau antara lain Syaikh Muhammad Nur sebagai Mufti Kerajaan Langkat. Syaikh Muhammad Zain sebagai Mufti Kerajaan Langkat di Binjai, Syaikh Hasan Maksum sebagai Mufti Kerajaan Deli, dan Syaikh Muhammad Saleh sebagai Mufti Kerajaan Selangor. Adapun yang berasal dari Jawa di antaranya adalah KH. Ahmad Dahlan (1868-1923, pendiri Muhammadiyyah), dan KH. Hasyim Asy’ari (1871-1947, pendiri NU). Sementara, beberapa ulama besar dari Kalimantan pernah juga belajar kepada Ahmad Khatib.

MasyaAllah

Sumber: https://majelisalmunawwarah.blogspot.com/2020/10/manaqib-syeikh-ahmad-khatib-minangkabawi.html

Kamis, 01 Oktober 2020 0 komentar

Niat Dalam Mencari Rezeki

بسم الله الرّحمن الرّحيم

Sayyidil Habib Alwi bin Thahir Al-Haddad (Mufti Johor)

مَرَّ عَلَى النَّبِيِّ رَجُلٌ فَرَأَى أَصْحَابُ رَسُولِ اللهِ مِنْ جَلَدِهِ وَنَشَاطِهِ فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، لَوْ كَانَ هَذَا فِي سَبِيلِ اللهِ. فَقَالَ رَسُولُ اللهِ : إِنْ كَانَ خَرَجَ يَسْعَى عَلَى وَلَدِهِ صِغَارًا فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللهِ، وَإِنْ كَانَ خَرَجَ يَسْعَى عَلَى أَبَوَيْنِ شَيْخَيْنِ كَبِيْرَيْنِ فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللهِ، وَإِنْ كَانَ خَرَجَ يَسْعَى عَلَى نَفْسِهِ يُعِفُّهَا فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللهِ، وَإِنْ كَانَ خَرَجَ يَسْعَى رِيَاءً وَمُفَاخَرَةً فَهُوَ فِي سَبِيلِ الشَّيْطَانِ

Seseorang telah melewati Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam maka para sahabat Nabi melihat keuletan dan giatnya, sehingga mereka mengatakan: “Wahai Rasulullah, seandainya ia lakukan itu di jalan Allah. "Maka Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: 

“Bila ia keluar (rumah) demi mengusahakan untuk anak-anaknya yang kecil maka ia berada di jalan Allah.

Bila ia keluar demi mengusahakan untuk kedua orangtuanya yang telah berusia lanjut maka ia berada di jalan Allah.

Bila dia keluar demi mengusahakan untuk dirinya sendiri agar terjaga kehormatannya maka ia berada di jalan Allah.

Namun bila dia keluar dan berusaha untuk riya’ (mencari pujian orang) atau untuk berbangga diri, maka ia berada di jalan setan."

(Shahih lighairihi, HR. At-Thabarani. Shahih At-Targhib, 2/141 no. 1692)

 
;